BEIJING, JUMAT — Mantan Kepala Sensor Internet China Lu Wei mengaku bersalah menerima suap 4,6 juta dollar AS pada 2002 hingga 2017. Lu yang dulu dikenal sebagai raja internet China itu juga mengaku bertobat dalam sidang Pengadilan Menengah Kota Ningbo, Provinsi Zhejiang, Jumat (19/10/2018).
Sebelum mengundurkan diri pada 2016, Lu merupakan petinggi pemerintahan China yang paling berkuasa dan tegas dalam mengendalikan konten dunia maya China. Setahun setelah ia mundur dari Kantor Administrasi Dunia Maya China, Lu dinyatakan sedang dalam penyelidikan atas kasus pelanggaran kedisiplinan.
Dari unggahan akun Weibo, jaksa Pengadilan Menengah Ningbo, Jumat, mengatakan, selama duduk di sejumlah posisi penting pemerintahan, Lu telah menyalahgunakan kekuasaan dan posisinya demi keuntungan diri sendiri. Selain memegang posisi di Kantor Administrasi Dunia Maya, Lu juga menjadi petinggi di kantor berita Xinhua, Departemen Propaganda Beijing, dan Departemen Publikasi Partai Komunis China.
Selama berkuasa, Lu kondang di publik China sebagai raja internet. Bahkan, ia juga pernah masuk dalam daftar 100 orang paling berpengaruh di dunia yang dikeluarkan majalah mingguan Time. Lu juga pernah bertemu sejumlah tokoh di Silicon Valley, Amerika Serikat, seperti CEO Facebook Mark Zuckerberg pada 2014. Zuckerberg sudah berusaha beberapa kali membujuk para petinggi China, termasuk Presiden China Xi Jinping, agar China memperbolehkan jaringan media sosial masuk ke China. Sampai saat ini, China masih memblokir tidak hanya Facebook, tetapi juga Twitter dan Google.
Lu menambah panjang daftar petinggi yang ditangkap gara-gara kasus korupsi. Selama enam tahun Xi berkuasa, lebih dari satu juta petinggi di Partai Komunis dihukum akibat kasus yang sama. Pada awal bulan ini, Meng Hongwei, mantan Presiden Interpol dan Wakil Menteri Biro Keamanan Publik China, dituding menerima suap. Begitu pula dengan mantan Kepala Keamanan Zhou Yongkang yang menunjuk Meng sebagai Wakil Menteri Keamanan pada 2004, dituduh menerima suap, menyalahgunakan kekuasaan, dan membocorkan rahasia negara. Pada 2015, ia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Pada Februari lalu, Komite Pusat untuk Pemeriksaan Kedisiplinan mendata lebih dari 20 tuduhan terhadap Lu. Pelanggaran kedisiplinan itu mulai dari kejahatan yang serius hingga kesalahan pada karakter. Lu dituding menyalahgunakan kekuasaan untuk kepentingan sendiri, berbohong pada pemerintah pusat, dan memakai gaya manajemen seperti tirani.
China memiliki jumlah penduduk hingga 700 juta di dunia maya, tetapi sangat ketat dalam mengatur konten, terutama yang berbau politik, perjudian, narkoba, dan pornografi. Dengan alasan menjaga stabilitas sosial, Lu Wei tegas dan keras menuntut pemeriksaan keamanan yang ketat dalam impor produk-produk teknologi asing serta menjaga agar perusahaan internet asing dan jaringan sosial tidak masuk ke China.
Lu bisa memegang posisi pejabat di Xinhua, mulai dari bekerja sebagai wartawan di Guilin pada awal 1990-an lalu ia menjadi Wakil Presiden Xinhua dari 2004 hingga 2011. Ia lalu menjadi Wakil Wali Kota Beijing dari 2011-2013.