Target PDB 2021 hampir tiga kali lipat dari PDB 2020 yang 2,3 persen dan sedikit di atas 2019 yang 6,1 persen. China akan memangkas daftar negatif investasi dan mempertahankan penggunaan batubara.
Oleh
kris mada
·4 menit baca
BEIJING, JUMAT — Sidang paripurna parlemen China menjadi wahana unjuk pemulihan diri negara itu. China menetapkan target-target yang lebih besar dibandingkan 2020. Beijing juga akan mempertahankan penggunaan batubara sebagai sumber energi
Dalam pidato di parlemen pada Jumat (5/3/2021), Perdana Menteri China Li Keqiang antara lain mengumumkan target pertumbuhan ekonomi 6,6 persen. Beijing juga menaikkan anggaran pertahanan 6,8 persen. Pada tahun ini, Beijing berhasrat menambah 11 juta lapangan kerja baru di perkotaan.
”Dengan penetapan target ini, kita telah mempertimbangkan pemulihan aktivitas ekonomi. Target di atas 6 persen akan memungkinkan kita mencurahkan semua energi untuk mendorong reformasi, inovasi, dan pembangunan berkualitas tinggi,” tutur Li di hadapan anggota Majelis Nasional China (NPC).
Target pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) 2021 hampir tiga kali lipat dari PDB 2020 yang 2,3 persen dan sedikit di atas 2019 yang 6,1 persen. Pada 2020, pandemi Covid-19 memaksa China untuk pertama kalinya tidak menetapkan target pertumbuhan PDB.
Target 2021 tetap dipatok tinggi meski kinerja sektor manufaktur dan jasa China menurun dalam beberapa bulan terakhir. Indeks pembelian oleh manajer (PMI), salah satu petunjuk kinerja industri suatu negara, China terus menurun sejak Desember 2020.
Pada manufaktur, PMI China pada Februari 2021 kembali ke aras 50,6 atau sama dengan catatan pada Mei 2020. Sementara PMI jasa China pada Februari 2021 mencapai 52 atau terburuk dalam 9 bulan terakhir. Dengan angka di atas 50, memang sektor jasa dan manufaktur China tetap berkembang.
Li mengatakan, China akan mereformasi sisi pasokan. Dalam ekonomi, memang dikenal sisi permintaan dan pasokan. Sisi permintaan lazimnya dipacu lewat subsidi untuk meningkatkan konsumsi, sementara sisi pasokan untuk memacu produksi.
Beijing juga akan mengonsolidasi dan memperluas penanggulangan dampak Covid-19. ”Semua upaya ini memungkinkan kita mempunyai awalan baik bagi rencana pembangunan lima tahun yang ke-14 dan memperingati seabad Partai Komunis China dengan capaian luar biasa di pembangunan,” ujar Li.
Setiap lima tahun, Beijing menetapkan target pembangunan. Periode terbaru berlaku untuk 2021-2025. Selain repelita 2021-2025, NPC juga akan mengesahkan rencana pembangunan jangka menengah (RPJMN) 2021-2035. Pada 2035, China digadang menjadi perekonomian terbesar di dunia. Dengan PDB 14,7 triliun dollar AS, China menjadi perekonomian kedua setelah Amerika Serikat di 2020, PDB AS 2020 bernilai 20,9 triliun dollar AS.
Perdagangan daring
Dalam periode ini, Beijing antara lain berhasrat mendorong perluasan perdagangan daring. Hasrat itu diungkap setelah China membuat aturan yang bisa menekan oligopoli oleh Alibaba, Tencent, dan Meituan.
Selama bertahun-tahun, tiga perusahaan China itu mendominasi perdagangan daring China yang ditaksir bernilai hampir 2 triliun dollar AS. Sebagai pembanding, nilai perdagangan Indonesia 2019 hanya 40 miliar dollar AS dan Amerika Serikat mendekati 300 miliar dollar AS.
Upaya lain Beijing untuk menggairah perekonomian adalah dengan memangkas daftar negatif investasi (DNI). Beijing antara lain menghapus sejumlah sektor jasa dari DNI.
Selain itu, Beijing berjanji akan melindungi hak kekayaan intelektual dan kepentingan perusahaan asing. ”Pemodal asing diajak memperluas investasi dan sahamnya di pasar dan pembangunan China yang terbuka lebar serta tumbuh cepat,” demikian pernyataan pemerintah yang diserahkan ke NPC.
Perlindungan hak kekayaan intelektual menjadi salah satu sorotan AS dan Eropa terhadap China. Brussels dan Washington menuding China terlibat dalam upaya pencurian dan penyerahan paksa hak kekayaan intelektual perusahaan AS dan Eropa. Dalam perundingan dagang China-Uni Eropa, persoalan hak kekayaan intelektual menjadi salah satu pokok pembahasan yang panjang.
Batubara
Sidang paripurna NPC juga mengungkap keinginan China tetap menggunakan batubara sebagai sumber energi. ”Struktur industri dan bauran energi akan ditingkatkan. Sembari mendorong penggunaan batubara yang lebih bersih dan mangkus, kita akan membuat dorongan besar untuk membangun sumber energi baru, mengembangkan energi nuklir,” kata Li.
Pernyataan Li disampaikan setelah Asosiasi Batubara China menaksir permintaan batubara nasional akan naik pada 2021. Pada 2025, konsumsi batubara China ditaksir mencapai 4,2 miliar ton, dengan 4,1 miliar ton di antaranya dipasok dari dalam negeri. Pada 2020, China mengonsumsi 3,8 miliar ton barubara dan memasok separuh kebutuhan listrik China.
Meski penggunaan batubara meningkat, Beijing berjanji akan mengaruhi emisi karbon dalam 10 tahun mendatang. Pembangunan PLTN menjadi salah satu cara China meningkatkan pasokan energi sembari menekan emisi karbon.
”Membangun nuklir adalah pilihan penting untuk mencapai visi keseimbangan karbon sebab itu (PLTN) adalah energi nonfosil yang bersaing, bisa menekan emisi dan melambatkan dampak rumah kaca,” kata pakar nuklir di Shanghai Jiao Tong University, Wang Dezhong, kepada Global Times.
Kini, China punya 22 PLTN. Global Times melaporkan, 10 provinsi berminat mengembangkan PLTN. (AFP/REUTERS)