Efek Guncangan Gempa di Jepang Terasa hingga 400 Kilometer
Gempa di wilayah timur laut Jepang ini merupakan gempa besar ketiga dalam satu dekade. Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan peringatan tsunami, tetapi kemudian dicabut.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
TOKYO, SABTU — Prefektur Miyagi di wilayah timur laut Jepang diguncang gempa besar dengan magnitudo 7,2 pada Sabtu (20/3/2021) sekitar pukul 18.10 waktu setempat. Ini merupakan gempa besar kedua dalam sebulan terakhir atau gempa besar ketiga dalam satu dekade.
Saat jumpa pers, Juru Bicara Badan Meteorologi Jepang Noriko Kamaya mengatakan, gempa berpusat di lepas pantai Miyagi dengan kedalaman 60 kilometer. Segera setelah gempa terjadi, peringatan tsunami hingga 1 meter di Prefektur Miyagi pun dikeluarkan. Ribuan rumah menerima peringatan evakuasi. Setelah 90 menit, peringatan tsunami dicabut.
Kamaya menyebutkan, gempa ini dianggap sebagai gempa susulan dari gempa bermagnitudo 9,0 pada 11 Maret 2011, yang menelan korban 18.000 jiwa. Ia mengimbau warga berhati-hati dan menjauhi garis pantai guna menghindari gelombang tinggi.
Sejumlah warga pesisir menuturkan, mereka pergi ke tempat yang lebih tinggi setelah peringatan tsunami keluar. ”Saya ingat gempa 10 tahun lalu,” kata seorang pria di kota Ishinomaki yang pergi ke taman di sebuah bukit.
”Dari pengalaman kami kala itu, kali ini saya bergerak cepat. Jantung saya berdebar kencang,” ujarnya.
Terasa di Tokyo
Getaran gempa terasa hingga Tokyo yang berjarak sekitar 400 kilometer dari pusat gempa. Stasiun televisi NHK menyebutkan, gempa menyebabkan pemutusan aliran listrik di beberapa wilayah dan penghentian sementara layanan kereta supercepat Shinkansen.
Kementerian Perdagangan dan Industri Jepang mengatakan, listrik sekitar 200 rumah di kota Kurihara padam akibat gempa.
”Guncangannya sangat parah, ke sana kemari. Bahkan lebih lama daripada gempa pada bulan lalu. Namun, setidaknya gedung tidak rusak,” kata Shizue Onodera, pegawai toko di kota Ishinomaki. ”Banyak botol yang jatuh dan pecah.”
Di kota pesisir Ofunato, Shotaro Suzuki, pegawai hotel menuturkan terjadi pemadaman listrik, sementara lift di hotel berhenti. Setelah itu, listrik kembali mengalir. ”Awalnya, tamu-tamu terlihat khawatir, tetapi mereka kembali ke kamar masing-masing dan fasilitas kami sepertinya baik- baik saja,” ujarnya kepada NHK.
Petugas kantor manajemen bencana Prefektur Miyagi, Takashi Yokota, menyampaikan, belum ada laporan kerusakan akibat gempa. ”Kami belum menerima laporan kerusakan atau korban akibat gempa serta peringatan tsunami ini. Namun, kami terus mengumpulkan informasi,” ujarnya.
Badan Penanganan Bencana dan Kebakaran menyebutkan, dua perempuan dewasa di Prefektur Miyagi mengalami luka ringan. Salah satu dari mereka terbentur pintu di bagian kepala, sedangkan satu perempuan lainnya terantuk perabotan di bagian bahu. Di Prefektur Iwate, perempuan berusia 50-an tahun terjatuh dan terluka di bagian mulut.
Reaktor nuklir aman
Badan Pengatur Nuklir Jepang menyatakan tidak terdeteksi kelainan pada pembangkit listrik tenaga nuklir di kawasan tersebut, termasuk di pembangkit listrik Fukushima Daiichi yang rusak akibat gempa dan tsunami tahun 2011, pembangkit listrik tenaga nuklir Onagawa, serta sejumlah reaktor nuklir lainnya yang lebih kecil.
Seorang juru bicara Tokyo Electric Power, yang kini membongkar reaktor Fukushima, mengatakan, sistem pendingin pembangkit listrik itu beroperasi normal. ”Kami masih memeriksa kondisi di lapangan untuk mengetahui apakah ada kerusakan yang terjadi,” katanya.
Pada Februari lalu, Miyagi juga diguncang gempa kuat yang menewaskan satu orang, sementara 180 warga lainnya terluka. Gempa tersebut merusak jalan, rel kereta api, dan ribuan rumah. Reaktor nuklir Fukushima Daiichi dilaporkan mengalami kerusakan kecil.
Posisi geografis Jepang yang berada di ”cincin api” Pasifik—busur aktivitas seismik intens yang membentang melalui Asia Tenggara dan cekungan Pasifik—membuat negara ini kerap diguncang gempa besar.
Japan Today melaporkan, Shinji Toda, profesor geofisika di Tohoku University, mengatakan, gempa terbaru bisa jadi menyebabkan tsunami besar jika titik pusatnya dangkal. (AP/AFP/REUTERS)