Kombinasi Virus Korona India dan Inggris Diteliti Lebih Lanjut
Vietnam mengonfirmasi 56 pasien baru Covid-19 pada Minggu (30/5/2021) siang. Hal tersebut menjadikan jumlah kasus Covid-19 melalui transmisi penularan domestik gelombang keempat di negara itu menjadi 3.893 kasus.
Oleh
BENNY D KOESTANTO/FRANSISCA ROMANA NINIK
·6 menit baca
HANOI, MINGGU — Otoritas Vietnam menyatakan telah mendeteksi varian baru virus korona yang merupakan kombinasi galur India dan Inggris. Virus ini disebutkan menyebar dengan cepat di udara. Varian baru virus korona itu belum diberi nama dan bakal diteliti lebih jauh. Kementerian Kesehatan Vietnam akan segera mengumumkan varian virus korona baru itu di peta genom global.
”Vietnam telah menemukan varian baru virus korona dengan karakteristik kombinasi dari dua varian yang pertama kali ditemukan di Inggris dan India. Varian baru ini merupakan varian India yang bermutasi, yang awalnya berasal dari Inggris, dan sangat berbahaya,” kata Menteri Kesehatan Vietnam Nguyen Thanh Long dalam rapat kabinet, seperti dikutip kantor berita Reuters, Minggu (30/5/2021).
Sebelumnya, Vietnam telah mendeteksi tujuh varian virus korona, yakni B.1.222, B.1.619, D614G, dan B.1.1.7 yang dikenal sebagai varian Inggris serta B.1351, A23.1, dan B.1.617.2 dari varian India. Long mengatakan, Vietnam akan segera memublikasikan data genom dari varian virus yang baru saja diidentifikasi. Menurut dia, varian itu lebih mudah menginfeksi dibandingkan dengan tipe sebelumnya.
Long mengatakan, virus korona yang diduga bertanggung jawab atas gelombang baru di Vietnam itu jauh lebih mudah menular, terutama di udara. Dikatakan bahwa kultur laboratorium dari varian baru virus itu menunjukkan virus mereplikasi diri dengan cepat. Kemungkinan inilah penjelasan mengapa begitu banyak kasus baru muncul di banyak tempat di negara itu dalam waktu singkat.
Setelah berhasil membendung penyebaran virus hampir sepanjang 2020, Vietnam bergulat dengan kenaikan kasus infeksi virus korona sejak akhir April 2021. Dari total 6.856 kasus, lebih dari separuhnya terjadi sejak akhir April. Sejauh ini dilaporkan 47 kematian akibat Covid-19.
Negara itu mengonfirmasi 56 pasien Covid-19 lainnya pada Minggu siang, menjadikan jumlah kasus Covid-19 melalui transmisi penularan domestik gelombang keempat di Vietnam menjadi 3.893. Provinsi Bac Giang, Bac Ninh, dan Hai Duong Utara masing-masing mencatat 45, 9, dan 1 kasus. Provinsi Long An yang berbatasan dengan Kota Ho Chi Minh mendeteksi 1 kasus.
Mutasi tambahan
Sejauh ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengidentifikasi empat varian virus SARS-CoV-2 yang melanda secara global. Keempat varian itu merupakan yang pertama kali muncul di India, Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil.
Sejauh ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengidentifikasi empat varian virus SARS-CoV-2 yang melanda secara global. Keempat varian itu merupakan yang pertama kali muncul di India, Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil.
”Saat ini, kami belum membuat kajian tentang varian baru virus yang dilaporkan di Vietnam. Kantor kami di Vietnam tengah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Vietnam dan kami masih menanti lebih banyak informasi,” kata Maria Van Kerkhove, Kepala Teknis WHO untuk Covid-19, dalam sebuah pernyataan.
Dari pemahaman WHO saat ini, varian yang terdeteksi di Vietnam adalah B.1.617.2, yang secara umum dikenal sebagai varian India, kemungkinan dengan tambahan mutasi. ”Bagaimanapun, kami akan memberikan informasi lebih jauh segera setelah kami menerimanya,” imbuh Van Kerkhove.
Saat ini, Vietnam masih berupaya mengamankan 10 juta dosis vaksin di bawah skema berbagi Covax, begitu juga 20 juta dosis vaksiN Pfizer dan 40 juta vaksin Sputnik V dari Rusia. Negara berpenduduk 98 juta jiwa ini baru menerima 2,9 juta dosis dan berniat mengamankan vaksin hingga 150 juta dosis tahun ini.
