Tim WHO Kunjungi Rumah Sakit Pertama yang Rawat Pasien Covid-19 di Wuhan
Perjalanan penyelidikan tim WHO dimulai dengan pertemuan tim dengan para pejabat China. Penyelikan lapangan diperkirakan berlangsung selama dua pekan.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
WUHAN, JUMAT — Tim ahli Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mulai menyelidiki asal-usul pandemi Covid-19 di China, Jumat (29/1/2021), setelah semua anggota tim selesai menjalani karantina kedatangan selama dua pekan. Tim menggelar penyelidikan di sejumlah tempat yang disinyalir menjadi tempat awal penularan virus korona tipe baru penyebab Covid-19, salah satunya di Pasar Huanan, yang diyakini sebagai kluster utama pertama wabah penyakit itu.
Perjalanan penyelidikan itu dimulai dengan pertemuan tim WHO dengan pejabat China. Tim juga dijadwalkan bertemu secara terpisah dengan sejumlah pihak dalam rangkaian penyelidikan itu. Mereka akan bertemu dengan ilmuwan setempat dan beberapa pasien awal terkonfirmasi Covid-19 di Wuhan.
Setelah mengadakan pertemuan dengan pejabat China, tim WHO berkunjung ke Rumah Sakit Terpadu Pengobatan China dan Barat di Provinsi Hubei (Hubei Provincial Hospital of Integrated Chinese and Western Medicine), salah satu rumah sakit pertama yang merawat pasien di awal kemunculan pandemi. Zhang Jixian, direktur unit perawatan pasien kritis dan departemen pernapasan di rumah sakit itu, dikutip oleh media Pemerintah China, sebagai orang pertama yang melaporkan kasus virus korona pada 27 Desember 2019.
Kala itu, hasil pemeriksaan CT scan pada pasangan lanjut usia menunjukkan adanya pneumonia yang berbeda dari biasanya. ”Pneumonia yang belum diketahui asal-usulnya”, demikian istilah yang digunakan saat itu.
”Yang terpenting kunjungan lapangan (WHO) akan mencakup Institut Virologi Wuhan, Pasar Huanan, dan Laboratorium CDC (Pusat Pengendalian Penyakit) Wuhan,” kata WHO melalui media sosial Twitter pada Kamis (28/1/2021) malam.
Tiga tempat utama
Tiga tempat yang disebutkan WHO itu adalah tiga tempat yang diduga memiliki kaitan sangat erat dengan penularan awal virus korona tipe baru. Pasar Huanan diyakini sebagai kluster utama pertama wabah. Pasar itu telah ditutup otoritas China beberapa saat setelah pandemi terjadi pada akhir 2019.
Adapun Institut Virologi Wuhan menampung fasilitas pengujian virus. Institut ini disebut-sebut mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menjadi asal mula penyebaran virus korona tipe baru. Total waktu penyelidikan diperkirakan berlangsung selama dua pekan.
Pemerintah China menolak dugaan yang menyebutkan wabah tersebut disebabkan oleh kebocoran di laboratorium pemerintah. Pihak WHO pun sejauh ini kepada publik berupaya mengelola harapan hingga tuntutan terkait akhir penyelidikan itu mampu menjawab asal mula virus dan wabah Covid-19 itu.
”Tidak ada jaminan jawaban,” kata Mike Ryan, Direktur Eksekutif Program Gawat Darurat WHO, yang bertanggung jawab pada respons dan penanggulangan Covid-19 global.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, Jumat, mengatakan, WHO dan para pakar dari China bekerja sama dalam menelusuri asal-usul virus. Ia menekankan, misi tim WHO bukanlah sebuah penyelidikan. ”Ini bagian dari penelitian global, bukan penyelidikan,” kata Zhao dalam konferensi pers di Beijing.
Misi penyelidikan WHO sendiri secara langsung di China mengalami sejumlah penundaan. Kelindannya tidak lepas dari polemik tuduhan Trump tentang awal mula pandemi dan keluarnya AS dari WHO.
Misi penyelidikan WHO sendiri secara langsung di China mengalami sejumlah penundaan. Kelindannya tidak lepas dari polemik tuduhan Trump tentang awal mula pandemi dan keluarnya AS dari WHO. Trump bahkan menilai WHO sangat China-sentris.
Dari penyelidikan langsung kali ini diharapkan ada data yang dapat diperoleh WHO. Data itu diharapkan ditemukan dari penyelidikan langsung ataupun dari otoritas China yang diduga telah meneliti dan memperoleh sejumlah data primer sejak awal pandemi.
China diminta bekerja sama
”Penting untuk diingat bahwa keberhasilan misi dan penelusuran asal-usul ini 100 persen bergantung pada akses (tim) ke sumber yang relevan,” kata Thea Fischer, anggota tim WHO dari Denmark.
”Betapa pun kompetennya kami, seberapa pun keras kami bekerja, dan berapa banyak hal yang coba kami ungkap, hal-hal itu ini hanya bisa dimungkinkan dengan dukungan dari China,” katanya, melanjutkan.
Asal-usul Covid-19 menjadi arena pertarungan politik antara China dan AS. Tuduhan dari AS dibalas oleh Beijing. China telah mendorong gagasan bahwa virus itu ada di luar negeri sebelum ditemukan di Wuhan. Hal itu dilakukan lewat media Pemerintah China yang memberitakan dugaan keberadaan virus korona tipe baru ada pada kemasan makanan beku impor dan mengutip makalah ilmiah yang mengatakan virus itu telah beredar di Eropa pada 2019.
Kementerian Luar Negeri China juga mengisyaratkan bahwa penutupan tiba-tiba laboratorium tentara AS di Fort Detrick di Maryland pada Juli 2019 terkait dengan pandemi.
China pada hari Kamis memperingatkan AS untuk tidak ikut ”campur tangan secara politik” terkait perjalanan tim penyelidikan itu di China. WHO telah menegaskan bahwa penyelidikan itu semata sebuah penyelidikan ilmu pengetahuan. Tim diharapkan mencapai pada jawaban asal mula virus korona tipe baru dan bagaimana virus itu dapat memapar manusia.
Beijing sangat ingin melepaskan diri dari tindakan saling menyalahkan. Pemerintah China dilaporkan siap bekerja sama dan membantu tim WHO sebaik mungkin. Dalam unggahannya di Twitter pada hari Kamis, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, dia telah melakukan ”diskusi terbuka” dengan Menteri Kesehatan China Ma Xiaowei.
”Saya meminta para ilmuwan internasional mendapatkan dukungan, akses, dan data yang dibutuhkan, dan kesempatan untuk terlibat penuh dengan kolega mereka di China,” katanya. (AFP/REUTERS)