Hampir 5.000 Orang di India Disuntik Memakai Vaksin Covid-19 Palsu
Polisi India tengah menyelidiki kasus pemberian vaksin Covid-19 palsu. Selain dilakukan oleh penipu kawakan, pemalsuan itu juga melibatkan beberapa oknum dokter.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·3 menit baca
MUMBAI, JUMAT — Di tengah-tengah krisis akibat pandemi Covid-19, masih ada segelintir orang yang mengambil kesempatan di dalam kesempitan. Hampir 5.000 orang di Mumbai dan Kalkuta, termasuk penyandang disabilitas, disuntik dengan vaksin Covid-19 palsu. Polisi telah menangkap para pelaku dan tengah mendalami kedua kasus ini.
Kasus penyuntikan vaksin palsu di kota Mumbai, Negara Bagian Maharashtra, pertama kali viral akibat unggahan dari bintang film sekaligus politisi Mimi Chakraborty pada hari Kamis (24/6/2021). Ia mendatangi salah satu posko vaksin itu dan melihat kejanggalan yang segera ia laporkan kepada polisi.
Berdasarkan keterangan Chakraborty kepada Telegraphs India, orang-orang yang disuntik itu tidak menerima sertifikat imunisasi Covid-19. Padahal, aturan di India dan seluruh dunia, begitu seseorang disuntik, mereka akan memperoleh sertifikat imunisasi Covid-19 melalui pesan singkat di telepon genggam. Setiap orang menerima tiga sertifikat, yakni dari penyuntikan dosis pertama, dosis kedua, dan sertifikat penutup yang menyatakan individu tersebut telah memperoleh imunisasi lengkap.
Vishal Takur, dari tim reserse kepolisian Mumbai, menerangkan, warga menerima sertifikat keesokan hari atau lusa. Sertifikat itu dikeluarkan oleh tiga rumah sakit yang berbeda, padahal sejumlah orang yang diimunisasi adalah satu keluarga. Polisi kemudian mengecek ke rumah sakit tersebut dan ketiga-tiganya mengaku tidak pernah membuka posko imunisasi Covid-19.
Ada 2.053 orang yang disuntik vaksin palsu, yang setelah diteliti ternyata adalah cairan saline atau larutan garam dengan air yang disuling. Larutan itu dimasukkan ke ampul bekas vaksin AstraZeneca yang di India diedarkan dengan merek dagang Covishield. Polisi tengah menyelidiki cara pelaku memperoleh wadah vaksin bekas ini.
”Kami sudah menangkap 10 orang dan dua di antaranya adalah dokter,” kata Takur. Para pelaku membuka posko imunisasi mandiri yang setiap kali suntik dikenai biaya 1.260 rupee.
Sementara itu, di Kalkuta, Negara Bagian Bengal Barat, sebanyak 2.000 orang, termasuk 250 penyandang disabilitas, juga disuntik dengan vaksin Covid-19 palsu. Polisi setempat telah mengamankan pelaku yang bernama Debanjan Deb. Ia ternyata berpengalaman menjalankan bisnis tipu-menipu.
Apabila di Mumbai para penjahat memakai larutan air garam, di Kalkuta, Deb menipu warga dengan menyuntikkan cairan antibiotik Amikacin Sulphate 500 miligram. Label di botolnya ditempeli label bertuliskan Covishield. Obat ini lazim dipakai mengobati infeksi akibat penyakit dalam.
Juru bicara Kepolisian Kolkata, Atin Gosh, mengatakan, mereka sedang menyelidiki cara Deb bisa memperoleh cairan Amikacin Sulphate dalam jumlah banyak. Dalam pemeriksaan terungkap, Deb berpengalaman menjalankan sejumlah bisnis penipuan, seperti lembaga swadaya masyarakat abal-abal bernama Urban Development yang melarikan uang donatur, serta biro penyaluran tenaga kerja yang melarikan uang klien.
Pejabat Dinas Kesehatan Kalkuta Debashis Barui mengatakan, belum diketahui efek samping penyuntikan Amikacin Sulphate kepada orang yang tidak mengalami infeksi. Oleh sebab itu, pemerintah membuka posko pemantauan korban kalau-kalau ada komplikasi yang muncul.
India tengah berjuang menghadapi gelombang kedua pandemi Covid-19. Laporan Kementerian Kesehatan India mengungkapkan, dalam 24 jam terakhir ada 51.667 kasus baru. Krisis ini dipakai orang-orang yang hendak mencari keuntungan dengan cara haram.
Pada awal Mei, polisi membekuk komplotan yang menjual tabung oksigen palsu di tengah banyaknya warga yang sekarat akibat kekurangan suplai oksigen. Komplotan ini mengecat tabung pemadam api bekas dengan warna hitam dan memasarkannya sebagai tabung oksigen, padahal tidak ada isinya. (AFP/REUTERS)