Jasad Firaun II, raja Mesir Kuno, yang masih utuh dari kaki hingga kepala meski sudah 3.000 tahun lebih, menjadi daya tarik pengunjung Museum Nasional Peradaban Mesir, Fustat, Mesir. Ada decak kagum saat melihatnya.
Oleh
MUSTHAFA ABD RAHMAN, DARI KAIRO, MESIR
·5 menit baca
Pengalaman pada Minggu (13/6/2021) siang itu sungguh sulit dilupakan. Ada decak kagum yang tak bisa disembunyikan. Di depan mata tampak jasad Firaun II (Ramses II) dengan rambut warna pirang pekat terbaring kaku dalam kotak kaca. Seluruh tubuhnya dengan tinggi 1,8 meter dalam bentuk mumi (mayat yang diawetkan) itu berwarna kehitaman dan masih utuh dari kaki hingga kepala.
Siapa pun kini bisa melihat langsung jasad Firaun II terbaring di Museum Nasional Peradaban Mesir (The National Museum of Egyptian Civilisation/NMEC) di kawasan Fustat, Kairo, Mesir. Bersama jasad 21 firaun, sebutan gelar bagi raja-raja Mesir Kuno, jasad Firaun II pada 3 April dipindahkan dari Museum Nasional Mesir di Alun-alun Tahrir ke NMEC di Fustat, selatan pusat kota Kairo, yang dulu menjadi ibu kota pertama Mesir di bawah kekuasaan Islam.
Sejak dibuka untuk umum mulai 13 April, NMEC menjadi tujuan baru turis asing dan warga Mesir. NMEC terdiri dari lantai dasar dan bawah tanah. Lantai dasar di sisi kanan untuk memajang peninggalan Mesir Kuno, sedangkan sisi sebelah kiri untuk memajang peninggalan Islam abad pertengahan. Adapun 22 jasad raja dan ratu dari dinasti Mesir Kuno, termasuk jasad Firaun II, di lantai bawah tanah.
Pengunjung diperbolehkan menyentuh kotak kaca tempat Firaun II berbaring, tetapi dilarang keras memotret jasad para raja dan ratu Mesir Kuno itu. ”Luar biasa, di sini kita bisa melihat langsung jasad-jasad raja dan ratu pada era Mesir Kuno yang masih utuh. Padahal, jasad-jasad itu sudah berusia 3.000 sampai 3.500 tahun,” ujar Atef Muslim (65), warga Mesir yang mengunjungi NMEC.
”Dengan mengunjungi museum ini, kita bisa menyaksikan peradaban Mesir yang luar biasa. Saat bangsa lain ketika itu mungkin belum ada di muka bumi ini, peradaban bangsa Mesir sudah sangat maju,” lanjutnya.
”Rumah saya tidak jauh dari museum ini. Saya jadi bangga sekarang bertetangga dengan raja-raja pada era Mesir Kuno,” kata Muslim sambil tertawa.
Atef Muslim adalah salah seorang dari ribuan warga Mesir dan turis asing yang setiap hari memadati NMEC untuk melihat langsung jasad raja dan ratu dari dinasti Mesir Kuno. Menurut Kementerian Benda Purbakala Mesir, sebagian besar dari jasad itu berasal dari Kerajaan Baru yang memerintah Mesir tahun 1539-1075 sebelum Masehi.
Jejak Mesir Kuno
Mumi-mumi itu awalnya terkubur sekitar 3.000 tahun silam di makam-makam rahasia di Lembah Para Raja dan situs Deir el-Bahri. Dua lokasi ini dekat kota Luxor, sekitar 670 kilometer selatan Kairo. Setelah ditemukan dan dilakukan ekskavasi tahun 1881, mumi-mumi itu dibawa ke Kairo dengan perahu melalui Sungai Nil. Jasad Firaun II dibawa ke Paris pada 1976 untuk direstorasi para ilmuwan Perancis.
Jasad Firaun II yang berkuasa di Mesir pada 1279-1213 sebelum Masehi atau lebih dari 3.200 tahun silam itu pun utuh. Firaun II, yang juga terkenal dengan sebutan Firaun Agung atau Ramses Agung, adalah raja paling berkuasa pada era dinasti baru Mesir Kuno.
Nama Firaun II pun sangat terkenal, bukan hanya bagi warga Mesir. Kisahnya sering disebut dalam Al Quran bersama Nabi Musa AS. Dikisahkan, Firaun II adalah raja yang sangat kuat sekaligus kejam. Bahkan, ia mengaku sebagai Tuhan yang harus disembah oleh segenap rakyat Mesir saat itu.
Nabi Musa diutus dan diperintah oleh Allah SWT untuk menyelamatkan kaumnya dan menyadarkan Firaun II. Namun, Firaun II menolak. Ia dan bala tentaranya malah mengejar Nabi Musa dan pengikutnya untuk membunuhnya. Ketika Nabi Musa dan rombongan mencapai Laut Merah, Allah SWT memerintahkan Nabi Musa untuk memukulkan tongkatnya ke air laut, lalu tongkat itu membelah laut menjadi dua.
Nabi Musa AS dan rombongannya melewati dasar laut yang kering, sedangkan Firaun II dan bala tentaranya terus mengejar Nabi Musa. Saat Nabi Musa sudah tiba di daratan dan Firaun II masih di tengah lautan, Allah SWT mengembalikan lautan seperti semula sehingga Firaun II dan bala tentaranya tenggelam di dasar laut. Begitulah cerita Firaun II yang diabadikan di Al Quran.
Sebagai salah satu sumber kebanggaan warga Mesir, keberadaan jasad para raja Mesir Kuno itu menjadi daya tarik para turis. Saat pemindahan 22 jasad mumi raja dan ratu dari dinasti Mesir Kuno pada 3 April, digelar acara kebesaran kenegaraan yang disaksikan langsung oleh Presiden Mesir Abdel Fatah el-Sisi.
Sebanyak 50 artis papan atas Mesir meramaikan dengan bernyanyi mengiringi konvoi kendaraan militer yang membawa jasad-jasad raja dan ratu Mesir Kuno itu. Sesampai di NMEC, 22 jasad raja dan ratu Mesir Kuno itu disambut dengan acara kemiliteran.
Peletakan batu pertama pembangunan NMEC di area 135.000 meter persegi itu dilakukan tahun 2002. NMEC dirancang sebagai salah satu museum peradaban terbesar di Mesir dan Timur Tengah yang memamerkan perjalanan peradaban Mesir dari era sebelum Masehi sampai era Mesir modern.
Sejak dibuka untuk umum, NMEC tak pernah sepi pengunjung. Hari Minggu lalu, misalnya, terlihat antrean panjang turis asing dan warga Mesir yang membeli tiket masuk museum NMEC. Tarif masuk bagi turis asing 200 pound Mesir (sekitar Rp 175.000) dan warga Mesir 60 pound Mesir (Rp 52.000). Parkir mobil dikenai tarif 30 pound Mesir (Rp 25.000).
”Sejak jasad raja dan ratu dari dinasti Mesir Kuno dipindah ke sini dari museum nasional di Tahrir pada 3 April lalu, pengunjung sangat ramai datang ke museum ini setiap hari, baik turis asing maupun warga Mesir,” ujar Muhammad (35), seorang pegawai perusahaan yang mengelola NMEC. (AP/AFP/SAM)