Jerman Bersiap Gelar Konser dan Pertandingan Sepak Bola
Jerman bersiap menggelar konser dan pertandingan sepak bola untuk penonton terbatas dengan protokol kesehatan mulai Agustus. Ini akan dilakukan jika tren penurunan kasus berlanjut.
Oleh
Kris Mada
·3 menit baca
BERLIN, SENIN — Jerman mempertimbangkan menggelar konser dan mengizinkan penonton sepak bola kembali ke stadion. Penurunan kasus baru Covid-19 jadi alasan utama pertimbangan itu.
Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan, kondisi semakin mendukung. Sebab, cuaca semakin membaik dan jumlah vaksinasi meningkat, sementara jumlah penularan terus menurun.
”Pembatasan akan berkurang satu demi satu,” ujarnya, Minggu (23/5/2021) siang waktu Berlin atau Senin (24/5/2021) dini hari WIB.
Kasus baru di Jerman rata-rata 6,45 per 100.000 penduduk untuk jangka sepekan terakhir. Sementara sepanjang akhir April hingga sekarang, Jerman juga mencatat penurunan kasus baru. ”Harus sangat hati-hati dan terus menurunkan penularan jika mau musim panas yang bebas,” kata Spahn.
Karena itu, Pemerintah Jerman mempertimbangkan mengizinkan kembali penonton menyaksikan pertandingan sepak bola di stadion. Jika semua kondisi mendukung, stadion bisa dibuka untuk penonton pada Agustus 2021.
Sementara untuk konser di ruang terbuka, Spahn menyebut ada peluang untuk pertunjukkan dengan penonton yang tidak padat. Harus ada tes sebelum masuk lokasi dan wajib jaga jarak selama di lokasi. ”Bukan konser rock di mana puluhan ribu orang berdesakan,” ujarnya.
Sebelum ini, Jerman dan Belanda juga Spanyol telah membuat percobaan menggelar konser yang dihadiri banyak orang. Pada Maret, ada konser di Barcelona dan dekat Amsterdam. Setiap penonton, penyelenggara, dan penampil wajib dites sebelum masuk lokasi. Mereka juga wajib memakai alat dan aplikasi pelacak selama di lokasi.
Di Barcelona, seluruh orang wajib memakai masker dan jaga jarak. Di Amsterdam, tidak ada kewajiban itu. Suasana konser persis seperti sebelum pandemi. Di Barcelona, penonton boleh berbaur tanpa memakai masker dan jaga jarak. Meski demikian, foto dan video di lokasi menunjukkan jarak antarpenonton kurang dari 50 sentimeter.
Para peneliti di Barcelona melaporkan, hanya 2 dari 5.000 penonton yang tertular di lokasi. Jumlah penularan amat rendah dibandingkan rata-rata kasus di Barcelola dan seluruh Spanyol. Sementara konser di Amsterdam belum diketahui hasilnya sampai sekarang.
Sebelum itu, Jerman juga sudah menggelar uji coba konser dengan pengaturan lebih ketat sehingga tidak memuaskan penonton. Para penonton wajib datang berkelompok dan harus berada dalam kotak yang sudah ditentukan di lokasi konser. Mereka tidak boleh keluar kotak dan berdekatan dengan penonton dari kotak lain.
Konser digelar di lapangan terbuka dan seluruh orang wajib menunjukkan bukti tidak terinfeksi sebelum masuk lokasi. Mereka juga wajib memakai masker.
Liburan
Spahn juga mengatakan, Jerman belajar banyak dari liburan musim panas 2020. Kala itu, kasus kembali melonjak selepas banyak pelancong pulang liburan dari negara lain. Hingga 50 persen kasus baru kala itu tercatat di antara orang-orang yang baru pulang liburan. ”Harus dicegah tahun ini,” ujarnya.
Jerman tengah menyusun kesepakatan dengan sejumlah negara untuk mengatur kewajiban tes sebelum penerbangan ke Jerman. Kewajiban itu berlaku untuk warga atau penduduk Jerman. Negara yang sedang didekati antara lain Turki dan Yunani.
Warga atau penduduk Jerman keturunan Turki memanfaatkan libur musim panas untuk pulang kampung. Sementara yang bukan keturunan Yunani menghabiskan liburan di tepi Laut Tengah.
Sementara itu, para pengelola tempat hiburan malam di Jerman mengeluhkan suasana yang belum kunjung pulih sekalipun izin buka sudah diberikan. Sejumlah tempat hiburan malam sudah buka dan pertunjukan musik diizinkan di ruang terbuka dengan penonton terbatas. Para pengunjung wajib menunjukkan bukti sudah divaksin atau hasil tes negatif Covid-19.
Meski demikian, pengunjung tetap dilarang berbaur dan berdekatan. Setiap orang tetap wajib menjaga jarak. ”Bukan seperti kebiasaannya (dulu sebelum pandemi),” kata pengurus asosiasi hiburan malam Berlin, Pamela Schobess.
Kini, tidak ada nuansa pesta yang diketahui banyak orang. Meski demikian, Schobess dan rekan-rekannya tetap bersyukur karena mereka kembali diizinkan beroperasi. Hal itu memungkinkan mereka mengurangi tekanan karena terpaksa tutup selama berbulan-bulan.
Ia berharap ada solusi untuk mempertemukan kebutuhan menjaga jarak dan aneka protokol kesehatan lainnya dengan kebiasaan berbaur di tempat hiburan. (AFP/REUTERS)