Airbus-Boeing Tingkatkan Produksi di Tengah Belum Pulihnya Rantai Pasokan
Manajemen Airbus menyatakan harapannya bahwa pasar pesawat komersial agar pulih ke tingkat sebelum Covid-19 antara tahun 2023 dan 2025.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
PARIS, KAMIS — Produsen pesawat terbang, Airbus, pada Kamis (27/5/2021) menyusul saingannya, Boeing Co, dengan menyatakan bakal meningkatkan produksi pesawat terbang komersial pada 2023. Peluang pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19 dalam jangka pendek dan menengah mendasari tekad itu. Namun, hal itu berhadapan dengan kondisi belum pulihnya rantai pasokan, khususnya untuk industri penerbangan global.
Pada awal pandemi Covid-19 tahun lalu, Airbus terpaksa harus memperlambat produksinya. Penutupan perbatasan antarnegara menyebabkan penurunan besar-besaran dalam layanan transportasi udara. Kondisi itu sangat merusak pendapatan maskapai penerbangan.
Manajemen Airbus menyatakan harapannya bahwa pasar pesawat komersial ”agar pulih ke tingkat sebelum Covid-19 antara tahun 2023 dan 2025, digerakkan oleh segmen (pesawat dengan) lorong tunggal”. Saham Airbus pun langsung melonjak di bursa efek Paris menyusul pengumuman tersebut. ”Sektor penerbangan mulai pulih dari krisis Covid-19,” kata Kepala Eksekutif Airbus Guillaume Faury dalam sebuah pernyataan.
Airbus saat ini memproduksi 40 pesawat dari keluarga A320 per bulan. Perusahaan itu menyatakan akan menaikkan rata-rata produksinya menjadi 45 unit selama tiga bulan terakhir tahun ini.
Faury menambahkan bahwa pemasok harus ”mempersiapkan masa depan dengan mengamankan produsinya secara pasti” menjadi 64 pesawat A320 pada triwulan kedua tahun 2023. Jumlah itu akan ditingkatkan menjadi 70 unit per bulan pada 2024 dan mungkin 75 unit per bulan pada 2025.
Airbus mampu memproduksi 60 pesawat per bulan sebelum pandemi dan berencana meningkatkan jumlahnya menjadi 63 unit per bulan pada tahun 2020. Namun, kondisi pandemi Covid-19 telah mengubah rencana tersebut.
Alih-alih mengejar tambahan produksi, Airbus juga harus memangkas 15.000 karyawannya. Namun, manajemen perseroan berhasil menghindari pemutusan hubungan kerja dari basis industrinya di Perancis, Jerman, Inggris, dan Spanyol. Negara-negara itu merupakan lokasi-lokasi utama basis produksinya. Jet A320 dibuat di jalur perakitan di Perancis, Jerman, Amerika Serikat, dan China.
Airbus juga menyatakan akan meningkatkan produksi pesawat A220, pesawat lorong tunggal yang lebih kecil ukurannya.
Airbus juga menyatakan akan meningkatkan produksi pesawat A220, pesawat lorong tunggal yang lebih kecil ukurannya. Adapun pemulihan produksi pesawat berbadan lebar diproyeksikan kurang cerah karena penerbangan jarak jauh paling terpengaruh oleh pandemi.
Airbus menambahkan, pihaknya juga akan meningkatkan produksi pesawat lorong ganda, yakni A350, dari lima menjadi enam per bulan pada musim gugur tahun 2022 dibandingkan dengan 10 unit per bulan sebelum krisis. Adapun produksi A330 akan tetap dua unit per bulan dibandingkan dengan tiga unit per bulan sebelum pandemi.
Selama dua triwulan terakhir, Airbus telah membukukan keuntungan. Perusahaan itu berharap mampu mengirimkan 566 pesawat tahun 2021, sama seperti tahun lalu.
Produksi 737 MAX
Sementara itu, di Seattle, pada pekan lalu manajemen Boeing telah menyusun rencana awal untuk menggenjot produksi 737 MAX menjadi sebanyak 42 jet per bulan mulai musim gugur tahun 2022. Rencana tersebut akan meningkatkan produksi melebihi target awal tahun 2022, yaitu 31 per bulan, yang menurut sumber Boeing ingin dicapai pada bulan Maret mendatang.
Namun, implementasi atas rencana itu akan bergantung pada berbagai faktor, termasuk permintaan, kapasitas tidak pasti dari beberapa pemasok, dan keberhasilan Boeing dalam mengurangi surplus jet yang sudah diproduksi.
Manajemen Boeing menolak berkomentar atas kabar itu. Bulan lalu pihak perseroan itu menegaskan kembali rencana untuk meningkatkan produksi MAX dari tingkat ”rendah” yang tidak ditentukan menjadi 31 unit per bulan mulai awal 2022.
Produksi pesawat jenis MAX dihentikan pada 2019 setelah model terlaris Boeing itu mengalami sejumlah kecelakaan fatal. Produksi pesawat jenis itu kemudian dilakukan lagi, tetapi dengan kecepatan yang lebih rendah seiring dengan langkah perusahaan menavigasi persetujuan peraturan dan rantai pasokan yang rapuh selama pandemi Covid-19.
Presiden Boeing Dave Calhoun telah memperingatkan bahwa waktu persetujuan atas peraturan itu akan memengaruhi bentuk peningkatan produksi akhir Boeing. Sebagai langkah sementara, merujuk keterangan sejumlah sumber, Boeing berharap untuk mempercepat produksi bulanan dari satu digit saat ini menjadi sekitar 26 unit per bulan pada akhir 2021, khususnya di pabriknya di Renton, dekat Seattle, AS.
Produksi yang lebih tinggi dapat menyuntikkan dana tunai, yang sangat dibutuhkan ke dalam rantai pasokan dan mengurangi biaya komponen Boeing. Sumber mengatakan, Boeing telah memesan suku cadang lagi. Adapun produksi badan pesawat juga telah berjalan sebagaimana dapat dilihat perjalanannya menuju area Seattle dari pabrik Wichita Spirit AeroSystems di Kansas. (AFP/REUTERS)