Perburuan Vaksin Covid-19, Negara Kaya ”Versus” Penggalangan Dana
Negara-negara kaya dan berkembang terus mengejar dan mengamankan pasokan di dalam negeri. Pada saat bersamaan, upaya-upaya penggalangan dana digelar oleh lembaga amal dan swadaya untuk memberikan sumbangan bagi Covax.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
LONDON, RABU — Perburuan vaksin Covid-19 terus berlangsung secara global. Negara-negara kaya dan berkembang terus mengejar dan mengamankan pasokan di dalam negeri. Pada saat bersamaan, upaya-upaya penggalangan dana digelar oleh lembaga amal dan swadaya untuk memberikan sumbangan bagi Covax, upaya internasional untuk mendorong distribusi global vaksinasi Covid-19 yang adil.
Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock, Rabu (28/4/2021), menyatakan, Inggris akan membeli 60 juta dosis vaksin Covid-19 yang dikembangkan Pfizer/BioNTech. Dengan kesepakatan itu, Inggris telah memesan total 100 juta dosis vaksin Pfizer. Pfizer/BioNTech adalah satu dari tiga vaksin Covid-19 yang digunakan negara itu. Dua vaksin lainnya adalah vaksin yang dikembangkan Oxford/AstraZeneca dan Moderna.
Hancock mengatakan, vaksin itu telah diamankan dengan tujuan untuk mendukung program vaksinasi Covid-19 yang dimulai pada musim gugur. Menurut dia, risiko terbesar atas program vaksinasi Covid-19 di Inggris sejauh ini adalah varian baru dari virus corona. ”Kita sedang mengerjakan rencana untuk lebih mendorong lagi vaksinasi,” kata Hancock dalam sebuah pernyataan. ”Sebanyak 60 juta dosis tambahan ini akan digunakan, bersama dengan yang lain, sebagai bagian dari program penguat mulai akhir tahun ini, sehingga dapat melindungi kemajuan yang telah kita lakukan.”
Inggris telah menggunakan 47,5 juta dosis vaksin Covid-19 sejauh ini, yang hampir 34 juta di antaranya adalah dosis pertama. Inggris berada di urutan kedua setelah Israel dilihat dari proporsi populasi yang telah menerima dosis pertama, yaitu sekitar 50 persen dari total populasinya yang mencapai 67 juta jiwa. Secara total Inggris memiliki kesepakatan untuk mendapatkan 517 juta dosis dari delapan vaksin Covid-19 yang berbeda, beberapa di antaranya masih dalam pengembangan.
Kesepakatan soal pasokan vaksin Covid-19 juga diraih Turki pada Rabu. Ankara telah menandatangani kesepakatan atas 50 juta dosis vaksin Covid-19 yang dikembangkan Sputnik V di Rusia. Menteri Kesehatan Fahrettin Koca mengatakan, pasokan itu dijadwalkan mulai tiba bulan depan. Pasokan baru itu diharapkan membantu mengatasi penurunan pasokan jangka pendek Turki.
Menteri Kesehatan Fahrettin Koca mengatakan, pasokan itu dijadwalkan mulai tiba bulan depan. Pasokan baru itu diharapkan membantu mengatasi penurunan pasokan jangka pendek Turki.
Vaksin akan langka dalam dua bulan mendatang, kata Koca, tetapi kekurangan itu pada waktunya harus diatasi dengan pengadaan baru dan akhirnya dengan produksi di Turki. Turki hingga saat ini telah menggunakan vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech Ltd dan Pfizer/BioNTech. Negara itu telah melakukan 22 juta inokulasi, dengan 13,55 juta orang di antaranya telah menerima dosis pertama. ”Kami berada pada tahap terakhir untuk otorisasi penggunaan darurat vaksin Sputnik V,” kata Koca dalam pidato yang disiarkan televisi. ”Turki menandatangani kesepakatan untuk menerima 50 juta dosis dalam enam bulan.”
50 juta orang
Secara terpisah, pada Rabu, Yayasan WHO dan para pemimpin perusahaan, serta organisasi keagamaan meluncurkan program Go Give One. Itu adalah kampanye penggalangan dana massal baru yang bertujuan untuk menginspirasi 50 juta orang di seluruh dunia untuk memberikan sumbangan kecil kepada Covax, upaya internasional untuk mendorong distribusi global vaksinasi COVID-19 yang adil. Dana awal untuk upaya tersebut disediakan oleh Bill & Melinda Gates Foundation.
Kampanye ini akan menyumbang 3 miliar dollar AS dalam pendanaan Covax yang dibutuhkan untuk memvaksinasi hampir 30 persen orang di 92 negara miskin. Dukungan itu akan datang dari donor, seperti mereka yang berkontribusi pada kampanye Go Give One, serta kesepakatan pembagian biaya. Sementara itu, dana senilai 6,3 miliar dollar AS yang sejauh ini telah dikomitmenkan untuk Covax sebagian besar berasal dari pemerintah global, selain dari WHO, Unicef, Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi, dan aliansi vaksin Gavi.
Go Give One bertujuan untuk memobilisasi para donor di seluruh dunia untuk memberikan masing-masing sekitar 10 dollar AS untuk biaya vaksin Covid-19. Kampanye global itu akan bekerja sama dengan sistem perawatan kesehatan masyarakat dan situs vaksinasi massal individu untuk mengiklankan kampanye tersebut. Penyelenggara juga berencana untuk melibatkan para pebisnis melalui kampanye di tempat kerja dan promosi di platform media sosial perusahaan. Facebook juga berjanji untuk menyelenggarakan kampanye penggalangan dana untuk upaya tersebut, di samping mendonasikan dana senilai 5 juta dollar AS melalui platform itu.
Gavi dan Unicef telah meminta sumbangan dari individu untuk mendukung Covax dan beberapa donor telah meluncurkan kampanye mereka sendiri di platform crowdfunding. Adapun Go Give One bertujuan untuk memulai upaya terpadu yang dapat direplikasi di seluruh dunia, kata Anil Soni, Kepala Eksekutif Yayasan WHO. Ini bertujuan untuk memberi perusahaan platform pemberian sederhana yang dapat mereka bagikan kepada karyawan dan warga pada umumnya. (AP/AFP/REUTERS)