Temuan Vietnam ini memunculkan keprihatinan baru seiring laporan dari negara-negara yang mengalami kenaikan kasus positif Covid-19, terutama negara yang sebelumnya terbilang sukses membendung pandemi. Taiwan, Minggu, melaporkan 355 kasus infeksi domestik, termasuk 89 kasus dari hari-hari sebelumnya. Sementara Negara Bagian Victoria, Australia, juga melaporkan lima kasus lokal baru pada Minggu, hari ketiga karantina wilayah. Total kasus baru menjadi 40 kasus, termasuk salah satu pekerja di panti jompo di Melbourne.
Percepat vaksinasi
Sejumlah negara di Asia, seperti Malaysia, India, dan Korea Selatan, terus berupaya mempercepat laju vaksinasi Covid-19. Malaysia berencana mendirikan lebih banyak pusat vaksinasi besar dan mengarahkan dokter-dokter swasta. Adapun India dan Korea Selatan menambah serta mempercepat ketersediaan jumlah vaksin Covid-19.
Menteri Sains Malaysia Khairy Jamaluddin mengatakan, Pemerintah Malaysia akan mendirikan lima pusat vaksinasi besar lainnya di sekitar ibu kota Kuala Lumpur dan sedang mempertimbangkan dua di negara bagian utara Penang dan di Negara Bagian Johor. Pemerintah juga akan melatih dokter-dokter agar dapat menambah laju vaksinasi Covid-19. ”Sebelumnya tidak perlu (melibatkan swasta) karena pasokan vaksin tidak banyak. Seiring dengan peningkatan pasokan, kami ingin memfasilitasi klinik swasta, klinik (dokter umum), rumah sakit swasta untuk menggelar vaksinasi lewat program kita, secara gratis,” katanya.
Khairy menyatakan, pusat vaksinasi swasta di Malaysia dapat mengelola total 40.000 dosis vaksin Covid-19 sehari. Pemerintah menargetkan dapat meningkatkan vaksinasi harian menjadi 150.000 dosis. Saat ini kapasitas vaksinasi Covid-19 harian di Malaysia mencapai 107.000 dosis sehari.
Dari Mumbai dilaporkan, Pemerintah India menyatakan, India akan memiliki hampir 120 juta dosis vaksin Covid-19 yang tersedia untuk penggunaan rumah tangga pada Juni. Ini menandai lompatan signifikan dari 79,4 juta dosis yang tersedia pada Mei. India telah memberikan sekitar 212 juta dosis, terbanyak setelah China dan Amerika Serikat. Namun, dosis kedua vaksin Covid-19 baru diberikan bagi 3 persen dari total populasinya yang mencapai 1,35 miliar penduduk.
India pada Minggu melaporkan kenaikan harian terendah jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 dalam 46 hari, yakni 165.553 kasus selama 24 jam terakhir dengan jumlah kematian naik 3.460. Awal bulan ini seorang penasihat pemerintah negara itu mengatakan, lebih dari 2 miliar dosis vaksin Covid-19 kemungkinan akan tersedia di India antara Agustus dan Desember tahun ini. Negara itu baru-baru ini mulai meluncurkan vaksin Sputnik V Rusia, bersama dengan vaksin AstraZeneca yang diproduksi secara lokal di Serum Institute of India (SII) dan Covaxin yang dibuat oleh perusahaan lokal Bharat Biotech.
Sementara itu, di Seoul, Perdana Menteri Korea Selatan Kim Boo-kyum mengatakan, 1 juta dosis vaksin Covid-19 yang dikembangkan Johnson & Johnson (J&J) akan tiba pekan ini. Vaksin itu, menurut rencana, akan termasuk diberikan kepada 550.000 anggota militer Korsel. Hal itu adalah realisasi janji Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Pada pertemuan puncak pertamanya dengan Presiden Moon Jae-in awal bulan Mei, Biden berjanji akan memasok vaksin bagi tentara Korsel. Kedua pemimpin juga sepakat untuk menjalin kemitraan vaksin guna meningkatkan pasokan vaksin Covid-19 secara regional dan global. ”Kami berencana untuk memberikan vaksin kepada personel yang berhubungan dengan militer, termasuk pasukan cadangan dan korps pertahanan sipil, setelah menerbangkan mereka langsung dari AS,” kata Kim.
Kekurangan vaksin Covid-19 secara global dan penundaan pengiriman telah menimbulkan ketidakpastian atas vaksinasi di Korsel sebelumnya. Hal itu juga menambah tingkat skeptisisme publik atas target mencapai kekebalan kawanan pada November tahun ini. Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korsel mencatat, hingga Sabtu pekan lalu, sekitar 5,4 juta dari 52 juta penduduk negara itu telah menerima setidaknya dosis pertama vaksin Covid-19 sejak vaksinasi digelar pada akhir Februari lalu. (AP/AFP/REUTERS/BEN/FRO)