Di antara sejumlah hobi, aktivitas berjalan kaki atau berlari, membaca, dan berolahraga adalah kegiatan paling populer selama pandemi. Sebagian lainnya memilih aneka hobi, seperti berkebun, memasak, dan membuat kue.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
LONDON, JUMAT — Aneka hobi baru bermunculan, dipilih dan dijalani warga dunia sejak pandemi Covid-19. Bagai cendawan tumbuh selepas hujan, kemunculannya masif, tetapi kemudian surut dan bahkan sebagian kemudian lupa atau dilupakan. Seiring kebijakan pembatasan yang ditegakkan lagi, mungkin kini saatnya kembali bagi kita menengok ke dalam, memilih, memilah dan menekuni hobi-hobi itu lagi. Semata-mata demi mempertahankan dan meningkatkan kesehatan mental sekaligus fisik kita.
The Independent pada Maret 2021 melaporkan banyak orang dewasa di Inggris telah kembali beraktivitas lewat aneka hobi baru selama masa pembatasan. Mereka menekuni hal-hal yang belum atau jarang mereka lakukan sebelumnya. Mereka selama ini cenderung larut dalam kegiatan-kegiatan pokok mereka, yakni bekerja dan bekerja. Pilihan atas hobi itu sebelumnya hanya mereka lakukan di kala senggang.
Sebuah jajak pendapat terhadap 2.000 orang dewasa di Inggris menemukan lebih dari sepertiganya telah melakukan aktivitas baru sejak awal pandemi. Mayoritas telah memilih satu kegiatan paling tidak sebagai kegiatan baru mereka. Hal itu membantu mereka tetap tenang di tengah pandemi dan terlebih di tengah kebijakan pembatasan kegiatan warga.
Di antara sejumlah kegiatan, aktivitas berjalan kaki atau berlari, membaca, dan berolahraga adalah kegiatan paling populer. Sebagian lainnya memilih aneka hobi, seperti berkebun, memasak, dan membuat kue. ”Banyak dari kita memiliki lebih banyak waktu selama 12 bulan terakhir. Jadi, wajar saja jika kita mengisi waktu-waktu ini dengan mencoba hobi dan minat baru,” kata Sarah Dixon, wakil dari perusahaan Hozelock, yang menggagas penelitian soal kegiatan baru di tengah pandemi.
Dihadapkan dengan periode pembatasan sosial, warga telah menemukan kembali pentingnya berhubungan dengan demi kesejahteraan mental dan fisik mereka. Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Cities menyebutkan aktivitas berkebun baik bagi mereka yang menjalaninya.
Selama setahun terakhir, banyak dari kita yang mengandalkan kebun dan ruang hijau di pelataran kita lebih dari sebelumnya. Dihadapkan dengan periode pembatasan sosial, warga telah menemukan kembali pentingnya berhubungan dengan demi kesejahteraan mental dan fisik mereka. Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Cities menyebutkan aktivitas berkebun baik bagi mereka yang menjalaninya.
Penelitian terhadap lebih dari 6.000 penduduk Inggris menemukan bahwa orang yang sering berkebun (setidaknya dua atau tiga kali dalam sepekan) merasakan berkurangnya rasa stres dalam diri mereka. Mereka juga merasa lebih tenang dan sejahtera. Orang yang berkebun setiap hari memiliki skor kesejahteraan 6,6 persen lebih tinggi dan tingkat stres 4,2 persen lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak berkebun sama sekali.
Merujuk pada laporan Education Executive, penelitian baru itu, yang dilakukan Royal Horticultural Society (RHS) bekerja sama dengan University of Sheffield dan University of Virginia, menemukan bahwa hobi di luar ruangan telah terbukti meningkatkan kesehatan mental. Mereka yang memiliki masalah kesehatan menyatakan bahwa berkebun mengurangi episode depresi (13 persen), meningkatkan tingkat energi (12 persen), dan mengurangi stres (16 persen).
Studi ini juga menemukan bahwa berkebun dikaitkan dengan aktivitas fisik yang lebih besar. Hasilnya sebanding dengan yang terkait dengan kegiatan olahraga sehari-hari. Maka, hal itu mendukung gagasan bahwa berkebun baik untuk tubuh dan pikiran sekaligus.
”Menempatkan tangan kita di tanah mungkin merupakan unsur penting untuk menjaga kesehatan kita,” kata Sue Stuart-Smith, psikiater, psikoterapis, dan penulis The Well-Gardened Mind: Rediscovering Nature in the Modern World, kepada The Times. Ia mengutip pendapat ahli saraf, Christopher Lowry. Lowry menemukan bahwa bakteri yang biasa ditemukan di tanah dapat meningkatkan kadar serotonin di otak. Tidak hanya itu, penelitian lain menunjukkan bahwa bakteri ramah yang hidup di tanah dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh kita.
Kegiatan berkebun juga banyak ditekuni warga India selama penutupan wilayah diberlakukan. India menutup wilayah-wilayahnya seiring dengan upaya masif vaksinasi Covid-19. Ini semata guna menghadang laju gelombang kedua Covid-19 yang mematikan dan menjadi perhatian publik global.
Sebagaimana dilaporkan ANI, berkebun telah muncul sebagai hobi baru bagi kaum muda di Jammu dan Kashmir. Seorang pengusaha sekaligus florikultura dari Srinagar, Shahid Bhat, mengatakan, florikultura dan berkebun adalah tren yang muncul di lingkungan tempat tinggalnya. ”Ini adalah tren yang muncul di Kashmir. Sebelumnya memang ada pameran bunga di Kashmir, tetapi sekarang permintaan meningkat dan orang-orang menuntut tanaman langka,” ujarnya seraya mengatakan pasar tanaman aneka bunga meningkat hingga 75 persen belakangan.
Di Toronto lain lagi. Sejumlah warganya memilih hobi memasak atau membuat kue. Beberapa di antaranya bahkan memeroleh berkah setelahnya, yakni menekuni hobi itu sebagai lahan bisnis. Seiring pelonggaran pembatasan, mereka dapat menjajakan kue-kue hasil kreasi mereka, baik secara daring maupun luring.
Kunal Khosla (32), warga Toronto, kepada media setempat Toronto Observer, mengaku tidak sengaja menemukan dan akhirnya menekuni hobinya. Ia sedang nongkrong di apartemennya dengan seorang teman di hari-hari awal pandemi. Tanpa melakukan apa-apa, dan terinspirasi oleh unggahan di Instagram, mereka memutuskan membuat piza. Dari situ, keduanya lalu membuka usaha pemesanan piza bernama Home Baker.
Pengarang buku Jessica Powell dalam salah satu artikelnya di The New York Times mengatakan, seluruh warga dunia mungkin membutuhkan sesi terapi kolektif ketika pandemi Covid-19 berakhir. Sebab, disadari warga mengalami aneka tekanan akibat pandemi. Di tengah kegiatan yang dilakukan di tengah pandemi, termasuk hobi, Powell menilai kegiatan-kegiatan itu dan proses suka duka dalam menjalaninya akan tetap berguna meskipun pandemi telah usai kelak. Oleh karena itu, mungkin saat-saat ini menjadi saat yang tepat bagi kita untuk kembali menengok taman kecil atau berkegiatan di dapur mungil rumah kita.