Blinken Memulai Kunjungan ke Jerusalem dan Ramallah
Blinken akan melakukan perjalanan ke Jerusalem, Ramallah, Kairo dan Amman. Ia antara lain dijadwalkan bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
WASHINGTON, SENIN -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, pada Senin (24/5/2021) terbang dari Washington dalam lawatan empat harinya ke sejumlah wilayah di Timur Tengah. Ia dijadwalkan bertemu dengan para pejabat Israel dan Palestina, serta para pemimpin regional lainnya, di tengah gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hamas di Palestina.
Blinken akan melakukan perjalanan ke Jerusalem, Ramallah, Kairo di Mesir dan Amman Jordania hingga Kamis. Departemen Luar Negeri AS menyatakan Blinken dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi dan Raja Jordania Abdullah. Kunjungan itu adalah perintah langsung dari Presiden AS Joe Biden.
Biden, dalam pernyataan resminya soal kunjungan resmi Blinken itu, menyatakan dirinya meminta diplomat tertinggi AS itu untuk melakukan perjalanan tersebut menyusul upaya diplomatik untuk menghentikan krisis lanjutan atas Perang Gaza. "Blinken akan bertemu dengan para pemimpin Israel tentang komitmen kuat kami untuk keamanan Israel. Dia akan melanjutkan upaya pemerintah kami untuk membangun kembali hubungan dengan, dan mendukung, rakyat dan pemimpin Palestina setelah bertahun-tahun diabaikan," kata Biden dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Gedung Putih.
Biden menambahkan Blinken juga akan membahas upaya internasional untuk memastikan bantuan segera mencapai Gaza. Ia menyebut bantuan itu harus tepat sasaran dan sasaran yang tepat itu bukanlah kelompok Hamas. Kunjungan Blinken diharapkan secara riil mengurangi risiko konflik lebih lanjut antara Israel-Palestina dalam beberapa bulan mendatang.
Sehari sebelum keberangkatannya ke Timur Tengah, Blinken menegaskan kembali dukungan AS untuk solusi dua negara sebagai satu-satunya cara untuk memberikan harapan kepada Israel dan Palestina.
Sehari sebelum keberangkatannya ke Timur Tengah, Blinken menegaskan kembali dukungan AS untuk solusi dua negara sebagai satu-satunya cara untuk memberikan harapan kepada Israel dan Palestina. Menurut dia, dukungan AS diharapkan mewujud bahwa Israel dan Palestina dapat hidup "dengan ukuran keamanan yang sama, dari sisi kedamaian dan martabat." "Jika tidak ada perubahan positif, dan terutama jika kita tidak dapat menemukan cara untuk membantu orang Palestina hidup dengan lebih bermartabat dan dengan lebih banyak harapan, siklus ini kemungkinan besar akan berulang, dan itu tidak menjadi kepentingan siapa pun," kata Blinken di acara "This Week" media ABC.
Dukungan Blinken untuk solusi dua negara - Israel dan negara Palestina hidup berdampingan secara damai - menyatakan kembali tujuan lama AS. Meskipun demikian, dia mengakui bahwa hal itu belum tentu akan segera dapat terwujud dalam waktu dekat. Namun pernyataannya tentang kesamaan langkah untuk Israel dan Palestina tampaknya mengubah nada diplomasi AS dibandingkan masa kepresidenan Donald Trump sebelumnya. Trump memilih memotong bantuan kepada Otoritas Palestina dan mengeluarkan rencana perdamaian Timur Tengah dengan dukungan kuat terhadap Israel namun dengan mengesampingkan Palestina.
Di tengah masa gencatan senjata para mediator berupaya melanjutkan pembicaraan damai dengan semua pihak untuk memperpanjang masa tenang itu. Pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB di Gaza menyerukan semua pihak memulai proses politik yang dilandasi dengan ketulusan agar perdamaian sejati dapat tercapai. Philippe Lazzarini, kepala badan pengungsi Palestina PBB, UNRWA, mengatakan rekonstruksi perlu sejalan dengan upaya untuk menciptakan "lingkungan politik yang berbeda".
"Kita perlu fokus secara tulus pada pembangunan manusia, pada akses yang layak ke pendidikan, pekerjaan dan mata pencaharian,” katanya. "Namun hal itu perlu dibarengi dengan proses politik yang sejati". Berbicara sebelumnya kepada sekelompok wartawan, Lazzarini mengatakan "lapisan kesulitan di Gaza semakin tebal", karena akar penyebab konflik belum ditangani.
Peristiwa penusukan
Dari Jerusalem dilaporkan, Senin sebagai hari ketiga gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hamas dinodai oleh penikaman terhadap seorang tentara Israel dan seorang warga sipil Israel. Peristiwa itu terjadi di dekat stasiun kereta ringan di Jerusalem timur. Pelaku penikaman ditembak polisi Israel usai melakukan aksinya dan dinyatakan tewas setelahnya.
Polisi tidak memberikan rincian apapun tentang penyerangnya tetapi menyebutnya sebagai "teroris", istilah yang biasanya digunakan untuk penyerang Palestina. Jerusalem timur adalah wilayah yang direbut Israel, bersama dengan Tepi Barat dan Jalur Gaza, dalam perang Timur Tengah 1967. Palestina menginginkan ketiga wilayah tersebut untuk negara masa depan mereka dan memandang Jerusalem timur sebagai ibu kota mereka. Israel mencaplok Jerusalem timur dalam sebuah tindakan yang tidak diakui secara internasional dan menganggap seluruh kota sebagai ibu kota terpadu Israel.
Sehari sebelumnya di Gaza yang rusak parah, para sukarelawan bersama warga setempat membersihkan puing-puing bangunan yang runtuh akibat serangan Israel. Sebagian tampak menyapu kawasan di sekitar sebuah bangunan yang runtuh, sementara yang lain menyekop puing-puing ke bagian belakang gerobak yang ditarik keledai. Serangan udara Israel di Jalur Gaza sejak 10 Mei telah menewaskan lebih dari 200 warga Palestina, menyebabkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal dan menghancurkan bangunan dan infrastruktur utama. (AP/AFP/REUTERS/BEN)