Kluster Piala Eropa, WHO Minta Pengawasan UEFA Lebih Ketat
UEFA didesak memperkat aturan bagi para pendukung yang hadir di stadion jelang partai perempat final Piala Eropa 2020 setelah ditemukan 2.000-an kasus Covid-19. Rusia bersikap seadanya, Italia melarang ”hooligan”.
Oleh
Mahdi Muhammad
·4 menit baca
GENEVA, JUMAT — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan pemantauan yang lebih baik pada pertandingan tersisa Piala Eropa 2020 setelah terjadi sejumlah kasus yang melibatkan para penonton perhelatan empat tahunan itu. Selain itu, Eropa juga tengah berhadapan dengan kenaikan jumlah infeksi.
Direktur WHO untuk Wilayah Eropa Hans Kluge memperingatkan tentang kemungkinan adanya gelombang baru di Eropa terkait kluster Piala Eropa. ”Kecuali tetap disiplin, kita bisa dianggap sebagai penyebar super. Saya berharap hal itu tidak terjadi. Namun, kita tidak bisa menutup mata dan mengecualikannya,” kata Kluge, Kamis (1/7/2021).
Menteri Dalam Negeri Jerman Horst Seehofer menyebut badan sepak bola Eropa (UEFA) sama sekali tidak bertanggung jawab karena mengizinkan kerumunan besar. Dia menilai UEFA tidak sensitif terhadap situasi pandemi saat ini. ”Saya menduga ini terjadi karena komersialisme,” katanya.
WHO menyatakan, terjadinya kerumunan penonton perhelatan sepak bola empat tahunan itu di berbagai kota di seluruh Eropa, khususnya tuan rumah Euro 2020, telah mendorong kenaikan jumlah kasus hingga 10 persen. Penurunan jumlah kasus yang terjadi 10 minggu sebelum perhelatan dimulai telah berakhir.
Seehofer meyakini, pertandingan dengan 60.000 penonton—seperti Puskas Arena, Hongaria, dan juga direncanakan untuk semifinal dan final di Stadion Wembley, London—pasti akan mendorong penyebaran Covid-19. Dia mengkhawatirkan tentang potensi kenaikan infeksi apabila hal itu tetap dibiarkan.
Kekhawatiran bahwa Piala Eropa menjadi kluster baru penyebaran terjadi setelah otoritas kesehatan Skotlandia menyatakan sekitar 2.000 orang yang datang menyaksikan turnamen itu terinfeksi. Sebanyak 1.294 orang diketahui telah melakukan perjalanan ke London dan 397 orang pergi ke Wembley untuk menyaksikan laga Inggris menghadapi Skotlandia.
Selain Skotlandia, otoritas kesehatan Finlandia menyatakan lebih dari 300 warga terinfeksi saat mendukung tim mereka berlaga di Euro 2020.
Pada Kamis (1/7/2021), angka kematian di Rusia mencapai 672 orang akibat infeksi, angka kematian yang tinggi selama tiga hari terakhir. Kota Saint Petersburg, yang akan menjadi tuan rumah laga perempat final antara Spanyol dan Swiss pada Jumat (2/7/2021), menjadi penyumbang kematian terbanyak di Rusia dengan 115 kasus kematian akibat Covid-19.
Meski ada lonjakan angka kematian, panitia penyelenggara akan tetap melaksanakan perhelatan itu sesuai dengan rencana. Stadion Krevtovsky di Saint Petersburg yang akan menjadi lokasi pertandingan diperbolehkan menampung sekitar 30.000 penonton atau setara dengan 50 persen dari kapasitas normal. Panitia hanya akan melakukan pengecekan suhu badan bagi para calon penonton, tidak ada persyaratan hasil tes PCR ataupun sertifikat vaksinasi.
Pemerintah Swiss memperkirakan akan ada 1.000 pendukung tim nasional mereka datang ke St Petersburg. Menteri Kesehatan Swiss Alain Berset memperingatkan, para pendukung timnas Swiss akan sangat bodoh untuk pergi tanpa terlebih dahulu divaksinasi.
”Tanpa divaksinasi, saya tidak akan pergi. Saya tidak akan pergi. Dan jika Anda divaksinasi, Anda bisa pergi. Namun, itu terkait dengan banyak risiko. Anda harus berhati-hati,” kata Berset.
Pendukung Inggris dilarang ke Italia
Sementara untuk laga perempat final antara Ukraina dan Inggris di Roma, Italia, akhir pekan ini, UEFA telah memutuskan untuk membatalkan semua tiket yang telah dijual kepada warga Inggris. Otoritas kesehatan Italia memperingatkan agar setiap pendukung sepak bola Inggris tidak mencoba menggunakan celah dalam pembatasan perjalanan Covid-19 untuk menyelinap ke Roma, bahkan jika mereka memiliki tiket.
Bulan lalu, Pemerintah Italia mewajibkan pengunjung yang datang ke Roma dan kota-kota lain di Italia untuk menjalani karantina selama lima hari, terutama yang dalam dua pekan sebelum keberangkatan ke wilayah Italia sempat mampir di Inggris. Sempat ada pengecualian bagi pengunjung yang melakukan perjalanan bisnis singkat atau hanya transit. Akan tetapi, Kedutaan Italia di London menyatakan warga Inggris tidak bisa hadir di Roma dengan kondisi apa pun.
”Fans yang berbasis di Inggris karena itu tidak boleh melakukan perjalanan ke Italia untuk menghadiri pertandingan pada Sabtu di Stadion Olimpico di Roma,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Pemeriksaan dilakukan saat orang memasuki stadion. Siapa pun yang ditemukan telah mengabaikan aturan karantina umum menghadapi denda hingga 3.000 euro, kata kementerian kesehatan.
UEFA mengatakan, 16.000 penggemar akan diizinkan masuk ke pertandingan pada Sabtu—25 persen dari total kapasitas. Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) menyatakan, mereka tidak menjual tiket apa pun melalui berbagai saluran bagi para pendukung tim nasional Inggris karena pembatasan perjalanan.
Inggris sedang berjuang melawan lonjakan infeksi yang disebabkan oleh varian Delta setelah pada Rabu (30/6/2021) melaporkan adanya 26.068 kasus baru. Italia, sebagai perbandingan, hanya mencatat 776 kasus harian.
Tim nasional sepak bola Swiss bermain melawan Spanyol di St Petersburg pada hari Jumat dan lebih dari 1.000 orang Swiss diperkirakan akan melakukan perjalanan ke kota Rusia untuk menonton pertandingan. (AFP/REUTERS)