Skema imigrasi baru Inggris itu merupakan respons atas keputusan China yang memberlakukan UU Keamanan China di Hong Kong pada tahun lalu. UU itu membuat warga tertekan.
Oleh
Luki Aulia
·4 menit baca
LONDON, MINGGU — Skema visa baru Inggris memungkinkan jutaan warga Hong Kong pemegang paspor Inggris di luar negeri (British National Overseas/BNO) menjadi warga negara Inggris. BNO tersedia bagi sekitar 70 persen dari penduduk Hong Kong yang berjumlah total 7,5 juta jiwa.
Kebijakan baru Inggris itu mulai berlaku pada Minggu (31/1/2021). Kebijakan itu diambil setelah Beijing dan otoritas China di Hong Kong mengatakan bahwa mereka tidak lagi mengakui BNO sebagai dokumen perjalanan yang sah.
Inggris membuka peluang kehidupan baru bagi warga Hong Kong yang hendak membebaskan diri dari tekanan China. Cukup dengan mendaftar visa secara daring. Jika disetujui, pemegang BNO boleh tinggal dan bekerja di Inggris. Setelah lima tahun, mereka boleh mengajukan permohonan menjadi warga Inggris.
Skema imigrasi baru Inggris itu merupakan respons atas keputusan China yang memberlakukan undang-undang keamanan nasional di Hong Kong, tahun lalu. UU itu dicurigai bertujuan menekan unjuk rasa di Hong Kong.
Inggris menuding China mengingkari janjinya saat Hong Kong kembali diserahkan ke China tahun 1997. China berjanji tetap menjamin kemerdekaan dan otonomi Hong Kong selama 50 tahun.
Meskipun sudah dikembalikan ke China, Inggris tetap memiliki kewajiban moral untuk melindungi bekas jajahannya.
”Kami menghargai hubungan sejarah dan persahabatan dengan rakyat Hong Kong dan kami akan tetap menegakkan kebebasan dan otonomi,” kata Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.
Sebenarnya, BNO itu simbolis saja karena biasanya warga Hong Kong lebih sering menggunakan paspor atau kartu tanda penduduk mereka sendiri untuk bepergian. Meski simbolis, Pemerintah China bersiap mengambil tindakan lebih tegas dan dikhawatirkan warga Hong Kong akan dilarang bepergian ke Inggris.
Belum jelas seberapa banyak yang akan mengambil tawaran visa Inggris terutama karena saat ini masih pandemi Covid-19 dan Inggris sedang mengalami kesulitan ekonomi pasca-Brexit. Namun, sejak UU keamanan nasional baru diberlakukan pada Juli lalu, peminat paspor BNO melonjak lebih dari 300 persen.
Sampai pertengahan Januari, jumlah peminat mencapai 733.000 orang. Inggris memperkirakan ada 154.000 warga Hong Kong yang tiba di Inggris pada tahun depan dan 322.000 orang dalam waktu lima tahun.
Saat BNO pertama kali diperkenalkan, warga Hong Kong yang lahir sebelum 1997 boleh tinggal di Inggris selama enam bulan, tetapi tidak boleh tinggal dan bekerja di sana.
Stella berencana pindah ke Inggris bersama suami dan anaknya yang berusia tiga tahun. ”UU keamanan nasional itu jelas akan mengekang kebebasan berbicara,” ujarnya.
Dalam skema visa ini, mereka yang mau pindah ke Hong Kong harus menunjukkan bukti mereka memiliki simpanan uang yang cukup untuk menghidupi diri sendiri dan atau keluarganya selama minimal enam bulan.
Warga Hong Kong yang sudah tinggal di Inggris dan kerap membantu warga Hong Kong lain mengaku yang masuk Inggris banyak yang berasal dari kelas menengah, keluarga muda, dan memiliki cukup uang untuk membiayai hidup mereka.
”BNO itu seperti kapal penyelamat bagi warga Hong Kong. Banyak warga Hong Kong khawatir China akan melarang mereka pergi. Makanya, banyak yang memilih pergi sesegera mungkin,” kata ilmuwan medis, Mike, yang baru saja pindah ke Manchester.
Cindy juga merasakan hal yang sama. Ketika masih tinggal di Hong Kong, Cindy hidup sejahtera dengan banyak aset properti. Tahun lalu, ia dan suaminya memutuskan pindah ke Inggris meski harus hidup mulai dari nol lagi.
”Kondisinya makin parah, pemerintah seperti mengusir kami. Semua nilai yang kami pegang, seperti kebebasan berbicara, pemilu adil, dan kebebasan, di Hong Kong tidak seperti dulu lagi,” ujarnya.
Cindy baru saja tiba di London bersama ribuan warga Hong Kong lainnya, pekan lalu. Banyak yang memutuskan meninggalkan Hong Kong karena khawatir dihukum karena mendukung protes pro-demokrasi. Banyak yang sudah tidak mau kembali ke Hong Kong lagi.
”Pemerintah memang belum keras, tetapi akan bisa keras kalau nanti puluhan ribu anak muda pergi. Itu akan bisa mengganggu perekonomian Hong Kong,” ujarnya.
Fan (39) menilai, bagi mereka yang bisa menahan diri ataupun tahan untuk tidak mengemukakan pendapatnya tidak akan bermasalah tinggal di Hong Kong.
”Namun, saya tidak bisa dan tidak mau. Saya ingin bebas mengutarakan apa pun pemikiran saya,” kata Fan yang menjual rumahnya di Hong Kong lalu pindah ke Inggris. Fan belum pernah ke Inggris sebelumnya dan ia tidak sendirian. Banyak warga Hong Kong yang belum pernah ke Inggris.
Bahkan, kata Miriam Lo yang mengelola agen relokasi Excelsior UK, banyak warga Hong Kong yang belum mempunyai pengalaman tinggal di luar negeri. Banyak yang datang dan langsung membeli rumah tanpa dilihat dulu,” ujarnya. (AFP/AP/LUK)