Budapest memutuskan membeli sendiri sebagian kebutuhan vaksinnya karena merasa mekanisme pengadaan di UE terlalu lambat. Salah satunya adalah membeli vaksin China.
Oleh
Kris Mada
·4 menit baca
BUDAPEST, RABU — Vaksin Covid-19 buatan China untuk pertama kali menembus pasar Eropa. Hongaria menjadi anggota pertama Uni Eropa yang memakai vaksin Covid-19 buatan Sinopharm, China. Selain itu, Budapest juga berencana membeli vaksin buatan Rusia dan Amerika Serikat.
Sebanyak 550.000 dosis vaksin buatan Sinopharm dari Beijing tiba di Budapest, Selasa (16/2/2021) malam waktu setempat atau Rabu dini hari WIB. ”Dengan vaksin ini, sekarang ada lima jenis vaksin di Hongaria sehingga semakin banyak orang bisa divaksin secepat mungkin,” kata perwakilan Pusat Kesehatan Masyarakat Nasional (PKMN) Hongaria, Agnes Galgoczy.
PKMN Hongaria akan memeriksa vaksin Sinopharm sebelum menyuntikkannya ke warga. Budapest memesan total 5 juta dosis vaksin dari Sinopharm yang dikirim bertahap sampai Mei 2021.
Selain dari Sinopharm, Hongaria juga memesan vaksin antara lain dari Pfizer. Budapest juga akan membeli 2 juta dosis vaksin Sputnik V buatan Rusia. Selain Hongaria, anggota Uni Eropa (UE) yang akan membeli vaksin Sputnik V adalah Slowakia.
Budapest memutuskan membeli sendiri sebagian kebutuhan vaksinnya karena merasa mekanisme pengadaan di Uni Eropa (UE) terlalu lambat. Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban berkali-kali memprotes kelambanan itu.
”Kalau vaksin tidak datang dari Brussels (pusat UE), kami harus mendapat dari tempat lain. Tidak boleh ada warga Hongaria meninggal karena Brussels terlalu lambat mengurus vaksin,” ujarnya.
Ia menyebut, vaksin dari China dan Rusia membuat Hongaria bisa unggul untuk urusan vaksinasi dibandingkan anggota UE dengan populasi setara. “Dengan kondisi sekarang, 6,8 juta orang (bisa divaksinasi) pada akhir Mei atau awal Juni,” ujarnya seraya menyatakan siap disuntik dengan vaksin Sinopharm.
Sementara PM Slowakia Igor Matovic mengatakan, hasil tes Sputnik V memuaskan. ”Sejauh ini di UE hanya dipakai di Hongaria dan saya tidak melihat alasan untuk tidak menggunakannya,” katanya.
Pembebasan
Dari Spanyol dilaporkan, Madrid mempertimbangkan pembebasan perjalanan bagi orang yang sudah divaksinasi. Sumber di Kementerian Pariwisata Spanyol menyebut, kebijakan itu salah satu cara untuk memulihkan industri pariwisata.
Pada 2019, pariwisata menyumbangkan 12 persen dari produk domestik bruto Spanyol. Pada 2020, kontribusinya hanya 4 persen.
Pembebasan perjalanan bagi yang sudah divaksinasi akan dilengkapi antara lain dengan kewajiban tes sebelum perjalanan dimulai. Mekanismenya belum diketahui secara pasti.
Hal yang jelas, Madrid tidak berencana mewajibkan pelawat dari luar negeri untuk isolasi mandiri selama beberapa waktu setelah tiba di Spanyol. Kebijakan itu bisa menarik pelancong karena menekan biaya dan memangkas waktu perjalanan. Di berbagai negara, berlaku kewajiban isolasi hingga 14 hari.
Terkait pembatasan gerak, pengadilan Belanda memerintahkan Amsterdam untuk mengakhirinya. Hakim menilai pemerintah menyalahgunakan kewenangan karena memberlakukan pembatasan gerak secara nasional.
Kebijakan itu diberlakukan karena kasus Covid-19 terus meningkat.
Amsterdam melarang warga menerima tamu lebih dari dua orang. Warga juga dilarang bepergian kecuali untuk urusan darurat. Warga Belanda menggelar unjuk rasa besar-besaran sepanjang Januari 2021 untuk memprotes pembatasan itu. Kerusuhan terjadi di berbagai penjuru Belanda.
Pengadilan menyebut, kebijakan itu menghalangi kebebasan bergerak dan berpendapat. Karena itu, pembatasan harus diakhiri.
Keputusan diumumkan hampir bersamaan dengan laporan rutin Institut Kesehatan Nasional (RIVM) Belanda soal jumlah kasus baru. RIVM mengungkap, 25.229 kasus baru tercatat dalam tujuh hari terakhir. RIVM menduga kasus lebih besar karena jumlah tes berkurang di tengah cuaca buruk.
RIVM juga menyebut, lebih dari 60 persen kasus baru terkait dengan virus Covid-19 yang pertama kali ditemui di Inggris. Kasus Covid-19 dengan varian virus dari Inggris pertama kali ditemukan di Belanda pada awal Februari 2021.
Protes
Adapun Meksiko dilaporkan akan mengajukan keluhan kepada Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) soal ketidakadilan akses vaksin. Menteri Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard menyebut, negara-negara produsen vaksin punya tingkat vaksinasi lebih tinggi dibandingkan yang tidak bisa memproduksi sendiri.
Sementara Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador malah secara terbuka menyoroti fakta negaranya harus mengimpor vaksin dari Eropa.
Padahal, Amerika Serikat yang bersebelahan dengan Meksiko punya beberapa jenis vaksin. AS antara lain punya Johnson&Johnson, Pfizer, dan Moderna yang telah membuat atau mengembangkan vaksin Covid-19.
Obrador menyebut, AS menyimpan vaksin untuk kebutuhan sendiri. ”Meksiko ingin memastikan tidak ada penimbunan vaksin dan ada kesetaraan sehingga semua negara bisa mengakses vaksin untuk warganya,” katanya. (AP/REUTERS/RAZ)