Puluhan Miliar Dollar Bansos di Amerika Serikat Ditilap
Total penilapan bansos di seluruh Amerika Serikat bernilai sedikitnya 63 miliar dollar AS. Kasus korupsi bansos menjadi salah satu persoalan besar di tengah rencana AS mengucurkan stimulus lebih banyak.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
Pandemi Covid-19 memaksa banyak pihak beradaptasi, termasuk para koruptor. Aparat Amerika Serikat tengah menyelidiki korupsi bernilai puluhan miliar dollar AS yang ditilap dari bantuan sosial selama pandemi. Penilapan terjadi di sejumlah negara bagian AS.
Di Wisconsin, seorang warga bernama Andrew Heidtke mengaku pernah mendapat surat dari dinas tenaga kerja. Lewat surat itu, dinas tenaga kerja memberi tahu bahwa permohonan tunjangan penganggurannya sedang diproses. ”Saya tidak tahu apa yang terjadi. Awalnya saya kira itu hanya surat yang dikirim asal-asalan,” ujarnya sebagaimana dilaporkan Associated Press, Minggu (28/2/2021) waktu setempat.
Di Ohio, keluarga mendiang Harry Hollingsworth terkejut karena mendapat informasi pria itu mendapat bantuan total 3.156 dollar AS. Keluarganya heran karena bantuan itu tidak pernah diterima pria yang wafat pada usia 99 tahun di awal Februari 2021 itu.
Heidtke dan Hollingsworth diduga korban pencurian identitas, salah satu modus untuk mengakali pencairan bantuan sosial selama pandemi. Banyak kasus dengan modus serupa.
Salah satunya terjadi di 29 negara bagian yang membayar total 220.000 kepada pengaju yang menggunakan nomor jaminan sosial yang sama. Kasus itu menjadi perhatian Inspektorat Jenderal pada Kementerian Tenaga Kerja AS. Sebab, total ada pembobolan senilai 5,4 miliar dollar AS dengan modus pencurian identitas.
Para pelaku mengajukan permohonan atas nama orang lain. Pemilik asli identitas tidak pernah tahu bahwa identitas mereka, terutama nomor jaminan sosial dan alamat, dipakai untuk mengajukan permohonan bantuan. Karena itu, mereka tidak tahu bahwa para pelaku mendapat banyak uang dari modus itu.
Penundaan pencairan
Aparat di Ohio menduga, 800.000 dari 1,4 juta permohonan terindikasi sebagai upaya penggangsiran bantuan. Kecurigaan muncul seiring peningkatan drastis permohonan bantuan sosial di negara bagian itu.
Dari 40.000 permohonan di puncak pandemi pada 2020 menjadi 140.000 permohonan di beberapa waktu terakhir. Aparat menduga, 300 juta dollar AS telanjur ditilap sindikat. Adapun di Indiana, Kentucky, dan Maryland terungkap upaya pembobolan bansos senilai total 500 juta dollar AS.
Di New York, kecurigaan atas permohonan palsu membuat ratusan ribu permohonan ditangguhkan. Total dana yang belum dicairkan mencapai 5,5 miliar dollar AS. Sementara di New Jersey, penangguhan berlaku untuk permohonan senilai total 2,5 miliar dollar AS.
California, negara bagian tempat Wakil Presiden AS Kamala Harris pernah jadi jaksa dan Senator AS, sejauh ini mencatat rekor. Total 11 miliar dollar AS ditilap sindikat pemalsu permohonan. Di Colorado, pemalsu permohonan diduga telah menggasak 6,5 miliar dollar AS.
Anggota DPR AS dari fraksi Republik, Kevin Brady, menaksir total penilapan bansos di seluruh negeri bernilai sedikitnya 63 miliar dollar AS. Nilai itu melebihi anggaran Kementerian Keamanan Dalam Negeri AS. ”Ini sangat menakutkan,” katanya.
Inspektorat Jenderal pada Kementerian Tenaga Kerja menyebut, 22 negara bagian belum menjalankan rekomendasi untuk mencegah kondisi itu meluas. Rekomendasi terutama belum diwujudkan di negara-negara bagian tempat banyak kasus pencurian bansos.
Akibat kasus-kasus pemalsuan, orang yang benar-benar berhak terpaksa tidak mendapat bantuan. Hal itu antara lain dialami Cynthia Sbertoli di Arlington. Sampai Desember 2020, ia menerima bansos 228 dollar AS per pekan.
Pada Januari 2021, bantuannya ditunda karena ada dugaan pemalsuan permohonan atas nama guru SMA itu. Sampai sekarang, bansos untuk Sbertoli tidak kunjung dicairkan. Padahal, setelah dirumahkan pada Maret 2020, ia tidak punya penghasilan.
Kasus korupsi bansos menjadi salah satu persoalan besar di tengah rencana AS mengucurkan stimulus lebih banyak. Presiden AS Joe Biden berharap parlemen kembali menyetujui stimulus bernilai triliunan dollar AS demi pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi. Sayangnya, di tengah kondisi sulit karena pandemi, ada saja orang jahat yang tega mengorupsi bantuan sosial. (AP)