China Tidak Mengakui Paspor Inggris di Luar Negeri
Pemerintah China tidak akan mengakui paspor warga negara Inggris di luar negeri atau BNO sebagai dokumen perjalanan bagi warga Hong Kong lagi. Ketentuan itu mulai berlaku pada 31 Januari mendatang.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
BEIJING, JUMAT — Pemerintah China tidak akan mengakui paspor warga negara Inggris di luar negeri atau BNO sebagai dokumen perjalanan bagi warga Hong Kong lagi. Ketentuan yang akan berlaku mulai 31 Januari mendatang ini dikeluarkan setelah Inggris menawarkan visa bahkan status kewarganegaraan Inggris bagi 5,4 juta warga Hong Kong pemegang BNO yang memenuhi persyaratan.
Inggris memungkinkan pemegang paspor BNO mengajukan permohonan visa secara online. Dengan visa itu, mereka bisa tinggal dan bekerja di Inggris. Setelah lima tahun mereka bisa mengajukan kewarganegaraan. Skema imigrasi baru ini keluar sebagai respons atas keputusan China memberlakukan undang-undang keamanan nasional di Hong Kong tahun lalu untuk menindak unjuk rasa yang kerap berujung rusuh.
”Inggris berusaha menjadikan rakyat Hong Kong sebagai warga kelas dua Inggris. Ini mengubah arti BNO yang sebenarnya. Ini melanggar kedaulatan China, mencampuri urusan Hong Kong dan China sekaligus melanggar hukum internasional dan norma dasar hubungan internasional,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian.
Melonjak
BNO merupakan status khusus yang dibuat dengan UU Inggris tahun 1987 yang spesifik terkait Hong Kong. Setelah Inggris menawarkan visa bagi warga Hong Kong, permintaan melonjak. Banyak warga Hong Kong yang memiliki paspor dobel. Ketika paspor BNO ditawarkan saat Hong Kong dikembalikan ke China pada 1997, warga Hong Kong kecewa.
Pada waktu itu, pemegang BNO hanya boleh berkunjung ke Inggris selama enam bulan dan tidak boleh bekerja atau menjadi warga negara Inggris. Itu pun hanya berlaku bagi warga Hong Kong yang lahir sebelum Hong Kong kembali ke China. Namun, ketentuan diubah seiring dengan China yang kian menekan kehidupan sipil dan politik Hong Kong.
”Saya sangat bangga kita bisa memberi jalan kehidupan baru bagi warga Hong Kong pemegang BNO di Inggris. Dengan memberi kesempatan ini, kami menghormati sejarah dan persahabatan dengan rakyat Hong Kong. Kami tetap berpegangan pada nilai kebebasan dan otonomi,” kata Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson.
Pakar di Pusat Studi China di Hong Kong, Willie Lam, menilai pernyataan Pemerintah China merupakan pesan yang kuat bagi Inggris dan negara-negara lain yang mau ikut campur dalam urusan Hong Kong. ”Tetapi saya kira ancaman China itu tidak akan menghilangkan niat warga Hong Kong untuk mengajukan visa ke Inggris,” ujarnya.
Inggris memperkirakan akan ada 154.000 warga Hong Kong yang tiba di Inggris tahun depan, dan 322.000 orang dalam lima tahun. Pemimpin Hong Kong yang pro-China, Carrie Lam, mengatakan tidak akan akan ada eksodus besar-besaran warga Hong Kong ke Inggris. ”Saya tidak yakin 2,9 juta warga Hong Kong akan pergi ke Inggris. Yang terpenting adalah memberitahukan kepada rakyat Hong Kong bahwa masa depan Hong Kong cerah,” ujarnya. (REUTERS/AFP/AP)