Pembunuh Wartawan Meksiko Dihukum 32 Tahun Penjara
Meksiko, selain Afghanistan dan Suriah, adalah negara paling berbahaya di dunia bagi para jurnalis. Lebih dari 100 jurnalis Meksiko telah dibunuh sejak tahun 2020.
Oleh
Pascal S Bin Saju
·4 menit baca
MEXICO CITY — Salah satu pembunuh wartawan ternama di Meksiko divonis 32 tahun dan 3 bulan penjara oleh hakim pengadilan Mexico City, Kamis (17/6/2021) waktu setempat atau Jumat (18/6/2021) dini hari WIB. Terdakwa, Juan Francisco Picos Berrueta, menerima hukuman berat karena membunuh Javier Valdez (50), wartawan dan pengkritik kartel narkoba.
Masa hukuman Berrueta merupakan yang tertinggi kedua setelah hukuman yang jatuhkan kepada Juan Carlos Moreno atau yang dikenal dengan nama El Larry, dalang pembunuhan Miroslava Breach, wartawan Meksiko pada tahun 2017. El Larry dijatuhi hukuman penjara selama 50 tahun pada Agustus 2020.
Seorang hakim pengadilan kota Meksiko memvonis penjara kepada Berrueta atas perannya sebagai salah satu pembunuh Valdez pada Mei 2017 di Culiacan, Negara Bagian Sinaloa, Meksiko utara. Janda Valdez, Griselda Triana, menyambut baik putusan itu, tetapi dia mengingatkan bahwa otak pembunuhan suaminya itu belum dituntut secara hukum.
”Vonis ini merupakan putusan hukum yang penting karena dapat menjadi preseden,” kata Triana. ”Pembunuhan itu terjadi jelas karena pekerjaannya sebagai jurnalis. Sekarang semua orang akan tahu bahwa ada hukuman terberat bagi orang yang melanggar kebebasan berekspresi,” katanya.
Valdez adalah pendiri surat kabar mingguan Riodoce dan bekerja untuk harian La Jornadas, media berbahasa Spanyol, di kota Meksiko. Dia juga adalah penulis sejarah terkemuka perang narkoba di Meksiko dan penulis artikel yang kritis terhadap geng-geng besar, termasuk kartel Sinaloa yang dipimpin Joaquin Archivaldo Guzman Loera alias ”El Chapo (Si Pendek)” Guzman.
Berrueta, yang dikenal sebagai ”El Quillo”, pekan lalu dituntut dengan hukuman 50 tahun penjara. Namun, dalam nota pembelaannya, dia mengaku tidak bersalah dan meminta hukuman lebih ringan. Hakim pengadilan pada Kamis kemarin memvonisnya dengan hukuman 32 tahun dan 3 bulan penjara karena semua bukti kejahatannya itu terpenuhi.
Tahun lalu, salah satu kerabat Berrueta, Heriberto Picos Barraza, dijatuhi hukuman 14 tahun dan 8 bulan penjara setelah mengaku terlibat dalam pembunuhan Valdez. Dia pernah menjadi sopir Berrueta dan tersangka lainnya, Luis Ildefonso Sanchez, yang terbunuh sebelum sempat ditangkap.
Dalam persidangan, terungkap bahwa ketiganya memiliki hubungan dengan gembong El Chapo Guzman, yang kini menjalani kehidupan di balik jeruji besi di AS. Jaksa menuduh pembunuhan itu dilakukan atas perintah Damaso Lopez Serrano, putra seorang mantan bawahan El Chapo, yang marah karena kritikan Valdez di sebuah artikel.
”Si Pendek” Guzman adalah mantan raja narkoba Meksiko yang memimpin kartel Sinaloa, organisasi kriminal yang namanya berasal dari daerah tempat berdirinya di Negara Nagian Sinaloa. Lopez Serrano, yang dijuluki ”Tuan Tidak Ada” dan kini sedang dipenjara di AS karena kejahatan perdagangan narkoba, membantah terlibat sebagai otak pembunuhan Valdez.
Jurnalis Valdez adalah kontributor AFP selama satu dekade. Salah satu bagian terakhir artikelnya adalah tentang perjuangan internal dalam kartel Sinaloa setelah penangkapan Guzman pada Januari 2016, sebelum raja obat bius itu diekstradisi ke AS.
Hukuman pengadilan kota Meksiko terhadap Berrueta dijatuhkan hanya beberapa jam setelah orang-orang bersenjata membunuh jurnalis lain, Gustavo Sanchez, di Negara Bagian Oaxaca, Meksiko selatan. Sanchez menjadi wartawan kedua yang dibunuh tahun ini.
Mayat jurnalis lain, Enrique Garcia, ditemukan pada hari yang sama di Negara Bagian Meksiko tengah. Kelompok peduli wartawan, Reporters Without Borders, mengatakan bahwa kematian Garcia belum jelas apakah terkait dengan pekerjaannya atau tidak dan masih didalami.
Kelompok Reporters Without Borders secara teratur menempatkan Meksiko, selain Suriah dan Afghanistan, sebagai negara paling berbahaya di dunia bagi para pekerja media. Lebih dari 100 wartawan telah dibunuh sejak tahun lalu di Meksiko. Penulis artikel kasus korupsi politik dan kartel obat bius rawan pembunuhan di Meksiko. Hanya sebagian kecil pelaku yang dihukum.
Valdez, yang ditembak mati di siang bolong di luar kantor surat kabarnya, adalah pemenang penghargaan bergengsi International Press Freedom Award. Penghargaan Breach-Valdez untuk jurnalisme dan hak asasi manusia juga diberikan untuk menghormati Valdez dan Breach. Penghargaan ini disponsori oleh kantor berita AFP dan PBB bersama dengan beberapa organisasi lain. (AFP)