Harga Bitcoin Turun Tajam, Kepercayaan Diri Investor Goyah
Pada April lalu, harga bitcoin menjulang dan menggapai level di atas 60.000 dollar AS untuk pertama kali. Namun, penurunan tajam harga bitcoin baru-baru ini telah membuat kepercayaan diri penggemarnya goyah.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
AP Photo/Kin Cheung
Bitcoin adalah salah satu mata uang digital yang semakin populer. Tampak salah seorang warga Hong Kong menggunakan ATM Bitcoin di Hong Kong, Jumat (8/12/2017).
NEW YORK, SELASA — Harga bitcoin turun tajam mendekati level psikologis 30.000 dollar AS atau Rp 428,31 juta pada Selasa (8/6/2021). Level serendah 30.000 dollar AS itu belum pernah ditembus bitcoin sejak Januari 2021. Penurunan tajam harga bitcoin terbaru kali ini pun menyeret mata uang-mata uang kripto lain di belakangnya.
Pada April lalu, harga bitcoin menjulang dan menggapai level di atas 60.000 dollar AS untuk pertama kali. Namun, penurunan harga mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar global itu baru-baru ini telah mengguncang kepercayaan diri di pasar. Bitcoin pernah merosot dan hampir menyentuh level 30.000 dollar AS pada bulan lalu. Level bitcoin yang ada saat ini hanya sekitar separuh dari level tertinggi sepanjang masa, yakni 64.870 dollar AS.
Pada Rabu (9/6/2021) dini hari WIB, harga bitcoin sempat berada di level terendah dalam satu hari, yakni 32.917 dollar AS per koin. Pergerakannya fluktuatif setelah sebelumnya sempat berada di level 31.501 dollar AS, level yang belum pernah tertembus sejak pertengahan Mei lalu. Mata uang kripto dengan kapitalisasi terbesar kedua, ethereum, turun 11,2 persen dan berada di level 2.361 dollar AS.
Kompas
Foto tertanggal 6 Mei 2021 menunjukkan fasilitas penambangan data bitcoin menggunakan sumber daya gas alam di sebuah pengilangan minyak di North Texas. Penurunan harga bitcoin telah menyeret hal yang sama atas aset-aset kripto lainnya.
”Angka-angka yang seharusnya mengejutkan untuk kinerja satu hari tidak lagi mengejutkan bagi kita yang berinvestasi di dunia kripto,” kata Hugh Shields, seorang analis di SpreadEx.com. Ia menyebut pergerakan pasar kripto saat-saat ini sebagai sebuah kondisi yang bersifat ”anomali”. Analis di Hargreaves Lansdown menyebutkan, langkah-langkah pemerintah di seluruh dunia untuk mengatur ruang kripto telah menyebabkan kekhawatiran di kalangan investor dan pelaku pasar kripto.
Tidak ada alasan konkret yang muncul untuk menjelaskan penurunan harga bitcoin terbaru. Namun, beberapa analis menunjuk penyitaan bitcoin senilai 2,3 juta dollar AS dari peretas oleh otoritas AS sebagai faktor yang mungkin jadi penyebabnya. Mantan Presiden AS Donald Trump juga menyebut bitcoin sebagai ”penipuan” yang ”bersaing dengan dollar AS” saat tampil di televisi Fox Business.
Mantan Presiden AS Donald Trump juga menyebut bitcoin sebagai ”penipuan” yang ”bersaing dengan dollar AS” saat tampil di televisi Fox Business.
Seiring dengan pemulihan pasar saham global setelah anjlok akibat pandemi Covid-19 pada dua bulan terakhir tahun 2020, harga bitcoin dan mata uang-mata uang kripto lain ikut terdorong naik. Minat investor profesional, mulai dari dana investasi hingga bank-bank besar di Wall Street, pun makin mendorong kenaikan harganya. Pabrikan kendaraan listrik Tesla juga mengaku telah menginvestasikan sebagian uang di dalamnya.
Data menunjukkan, sejak awal tahun 2020 hingga level puncaknya pada April 2021, harga bitcoin sudah melesat hampir 800 persen. Namun, sejak April hingga kini harga bitcoin sudah sempat turun lebih dari 50 persen dari level tertingginya sepanjang masa. Volatilitas yang kembali tinggi belakangan ini dengan kecenderungan tertekan harganya itu pun mengkhawatirkan sejumlah investor.
MICHAEL M. SANTIAGO/GETTY IMAGES/AFP
ATM bitcoin diletakkan di dalam toko tembakau Big Apple di New York City, Amerika Serikat, Senin (8/2/2021).
Perusahaan manajer investasi terkemuka di Inggris, Ruffer, yang memiliki reputasi tentang kehati-hatian, menyebabkan kegemparan ketika mengaku telah berinvestasi bitcoin pada November 2020. Namun, rupanya perusahaan itu mengaku telah melepaskan asetnya dalam bentuk kripto. Ruffer mengaku telah mengantongi keuntungan hingga 1,1 miliar dollar AS lewat aksi korporasinya tersebut.
Kekhawatiran keamanan
Kasus yang menimpa Colonial Pipeline Co di AS menyeruakkan kembali isu tentang keamanan terhadap aset semacam bitcoin. Departemen Kehakiman AS pada Senin menyatakan telah memulihkan sekitar 2,3 dollar AS juta uang tebusan aset kripto yang dibayarkan oleh Colonial Pipeline Co pada peretas Darkside. Ini adalah bentuk tindakan terhadap para peretas yang meluncurkan serangan siber AS yang paling mengganggu yang pernah tercatat.
Wakil Jaksa Agung Lisa Monaco mengatakan, para penyelidik telah menyita 63,7 bitcoin. Jumlah itu adalah besaran bitcoin yang dibayarkan Colonial setelah peretasan sistemnya pada bulan lalu. Peretasan itu menyebabkan kekurangan besar-besaran bahan bakar di pompa-pompa bensin di sepanjang Pantai Timur AS. Biro Investigasi Federal AS, FBI, disebut memiliki kunci pribadi untuk membuka dompet bitcoin yang telah menerima sebagian besar dana. Namun, tidak jelas bagaimana FBI mendapatkan akses ke kunci tersebut.
Pihak Colonial Pipeline mengatakan telah membayar para peretas hampir 5 juta dollar AS untuk mendapatkan kembali akses atas sistem perusahaannya. Penyitaan bitcoin adalah sesuatu yang jarang terjadi. Namun, pihak berwenang telah meningkatkan keahlian mereka dalam melacak aliran uang digital. Sebab, ransomware telah menjadi ancaman keamanan nasional yang kian berkembang dan menambah ketegangan pada hubungan antara AS dan Rusia.
Sejumlah masalah lain juga dinilai telah membebani mata uang kripto. Sebagaimana disebut CNBC, pelarangan atau penerbitan aturan terkait aset kripto ikut menjadi faktor penekan. Otoritas China, misalnya, pada bulan lalu menyerukan tindakan keras terhadap penambangan dan perdagangan kripto. Setelah menjadi pemain utama di pasar, China sejak itu bergerak untuk membasmi investasi spekulatif dalam mata uang kripto. Pemerintah China melarang metode penggalangan dana yang dikenal sebagai penawaran koin awal dan menutup bursa lokal. (AFP/REUTERS)