China Sensor Tulisan Mantan Perdana Menteri Wen Jiabao
Wen Jiabao di masa kepemimpinannya tidak bisa dipandang sebelah mata. Ia merupakan perdana menteri di bawah mantan pemimpin China, Hu Jintao.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
BEIJING, SENIN — Perusahaan-perusahaan internet China memblokir segenap penggunanya yang membagikan sebuah artikel panjang yang ditulis mantan Perdana Menteri China Wen Jiabao. Meski ditulis sebagai bentuk penghormatan kepada almarhumah ibunya, artikel Wen yang juga anggota senior Partai Komunis yang berkuasa itu dinilai di luar batas kepatutan oleh Pemerintah China.
Artikel obituari yang ditulis oleh Wen itu berbicara tentang mendiang ibunya. Sang ibunda meninggal baru-baru ini. Artikel itu muncul di surat kabar mingguan kecil bernama Macau Herald pada Jumat (16/4/2021). Tulisan itu diketahui diunggah di akun publik dalam sebuah unggahan di aplikasi obrolan China, WeChat, pada keesokan harinya. Namun, sejak hari itu pemblokiran atau penyensoran dilakukan oleh otoritas China.
Dalam artikelnya, Wen menceritakan perjuangan sekaligus penghargaan sepenuh hati atas ibundanya. Hal itu, antara lain, mencakup detail perjuangan ibu Wen selama periode pergolakan di China, termasuk Perang China-Jepang kedua dan pembersihan politik dalam Revolusi Kebudayaan. ”Dalam pikiran saya, China harus menjadi negara yang penuh kejujuran dan keadilan, dengan senantiasa menghormati kemauan rakyat, kemanusiaan, dan sifat manusia,” tulis Wen, yang tidak secara langsung membahas lingkungan politik China saat ini.
Partai Komunis China (PKC) yang berkuasa telah berusaha untuk memperketat kendali atas bagaimana warganet membahas sejarah China. Pengetatan berupa sensor itu dilakukan di internet. Penyensoran dengan sangat terkontrol itu terutama dilakukan menjelang peringatan 100 tahun berdirinya partai tersebut, Juli mendatang. Di bawah Presiden Xi Jinping, ruang untuk perbedaan pendapat di China pun telah menyempit, sedangkan sensor justru meluas.
Kekuatan dari artikel ini oleh Wen adalah bahwa ia menantang hal itu, dan inilah alasan utama mengapa artikel itu dilarang untuk dibagikan.
Wu Qiang, seorang analis politik independen di Beijing, mengatakan, artikel Wen Jiabao mewakili ”suara alternatif dari dalam partai” yang tidak sejalan dengan upaya Beijing dalam beberapa tahun terakhir untuk membungkam perbedaan pendapat. ”Kekuatan dari artikel ini oleh Wen adalah bahwa ia menantang hal itu, dan inilah alasan utama mengapa artikel itu dilarang untuk dibagikan,” katanya. Wu menekankan kepekaan partai itu menjelang perayaan hari jadinya.
Pekan lalu, regulator dunia maya China meluncurkan hotline bagi para warganet untuk melaporkan komentar ”ilegal” yang dinilai ”merusak” pencapaian historis PKC dan menyerang kepemimpinan negara itu. Ketika warganet mencoba membagikan artikel Wen, muncul pemberitahuan yang mengatakan bahwa konten tersebut melanggar peraturan WeChat dan tidak dapat dibagikan. Hal itu menjadi sebuah ukuran sensor umum di China, satu langkah di bawah pembersihan artikel sepenuhnya.
Artikel itu lebih sedikit disinggung atau disebutkan dalam Weibo, situs media sosial China yang mirip dengan medsos Twitter. Komentar serta fungsi berbagi telah dinonaktifkan dari medsos itu. Tautan ke artikel tentang penghormatan Wen yang diunggah di Weibo menghasilkan pesan ”404” pada Selasa (20/4) pagi, menunjukkan bahwa tautan soal itu telah dihapus. Operator WeChat dan Weibo, serta regulator internet China, tidak menanggapi permintaan komentar atas hal-hal itu.
Mantan pemimpin dan politisi terkenal China jarang memupuk persona publik atau berbagi informasi biografi terperinci di masa pensiun mereka. Mereka memang diharapkan untuk tidak terlalu tampak di publik dan bahkan hilang sepenuhnya dari pusat perhatian publik. Sejak mengambil alih kekuasaan pada tahun 2012, kebijakan Xi telah dikokohkan dalam konstitusi partai dan batas masa jabatan pun dihapuskan. Kondisi itu menempatkannya hampir setara dengan pendiri Komunis China Mao Zedong di masa kepemimpinannya.
Padahal Wen Jiabao di masa kepemimpinannya tidak bisa dipandang sebelah mata. Ia merupakan perdana menteri di bawah mantan pemimpin China, Hu Jintao. Wen adalah tokoh terkemuka di balik kebijakan ekonomi China pada tahun 2000-an. Ia meninggalkan jabatannya pada tahun 2013 ketika digantikan oleh PM Li Keqiang yang mengampu jabatan itu hingga saat ini. (REUTERS)