Total pasokan vaksin Covid-19 yang sudah diraih RI sebanyak 75,91 juta dosis. Selain vaksin yang dikembangkan AstraZeneca, Indonesia juga menerima vaksin Covid-19 Sinovac dan vaksin Covid-19 Sinopharm.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Republik Indonesia hingga Sabtu (8/5/2021) mampu mengamankan pasokan vaksin Covid-19 dengan besaran hampir 76 juta dosis. Indonesia bertekad terus menambah pasokan sekaligus mendukung kesetaraan akses mendapatkan vaksin Covid-19 secara global. Negara-negara kaya cenderung mengamankan dan bahkan menambah pasokan khusus bagi negara mereka.
Indonesia untuk ke-12 kali menerima kedatangan vaksin Covid-19 pada akhir pekan ini. Sebanyak 1.389.600 dosis vaksin yang dikembangkan AstraZeneca diangkut dengan pesawat milik maskapai Qatar Airways. Pesawat itu mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Sabtu pagi. Turut menerima ketibaan pasokan vaksin itu Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi.
Retno menyatakan, kedatangan vaksin Covid-19 tahap ke-12 itu menambah pasokan vaksin Covid-19 sebelumnya. Pada 6 Mei Indonesia menerima 55.300 dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca yang juga disalurkan melalui Covax sehingga jumlah vaksin dari mekanisme itu pekan ini mencapai 1.444.900 dosis. Dengan demikian, total vaksin AstraZeneca yang sudah diterima 6.410.500 dosis vaksin jadi.
Total pasokan vaksin Covid-19 yang sudah dicapai RI sebanyak 75,91 juta dosis. Selain vaksin yang dikembangkan AstraZeneca, Indonesia juga menerima vaksin yang dikembangkan Sinovac sejumlah 68,5 juta dosis dan vaksin Covid-19 yang dikembangkan Sinopharm sebanyak 1 juta dosis. ”Indonesia sangat memahami upaya memenuhi komitmen kesetaraan vaksin itu tidak mudah. Usaha keras terus dilaksanakan oleh Covax facility didukung GAVI, WHO, CEPI, dan bermitra dengan Unicef bagi pemenuhan kebutuhan vaksin setara bagi semua negara. Kita apresiasi upaya itu,” kata Retno.
Retno menyatakan, sejak awal pandemi, RI konsisten pada kesetaraan akses atas vaksin Covid-19. Indonesia juga mendukung penghapusan paten vaksin Covid-19 guna mendorong kapasitas produksi vaksin secara global. Pada 17 Mei kerja sama multilateral pengadaan vaksin Covid-19, Covax Advance Market Commitment Engagement Group (Covax-AMC EG), akan bertemu kembali untuk berbagi informasi terbaru atas kondisi terkait pasokan dan akses vaksin secara global. Retno merupakan salah satu ketua dalam kerja sama global itu. Ia akan memimpin sesi pertemuan itu bersama perwakilan Kanada dan Etiopia.
Retno menyatakan sejak awal pandemi RI konsisten pada kesetaraan akses atas vaksin Covid-19. Indonesia juga mendukung penghapusan paten vaksin Covid-19 guna mendorong kapasitas produksi vaksin secara global.
Retno mengingatkan kembali semua pihak untuk senantiasa waspada atas pandemi Covid-19 di tengah upaya vaksinasi yang digelar Pemerintah RI. Per Jumat (7/5/2021) jumlah terkonfirmasi positif Covid-19 secara global mencapai 157 juta kasus dengan jumlah kematian 3,2 juta jiwa. Laporan mingguan WHO pekan lalu sampai 2 Mei, jumlah kasus global dalam dua pekan terakhir bahkan telah melebihi jumlah kasus penyakit itu sepanjang enam bulan pertama pandemi. Jumlahnya sangat tinggi, yakni lebih dari 5,7 juta kasus per pekan.
Asia Tenggara menurut terminologi WHO, kata Retno, mengalami lonjakan tertinggi kasus terkonfirmasi Covid-19 dalam kurun waktu sepekan hingga 2 Mei. Kenaikannya mencapai 19 persen, tertinggi dari sisi kawasan secara global dan mencakup sekitar 47 persen dari total kasus Covid-19 global. Dalam klasifikasi kewilayahan menurut WHO, Asia Tenggara terdiri, dari India, RI, Nepal, Bangladesh, Sri Lanka, Thailand, Myanmar, Maladewa, Timor Leste, dan Butan. Lonjakan kasus Covid-19 di India menjadi penunjang utama kondisi itu.
Penggunaan darurat
WHO pada Jumat menyetujui penggunaan darurat vaksin Covid-19 yang dikembangkan Sinopharm. Ini menjadikan Sinopharm vaksin Covid-19 yang dikembangkan perusahaan asal China pertama yang menerima lampu hijau WHO. WHO sebelumnya telah mengizinkan penggunaan darurat untuk vaksin Covid-19 produksi Pfizer-BioNTech, Moderna, Johnson dan Johnson, dan AstraZeneca. Vaksin Covid-19 yang dikembangkan AstraZeneca secara terpisah, yakni di India dan Korea Selatan, dihitung terpisah izin penggunaan daruratnya.
”Sore ini, WHO memberikan daftar penggunaan darurat untuk vaksin Covid-19 Sinopharm di Beijing, menjadikannya vaksin keenam yang menerima validasi WHO dari sisi keamanan, kemanjuran, dan kualitasnya,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada konferensi pers. ”Kelompok Penasihat Strategis Ahli Imunisasi atau SAGE juga telah meninjau data yang tersedia dan merekomendasikan vaksin untuk orang dewasa berusia 18 tahun ke atas dengan jadwal vaksinasi dua dosis.”
Daftar penggunaan darurat oleh WHO membuka jalan bagi negara-negara di seluruh dunia untuk segera menyetujui dan mengimpor vaksin. Hal itu sangat membantu, terutama bagi negara-negara yang tidak memiliki regulator standar internasional sendiri. Persetujuan itu juga membuka pintu bagi vaksinasi dengan skema berbagi vaksin global Covax yang bertujuan untuk memberikan akses yang adil atas vaksin Covid-19 di seluruh dunia, khususnya di negara-negara miskin.
”Penambahan vaksin ini berpotensi mempercepat akses vaksin Covid-19 bagi negara-negara yang berupaya melindungi petugas kesehatan dan populasi yang berisiko,” kata Mariangela Simao, Asisten Direktur Jenderal WHO untuk Akses Produk Kesehatan. ”Kami mendesak pabrikan untuk berpartisipasi dalam fasilitas Covax dan berkontribusi pada tujuan distribusi vaksin yang lebih adil.”
Bruce Aylward, pimpinan WHO di Covax, mengatakan, Sinopharm ”berusaha memberikan dukungan substansial serta menyediakan dosis secara substansial”. Ia menegaskan bahwa persetujuan WHO sebagai hal yang menggembirakan dalam upaya memerangi kondisi pandemi saat ini. WHO merekomendasikan agar dua suntikan dengan vaksin Covid-19 Sinopharm dilakukan dengan jarak tiga sampai empat pekan. (AFP)