Kementerian Luar Negeri AS telah membentuk tim yang mengurus evakuasi. Di tahap pertama akan dievakuasi sampai 2.500 orang. Mereka akan ditampung di pangkalan AS di luar Afghanistan sementara menunggu visa terbit.
Oleh
kris mada
·4 menit baca
WASHINGTON, KAMIS — Warga Afghanistan yang membantu pasukan Amerika Serikat dan sekutunya selama pendudukan 20 tahun terakhir akan segera dievakuasi. Washington mengumumkan rencana evakuasi setelah ada tekanan dari sejumlah pihak.
Dalam konferensi pers pada Rabu (14/7/2021) sore waktu Washington atau Kamis dini hari WIB, juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, mengumumkan operasi ”Pengungsi Sekutu” akan segera dimulai. Operasi itu bertujuan mengevakuasi warga Afghanistan yang membantu pasukan sekutu untuk keluar dari Afghanistan.
”Kami bekerja sama dengan Kongres untuk mengubah aturan agar bisa mempercepat proses pengesahan visa. Jelas, ada beberapa lembaga. Kami ingin memastikan upaya percepatan ini dan bekerja semangkus mungkin,” tuturnya.
Psaki menyebut, fokus utama adalah warga yang pernah menjadi penerjemah bagi pasukan sekutu. Peran mereka vital dalam operasi sekutu selama pendudukan Afghanistan dalam 20 tahun. Setelah sekutu keluar, nyawa mereka terancam. Oleh Taliban dan kelompok penentang Pemerintah Afghanistan, mereka dicap sebagai pengkhianat.
Sejumlah anggota Kongres AS, pensiunan tentara, dan organisasi masyarakat selama berbulan-bulan mendesak Washington membantu evakuasi mereka. Desakan juga disampaikan mantan Presiden AS George W Bush, yang memerintahkan penyerbuan ke Afghanistan pada 2001. Secara terbuka, ia mengaku cemas atas nasib para penerjemah itu. ”Mereka ditinggalkan untuk dibantai oleh orang-orang kejam,” katanya.
Sejak mantan Presiden AS Donald Trump bersepakat dengan Taliban pada Februari 2020 soal penarikan pasukan AS, nasib mereka tidak kunjung dibahas. Bahkan, sampai AS mengosongkan pangkalan udara Bagram yang merupakan markas utama sekutu di Afghanistan pun nasib mereka tidak kunjung dibahas.
Kini, akhirnya ada kejelasan nasib mereka. Washington berencana memulai evakuasi pada pekan terakhir Juli 2021. Para pemohon yang sudah memasukkan berkas akan mendapat prioritas. ”Kami berusaha (mengevakuasi) sebanyak mungkin,” kata Psaki sembari menolak menyebut berapa sasaran operasi itu.
Seorang pejabat AS yang menolak diungkap namanya menyebut, untuk tahap pertama akan dievakuasi sampai 2.500 orang. Mereka akan ditampung di berbagai pangkalan AS di luar Afghanistan sementara menunggu visa terbit. Setelah visa terbit, mereka bisa masuk AS. Washington berencana menyewa pesawat untuk mengevakuasi mereka.
Kementerian Luar Negeri AS telah membentuk tim yang mengurus evakuasi. Mantan Duta Besar AS untuk Tajikistan dan Turkmenistan, Tracey Jacobson, memimpin tim itu. Ia juga membawahkan beberapa pejabat dari Kementerian Pertahanan dan Kementerian Keamanan Dalam Negeri. Wakil Penasihat Keamanan Dalam Negeri di Gedung Putih Russ Travers juga dilibatkan dalam tim itu.
Kesalahan
Terpisah, Bush menyebut penarikan pasukan sekutu dari Afghanistan sebagai kesalahan. Pada 2001, Bush memerintahkan penyerbuan ke Afghanistan. ”Saya takut perempuan dan anak remaja putri Afghanistan mengalami penderitaan tak terperi,” ujarnya.
Bush yakin, Kanselir Jerman Angela Merkel merasakan hal sama soal penarikan pasukan itu. Jerman salah satu negara yang ikut menduduki Afghanistan bersama AS. Seluruh pasukan Jerman telah ditarik dri Afghanistan pada awal Juli 2021.
Presiden AS Joe Biden memutuskan menerapkan kesepakatan Trump dengan Taliban soal penarikan pasukan AS dari Afghanistan. Sejak 2 Juli 2021, praktis sudah tidak ada lagi pasukan pendudukan AS di Afghanistan. Washington hanya menyisakan beberapa perwira untuk membantu tentara Afghanistan dan beberapa tentara untuk menjaga keamanan bangunan diplomatik AS di sana.
AS, antara lain, mengutus Brigadir Jenderal Curtis Buzzard untuk membantu pengelolaan dana bagi pasukan Afghanistan. Dana itu termasuk untuk operasi angkatan udara. Washington juga mengutus Laksamana Muda Peter Vesely untuk memimpin pasukan khusus pelindung Kedutaan Besar AS dan Bandar Udara Kabul.
Para panglima AS yang pernah dan masih bertanggung jawab pada operasi AS di Afghanistan menyebut, Taliban tidak mau solusi politik untuk menyelesaikan perang di Afghanistan. Taliban hanya mau berperang dan hal itu terus ditunjukkan selama bertahun-tahun. Bahkan, Taliban meningkatkan serangan ke berbagai lokasi pasukan pemerintah sejak AS dan sekutunya memulai penarikan pasukan dari Afghanistan.
Biden berkeras, sejak Osama bin Laden tewas pada 2011 di Pakistan dan sel Al Qaeda praktis tidak mampu melancarkan serangan besar, AS tidak punya alasan untuk terus di Afghanistan. Sayangnya, Washington dan sekutunya terus di sana sampai 10 tahun sejak Bin Laden tewas. ”Setiap kali ada pembahasan (penarikan pasukan), selalu ada permintaan setahun lagi. Terus seperti itu,” kata Biden beberapa waktu.
Biden mengingatkan, prajurit AS dalam gelombang pertama penyerbuan Afghanistan sudah punya anak dan sebagian punya cucu. Sebagian anak prajurit gelombang pertama sudah ditugaskan pula ke Afghanistan. ”Saya tidak mau perang ini diwariskan ke beberapa generasi,” ujarnya. (AFP/REUTERS)