Gelombang panas melanda Kanada dan Amerika Serikat pada hari-hari ini. Situasinya lebih buruk dari biasanya. Warga berlindung di gedung-gedung berpendingin yang disiapkan pemerintah. Ratusan warga dilaporkan meninggal.
Oleh
Luki Aulia
·5 menit baca
Bersama keluarga, masyarakat Kanada antre memasuki kolam renang untuk mengusir hawa panas. Sejak gelombang panas melanda Kanada, pemerintah setempat segera menyediakan 25 gedung berpendingin di sejumlah lokasi di ibu kota Vancouver sebagai tempat berlindung bagi masyarakat dari sengatan panas yang mematikan. Di dalam salah satu gedung, terlihat warga tengah bersantai dengan berbaring saja, membaca buku, dan bekerja di laptop.
”Kami pernah mengalami gelombang panas, tetapi tidak separah seperti sekarang. Saya kaget, ternyata banyak yang meninggal,” kata Lou, Rabu (30/6/2021). Lou memilih bekerja dari gedung berpendingin tersebut karena di rumahnya tak ada mesin pendingin suhu ruangan alias AC, hanya kipas angin.
Peter Lohuaro (70) yang ikut mendinginkan diri di dalam gedung itu mengaku tak bisa berolahraga lari atau bersepeda lagi karena suhu di luar terlalu panas. Padahal, ia sudah sering berolahraga di daerah-daerah yang sangat panas, seperti Lembah Kematian di California, Amerika Serikat.
”Namun, di sini jauh lebih panas sekarang. Mereka yang tinggal di apartemen tanpa AC atau menghadap ke selatan harus pindah ke hotel. Kalau tidak, pasti menderita,” ujarnya.
Selama beberapa hari terakhir ini, wilayah Lytton, tiga jam dari Vancouver, diterjang gelombang panas hingga mencapai rekor 49,5 derajat celsius. Ini sudah melampaui rekor di Kanada sepanjang sejarah. Akibatnya, ratusan orang dilaporkan meninggal. Para ahli meteorolog memperingatkan kondisi cuaca akan semakin ekstrem.
Layanan Koroner British Columbia menemukan 486 kasus ”kematian mendadak” antara hari Jumat dan Rabu lalu. Sebelumnya, terdapat 165 kasus. Sampai saat ini masih dikaji jumlah kematian yang disebabkan oleh gelombang panas.
Guna membantu mendinginkan suhu dalam rumah warga, para petugas pemadam kebakaran keliling menyemprotkan air ke setiap genting rumah. ”Rasanya panas sekali di dalam rumah. Beruntung tetangga kami baik-baik, kami dipinjami kipas angin. Anak-anak saya nangis terus karena kepanasan,” kata Ashley Vaughan.
Badan Meteorologi Kanada menjelaskan, cuaca ekstrem yang terjadi saat ini merupakan akibat dari kubah panas ekstrem di wilayah Pasifik Barat Laut. Ini sebenarnya fenomena musim panas yang biasa, tetapi belum pernah sepanas ini dan datangnya pun lebih cepat. Bencana ini, seperti perkiraan sejumlah ahli, merupakan bagian dari dampak perubahan iklim.
”Sudah sesuai ilmu perubahan iklim. Gelombang panas yang lebih intensif dengan durasi lebih lama dan panas yang lebih ekstrem,” kata pakar meteorologi di Lingkungan Kanada, Terri Lang.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau memperingatkan risiko meluasnya kebakaran hutan akibat gelombang panas ini. Sebanyak 250 warga Lytton sudah dievakuasi setelah kebakaran hutan melanda wilayah itu.
”Seluruh kota seperti terbakar dan (kejadiannya) cepat sekali. Semula hanya terlihat asap dari kejauhan, tiba-tiba hanya dalam 15 menit ada api di mana-mana,” kata Wali Kota Lytton, Jan Polderman.
Kondisi di AS juga tak jauh berbeda. Naiknya suhu di daerah lembah, pegunungan, dan gurun di California dikhawatirkan akan kembali memicu kebakaran hutan. Presiden AS Joe Biden khawatir tahun ini kebakaran hutan akan lebih parah ketimbang tahun lalu yang menghanguskan lebih dari 4 juta hektar hutan.
Para ahli menjelaskan, gelombang panas yang melanda AS barat dan Kanada selama sepekan terakhir ini bisa terjadi tanpa perlu ada perubahan iklim. Namun, skalanya menjadi separah sekarang karena adanya perubahan di atmosfer. ”Ini gelombang panas paling ekstrem yang pernah terjadi di Bumi,” kata pakar iklim di University of California Los Angeles (UCLA), Daniel Swain.
Fenomena yang menyebabkan panas terik ini disebut dengan kubah panas. Kubah panas terbentuk ketika udara panas terperangkap oleh ruang yang bertekanan tinggi. Kemudian, udara panas itu didorong kembali ke tanah dengan suhu yang lebih panas. ”Seperti semacam pompa sepeda. Kalau kita memompa sepeda, anginnya menghangat,” kata Guru Besar Ilmu Atmosfir di Oregon State University Philip Mote.
Apalagi, Swain menambahkan, belakangan ini kekeringan melanda wilayah Kanada dan Amerika Utara selama berminggu-minggu. Ini diduga memperkuat kubah panas karena energi sinar matahari tidak lagi berfungsi menguapkan air, tetapi lebih banyak menghangatkan atmosfer. ”Jadi, perubahan iklim jelas ada kontribusinya. Sulit untuk memprediksi seberapa sering gelombang panas seperti ini akan terjadi. Yang jelas, pasti akan terjadi lagi,” kata Swain.
Kondisi tersebut menghalangi terbentuknya awan sehingga memperbanyak radiasi dari matahari ke bumi. Ahli iklim di Universitas Washington, Karin Bumbaco, mengatakan, kondisi seperti ini kerap terjadi dan polanya juga sama seperti gelombang panas sebelumnya. Hanya saja, kali ini lebih kuat dari biasanya dan belum diketahui penyebabnya.
Untuk mengetahui secara pasti penyebabnya, perlu penelitian lebih lanjut. Namun, menurut Bumbaco, paling tidak ada beberapa komponen perubahan iklim global yang ikut berkontribusi memperparah gelombang panas. ”Masuk akal kalau perubahan iklim memperparah gelombang panas,” ujarnya.
Pakar iklim di Institut Breakthrough, Zeke Hausfather, menjelaskan, gelombang panas akan tetap saja melanda di wilayah Pasifik Barat Daya tanpa perlu ada perubahan iklim. ”Iklim ini sebenarnya menjadi seperti steroid untuk cuaca. Bisa memperburuk cuaca menjadi lebih ekstrem, tetapi bisa juga tidak,” ujarnya.
Hausfather juga khawatir, meski dunia berhasil membuat tingkat emisi mendekati nol atau bahkan nol pun, dunia tidak akan bisa menjadi dingin kembali. Untuk itu, berbagai negara harus mempersiapkan diri menghadapi yang terburuk.
Para ahli menekankan perlunya dunia beradaptasi untuk jangka menengah dengan melengkapi rumah atau bangunan dengan AC sekalipun AC melepaskan emisi berbahaya dalam jangka panjang. Selain itu juga perlu memikirkan kembali bentuk struktur bangunan yang tidak menahan panas, tetapi memantulkan panas serta menanam vegetasi. Namun, dari semua usulan solusi itu, dalam jangka panjang yang terpenting adalah mengurangi emisi global gas rumah kaca. (REUTERS/AFP/AP)