Dalang Pembunuhan Wartawan Meksiko Dipenjara 50 Tahun
Selama ini, Meksiko, dinilai lembaga pemantau jurnalisme Reporters Without Borders, sebagai salah satu negara di dunia yang paling berbahaya bagi wartawan.
Oleh
Luki Aulia
·2 menit baca
MEXICO CITY, MINGGU —Juan Carlos Moreno, yang selama ini dikenal dengan nama El Larry, dalang pembunuhan wartawan Meksiko bernama Miroslava Breach pada tahun 2017, akhirnya dijatuhi hukuman penjara selama 50 tahun.
Keputusan pengadilan itu diumumkan pada Sabtu (22/8/2020) waktu Mexico City. Selama ini, Meksiko, dinilai lembaga pemantau jurnalisme Reporters Without Borders, sebagai salah satu negara di dunia yang paling berbahaya bagi wartawan.
Breach (54) yang meliput perang narkoba di Meksiko merupakan salah satu dari 11 wartawan yang tewas dibunuh pada 2017. Sejak tahun 2000, lebih dari 100 wartawan dibunuh dan lebih dari 90 persen kasus pembunuhan itu tidak terselesaikan.
Kejaksaan Meksiko menyebutkan hukuman penjara 50 tahun itu menetapkan preseden pada kasus-kasus yang melibatkan kejahatan terhadap kebebasan berekspresi. Sampai sejauh ini, hukuman penjara 50 tahun merupakan hukuman yang paling lama untuk kejahatan seperti ini.
Organisasi nonpemerintah Propuesta Civica yang bergerak di bidang perjuangan penegakan hak asasi manusia dan kebebasan berekspresi memuji langkah hukum itu dan menilai hukuman terhadap El Larry itu menunjukkan preseden penting dalam upaya melawan kejahatan terhadap wartawan.
”Kasus-kasus pembunuhan yang lain juga perlu diselidiki. Siapa saja yang terlibat dalam pembunuhan Breach juga harus diteliti terutama untuk melihat adanya keterlibatan pejabat pemerintah Chihuahua,” sebut pernyataan tertulis lembaga itu.
Breach yang menjadi wartawan kriminalitas dan politik di harian La Jornada dan Norte de Juarez ditemukan tewas di dalam mobilnya dengan luka tembakan di bagian kepala pada 23 Maret 2017 di Negara Bagian Chihuahua.
Tulisan-tulisannya terakhirnya mengungkapkan perang narkoba antara dua kubu di kartel narkoba Juarez.
Tim penuntut menyebutkan sebelum Breach dibunuh ada semacam surat ancaman berisi pesan-pesan intimidatif untuk membungkam kebebasan berpendapatnya.
Sampai saat ini aparat kepolisian masih meyakini Ramon Zavala yang menembak Breach. Masalahnya, Zavala pun ditembak seseorang pada akhir tahun 2017. Kasus ini juga tak selesai.
Pada tahun 2018, PBB dan kantor berita AFP memberikan penghargaan kepada wartawan-wartawan berdedikasi yang sudah mengorbankan dirinya untuk meliput pelanggaran HAM di Meksiko. Penghargaan ini untuk menghormati Breach dan wartawan lain yang juga dibunuh, Javier Valdez. (AFP)