Pasukan Afghanistan Kuasai Lagi Kota Dekat Perbatasan Turkmenistan
Pasukan Afghanistan berhasil merebut kembali kota Qala-i-Naw, dekat perbatasan Turkmenistan, dari Taliban. Namun, Taliban belum mundur dari pinggiran kota itu.
Oleh
Pascal S Bin Saju
·3 menit baca
KABUL, KAMIS — Pasukan Pemerintah Afghanistan, Kamis (8/7/2021), merebut kembali kendali atas ibu kota Provinsi Badghis yang diserbu Taliban sehari sebelumnya. Sedikitnya 69 anggota Taliban tewas dalam operasi di tepi Qala-i-Naw, ibu kota provinsi yang berbatasan dengan Turkmenistan itu.
Sebagian penduduk kota Qala-i-Naw dilaporkan telah melarikan diri dari rumah-rumah mereka. Sementara sebagian lain lagi mengunci diri di dalam rumah mereka. Sebelumnya, pertempuran di kawasan berlangsung lebih dari 24 jam. Angkatan Udara Afghanistan terlibat dalam pertempuran tersebut. Mereka melancarkan serangan udara atas posisi Taliban.
Kementerian Pertahanan Afghanistan menegaskan, ratusan tentara pendukung telah dikerahkan ke wilayah itu. Meski demikian, beberapa pertempuran kecil masih berlanjut di pinggiran kota Qala-i-Naw. Anggota Taliban juga masih berkeliaran memantau beberapa sudut kota.
”Taliban masih berkeliaran di kota ini,” kata Aziz Tawakoli, warga kota Qala-i-Naw. ”Anda dapat melihat mereka mondar-mandir di jalanan dengan sepeda motor mereka.”
Menurut Tawakoli, lebih dari 75.000 penduduk setempat telah meninggalkan rumah mereka. Para pengungsi itu menuju ke distrik tetangga atau ke Herat, ibu kota Provinsi Herat. ”Toko-toko tutup dan hampir tidak ada orang di jalan-jalan,” kata Tawakoli.
Anggota Dewan Provinsi Badghis, Zia Gul Habibi, mengatakan bahwa Taliban mengalami kekalahan besar. Namun, sebagain pasukan Taliban masih mengepung kota itu. ”Semua distrik berada di bawah kendali mereka. Warga benar-benar ketakutan,” katanya.
Parisila Herawai, seorang aktivis hak di Qala-i-Naw, menyatakan keprihatinannya terhadap keselamatan perempuan dan anak-anak. ”Ini adalah situasi darurat bagi semua wanita, terutama para aktivis,” katanya. ”Jika Taliban mengambil alih kota, kami tidak akan bisa bekerja.”
Pasukan Taliban, Rabu, menyerbu ibu kota Provinsi Badghis dan menduduki gedung-gedung pemerintah di kota itu. Mereka juga menguasai kantor-kantor penting, termasuk kantor pemerintahan provinsi. Kontrol yang dicapai Taliban terjadi ketika pasukan asing mulai keluar dari Afghanistan. Kota ini menjadi ibu kota provinsi besar pertama yang berhasil ditembus oleh Taliban dalam serangan terbaru mereka.
”Kota ini sudah sepenuhnya (kembali) di bawah kendali kami. Kami sedang melakukan operasi melawan Taliban di pinggiran kota,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan, Fawad Aman.
Namun, dalam pertempuran terbaru, pasukan pemerintah berhasil memberi tekanan pada Taliban. Kementerian Pertahanan mengatakan, 69 anggota Taliban tewas dalam operasi terbaru di tepi Qala-i-Naw. Dalam cuitannya di Twitter, Kementerian Pertahanan mengatakan, sejumlah besar senjata dan amunisi Taliban disita oleh pasukan pemerintah.
Pejabat keamanan Barat mengatakan, Taliban telah merebut lebih dari 100 distrik di Afghanistan. Taliban mengklaim menguasai lebih dari 200 distrik di 34 provinsi yang mencakup lebih dari separuh negara. Kota-kota utama dan ibu kota provinsi tetap berada di bawah kendali pemerintah.
Kubu Taliban telah unggul di beberapa wilayah selama berminggu-minggu. Mereka meningkatkan dan mempercepat serangan ketika Amerika Serikat mengosongkan pangkalan utamanya di Bagram, Afghanistan. Pengosongan itu secara efektif mengakhiri intervensi yang dimulai dengan penggulingan kekuasaan Taliban pada tahun 2001.
Kemajuan Taliban sangat dramatis di sejumlah provinsi di Afghanistan utara. Pembicaraan damai intra-Afghanistan pun tersendat-sendat meski upaya mediasi kembali dicoba Iran dan membuahkan kemajuan positif. Iran berhasil mempertemukan kubu pemerintah dan pemberontak di Teheran, Rabu (7/7/2021).
Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Kamis, di Washington DC, dijadwalkan memberikan penjelasan terkait penarikan pasukan AS dari Afghanistan. Keputusan Biden untuk menarik penuh pasukan AS dengan batas akhir 11 September 2021 telah menimbulkan kekhawatiran akan pecahnya perang saudara.
Kelompok Human Rights Watch (HRW) mengatakan, para pemberontak Taliban telah memaksa warga untuk meninggalkan rumah-rumah mereka di wilayah yang dikuasainya di Afghanistan utara.
”Serangan pembalasan Taliban terhadap warga sipil yang dianggap telah mendukung pemerintah adalah peringatan. Dan peringatan itu tidak menguntungkan karena dapat membawa risiko kekejaman di masa depan,” kata Direktur Asosiasi HRW Patricia Gossman.
”Kepemimpinan Taliban memiliki kekuatan untuk menghentikan pelanggaran ini oleh pasukan mereka sendiri. Namun, belum ada indikasi bahwa mereka bersedia melakukannya,” katanya. (AFP/AP)