Kehidupan malam Kota Wuhan, China kembali berdenyut saat warga merayakan kebebasan setelah penutupan wilayah berbulan-bulan. Tapi, di tempat lain di China kasus Covid-19 justru melonjak.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
WUHAN, JUMAT – Di saat seluruh dunia bergelut dengan karantina wilayah dan lonjakan kasus Covid-19, anak muda di Kota Wuhan – episenter wabah pertama – menikmati kebebasan yang diperoleh dengan susah payah. Kehidupan malam di kota dengan penduduk 11 juta jiwa itu kembali berdetak.
Di Super Monkey, kelab malam yang besar di pusat Kota Wuhan, tak ada dress code atau daftar tamu VIP. Untuk bisa masuk pengunjung wajib memakai masker dan diperiksa suhu saat masuk ke kelab malam. Pengunjung dengan suhu di atas 37,3 derajat Celcius tidak akan diperbolehkan masuk.
Di dalam, di mana para pengunjung turun di lantai dansa berjoget dalam iringan musk tekno yang memekakkan telinga dan permainan cahaya laser, protokol kesehatan tidak selalu dipatuhi. Masker yang wajib dipakai saat masuk, kerap dibuka ketika mengobrol, berjoget, atau merokok.
Banyak di antara pengunjung kelab malam yang cukup senang karena bisa leluasa bepergian mencari hiburan di dalam kota setelah karantina wilayah berbulan-bulan di awal wabah.
“Saya terjebak di dalam rumah dua-tiga bulan... Negara berperang melawan virus dengan baik dan sekarang saya bisa keluar dengan tenang sepenuhnya,” kata seorang pria berusia tiga puluhan tahun bernama Xu.
Suasana hedonistik dan bersulang sampanye dingin sangat jauh dari yang pengetatan yang diterapkan otoritas di Beijing.
Tapi, Chen Qiang, warga berusia 20 tahunan, memuji Partai Komunis China yang telah menghilangkan virus korona meski terjadi lonjakan kasus di beberapa tempat di China dalam beberapa hari terakhir.
“Pemerintah China bagus. Mereka berbuat untuk rakyatnya, berbeda dengan negara lain,” ujar Chen.
Media pemerintah di Beijing telah memojokkan negara-negara Barat yang dinilai gagal mengatasi pandemi Covid-19 dengan mengontraskannya dengan situasi di China yang telah kembali normal. Mereka memuji keberhasilan ini sebagai bukti superioritas model politik otoriter Beijing.
Akan tetapi, meski senang dengan apa yang dilakukan pemerintahnya Chen sadar bahwa virus korona telah mengubah banyak hal. Contohnya, pengunjung klub malam saat ini lebih sedikit dibandingkan dulu sebelum pandemi Covid-19.
Manajer klub malam Li Bo menyampaikan, pandemi telah memukul industri dengan hebat menyebabkan penurunan kunjungan tamu hingga 70 persen. “Dibandingkan dengan penutupan wilayah di negara lain, negara kami setidaknya setengah terbuka, tapi konsumen masih merasa tidak nyaman,” katanya.
Penerapan protokol kesehatan yang ketat seperti misalnya pemesanan daring sebelum datang tidak banyak membantu orang untuk lebih merasa nyaman datang ke klub malam. Apalagi pengunjung harus memiliki aplikasi yang menunjukkan bahwa mereka sehat, negatif Covid-19.
Di saat warga Wuhan merasakan kebebasan, China melaporkan kluster pertama Covid-19 di antar para pekerja pabrik pengolahan daging. Hal ini membuat konsumen lokal menjadi khawatir.
Ada 10 kasus positif Covid-19 dikonfirmasi di sebuah pabrik pengolahan daging yang dalam setahun memotong 50 juta ayam di Kota Harbin. Pabrik ini dimiliki oleh perusahaan Thailand Charoen Pokphand, salah satu produsen utama produk unggas dunia. Selain 10 kasus itu, terdapat 28 pekerja pabrik dan tiga anggota keluarga pekerja yang positif tapi tak bergejala.
Para pekerja di pabrik pengolahan dan pengemasan produk daging di Amerika Serikat, Brasil, dan seluruh Eropa terpukul oleh pandemi. Ribuan pekerja rumah potong terkonfirmasi positif Covid-19.
Kluster Covid-19 di pabrik milik Charon Pokphand terdeteksi saat pemeriksaan rutin menyusul lonjakan kasus di kawasan tersebut. Sampel dari dalam rumah potong, lemari pendingin, dan di luar area pengemasan yang diambil awal pekan ini juga terkonfirmasi positif Covid-19.
Pihak Charoen Pokphand di Bangkok maupun di lokasi produksi di Harbin tidak bisa dihubungi untuk memberikan tanggapan. Sedangkan staf di tiga supermarket besar di Harbin menyebutkan bahwa produk ayam olahan Charoen Pokphand telah diturunkan dari rak.(AFP/REUTERS)