Pemerintah Taiwan mulai pekan lalu mengetatkan pembatasan sosial menyusul lonjakan kasus Covid-19 dalam sepekan terakhir. Guna mempercepat vaksinasi terhadap kelompok rentan, pemerintah menunda vaksinasi mandiri.
Oleh
Benny D Koestanto
·3 menit baca
TAIPEI, SENIN – Menyusul lonjakan kasus Covid-19 dalam sepekan terakhir, Pemerintah Taiwan memperketat pembatasan mobilitas masyarakat. Sejalan dengan itu, program vaksinasi mandiri juga ditangguhkan guna memprioritaskan kelompok rentan. Sekolah dan sejumlah tempat publik dilarang beroperasi.
"Kami akan memantau secara dekat dalam beberapa hari mendatang perkembangan epidemi dan menyesuaikan (lewat aneka penutupan)," kata Menteri Kesehatan Chen Shih-chung.
Dalam kondisi kasus yang melonjak tersebut, pemerintah mempercepat vaksinasi terhadap kelompok rentan yang dibiayai pemerintah. Untuk itu, program vaksinasi mandiri berbayar dihentikan sementara. Vaksinasi mandiri hanya diteruskan bagi mereka yang sudah mendapatkan jadwal vaksinasi sebelum kebijakan baru itu diambil.
Adapun dampak lonjakan Covid-19 terhadap perekonomian, pemerintah yakini hanya akan bersifat jangka pendek. Tingkat keuntungan perusahaan terbuka sebagaimana dilaporkan pemerintah telah meningkat signifikan selama tahun lalu. Pesanan ekspor juga baik. Jika kondisi pandemi dapat segera dikendalikan, maka dampak terhadap konsumen diproyeksikan hanya bersifat jangka pendek. Harapan pertumbuhan ekonomi Taiwan di tahun ini dapat dipertahankan termasuk dengan belanja pemerintah senilai 7,51 miliar dollar Amerika Serikat (AS).
Taiwan merupakan salah satu wilayah dengan manajemen penanganan pandemi Covid-19 terbaik di dunia. Wilayah dengan luas daratan yang lebih kurang sama dengan Jawa Barat itu telah melonggarkan pembatasan kegiatan warganya sejak tahun lalu dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Angka positif saat itu adalah 799 kasus. Sebanyak 671 kasus di antaranya sembuh dan 121 masih menjalani perawatan di rumah sakit. Adapun tujuh kasus lainnya berakhir dengan kematian. Dengan performa ini, ekonomi wilayah dengan populasi penduduk mencapai 24 juta jiwa itu mampu tetap tumbuh positif sepanjang 2020. Sementara berbagai negara, termasuk Indonesia, tumbuh negatif.
Namun belakangan, Taiwan dikejutkan dengan lonjakan penularan kasus domestik. Meski angkanya jauh di bawah rata-rata dunia, tetapi dari rata-rata domestik, angkanya meroket. Pekan lalu, 180 kasus penularan domestik Covid-19 tercatat di wilayah itu.
Pemerintah pun langsung memberlakukan kebijakan pembatasan sosial yang ketat di wilayah ibu kota Taipei dan sekitarnya selama dua pekan mulai Sabtu (15/5/2021). Semua tempat publik ditutup. Di antaranya adalah bioskop, bar, klub malam, kafe, tempat-tempat olahraga, klub dansa, ruang karaoke, klub malam, sauna, dan kedai teh. Fasilitas kota, termasuk perpustakaan dan pusat olahraga, juga ditutup.
Untuk pertama kalinya, Taiwan mengharuskan warganya mengenakan masker saat berada di luar ruangan. Pemerintah Taiwan juga menutup sekolah dan mengurangi jam operasional kerja pegawai negeri sipil sebagai upaya mencegah penularan lebih luas Covid-19. Langkah pembatasan aktivitas masyarakat secara menyeluruh hanya akan diberlakukan jika jumlah kasus positif domestik harian di atas 100 kasus selama dua pekan berturut-turut.
Pemerintah Taiwan juga meminta seluruh rakyatnya bekerja dan belajar dari rumah saja. Selain itu, ada ketentuan pembatasan jumlah anggota keluarga dan teman yang boleh berkumpul. Di ruang tertutup, maksimal lima orang. Di luar ruang, maksimal 10 orang.Seperti dikutip dari Taiwan News pada Senin (17/5), Kota Taipei dan Kota Taipei Baru telah mengumumkan bahwa semua sekolah negeri dan swasta, mulai dari taman kanak-kanak hingga sekolah menengah, akan ditutup mulai 18-28 Mei. Penutupan itu juga mencakup pusat-pusat kegiatan belajar di luar sekolah. Selama periode penutupan itu, kegiatan belajar akan digelar secara daring. Orang tua siswa yang anaknya berusia di bawah 12 tahun akan diizinkan untuk mengambil cuti di luar tanggungan.
Selama periode penutupan itu, kegiatan belajar akan digelar secara daring. Orang tua siswa yang siswanya berusia di bawah 12 tahun akan diizinkan untuk mengambil cuti di luar tanggungan.
Pada Februari lalu, Taiwan juga sempat mengalami lonjakan kasus Covid-19 hingga menyebabkan penangguhan Festival Lentera skala besar selama perayaan Tahun Baru Imlek. Saat itu, wabah dengan cepat dapat dikendalikan. Namun penambahan kasus kali ini terjadi lebih cepat dalam skala wilayah penularan lebih luas. Mau tidak mau pemerintah setempat mengambil langkah pembatasan yang lebih luas cakupannya. (AFP/REUTERS/BEN)