Secara geografis, sebagian wilayah Indonesia seperti Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara berada di Pasifik. Secara demografis, sebagian penduduk Indonesia orang Polinesia dan Melanesia, dua ras utama di Pasifik.
Oleh
Kris Mada
·4 menit baca
[caption id="attachment_11512933" align="aligncenter" width="1200"] Duta Besar RI untuk Selandia Baru Tantowi Yahya dan anggota parlemen Selandia Baru, Shane Reti, berlatih sebelum rekaman album musik country di Wellington, Selandia Baru, beberapa waktu lalu. Album berjudul Friends for Good itu salah satu cara Tantowi mendekati masyarakat Selandia Baru.[/caption]
Pada Maret 2018, Presiden Joko Widodo memutuskan Indonesia harus semakin berperan di Pasifik. Keputusan itu diwujudkan, antara lain, lewat berbagai diplomasi oleh Duta Besar RI untuk Selandia Baru, Samoa, dan Tonga Tantowi Yahya. Sejak Januari 2020, Tantowi juga menjadi Duta Besar Keliling untuk Pasifik. Duta Besar RI di Wellington itu memaparkan sebagian prioritas kerjanya pada 2021 lewat petikan wawancara berikut.
T : Untuk konteks Pasifik, bagaimana menerjemahkan Recover Stronger, Recover Together yang menjadi tema Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri (PPTM) 2021?
J : Pandemi Covid-19 memang berdampak pada banyak negara dan kawasan, termasuk di Pasifik. Kondisi geografis di sini membuat hampir semua negara Pasifik relatif bisa mengendalikan pandemi. Bisa segera menutup perbatasan sehingga tidak ada lalu lintas orang antarnegara. Ini kunci. Memang keputusan ini menyulitkan negara-negara yang mengandalkan pariwisata sebagai sumber pendapatan.
Penutupan perbatasan juga membuat negara-negara Pasifik kesulitan berhubungan dengan kawasan luar. Selama ini, Australia dan Selandia Baru jadi penghubung utama. Keduanya menutup perbatasan selama pandemi.
Selain pandemi, negara-negara Pasifik terancam kehilangan wilayahnya karena kenaikan permukaan laut. Ini masalah serupa yang dihadapi sebagian wilayah di Indonesia.
Karena itu, penting bagi Indonesia untuk segera menunjukkan komitmen membantu Pasifik dan bersama-sama menghadapi pandemi dan perubahan iklim.
T : Mengapa Pasifik harus diperhatikan sehingga ada duta besar keliling untuk kawasan ini?
J : Ada beberapa alasan. Pertama, negara-negara besar, China dan Amerika Serikat, semakin serius mendekati Pasifik. Kawasan ini jadi arena perebutan pengaruh negara-negara besar dengan program masing-masing. Indonesia juga datang dengan program dan agenda sendiri. Lewat Indonesia Aid, Pasifik Exposition, dan aneka pendekatan lain.
Pasifik jadi rebutan karena posisi geografisnya. Jarak terdekat Asia-Amerika lewat Pasifik. Ini sangat ekonomis. Selain alasan geografis, dalam politik internasional, satu negara satu suara. Besar atau kecil satu suara sehingga negara-negara lain berusaha mendekati Pasifik untuk mencari dukungan dalam konteks pemungutan suara di forum-forum internasional.
J : Banyak yang berpendapat bahwa Indonesia perlu mendekati Pasifik karena alasan kedaulatan. Ada negara tertentu yang berpandangan berbeda soal kedaulatan Indonesia. Pendapat itu penting. Akan tetapi, tidak kalah penting mempertimbangkan faktor geografis dan demografis Indonesia dan Pasifik.
Secara geografis, sebagian wilayah Indonesia seperti Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara berada di Pasifik. Secara demografis, sebagian penduduk Indonesia orang Polinesia dan Melanesia, dua ras utama di Pasifik. Juga ada Mikronesia. Orang Melanesia ada di Papua, NTT. Polenesia di Maluku, Sulawesi. Mikronesia di Sulawesi Utara.
Papua Niugini dengan 8 juta orang disebut negara penting di Pasifik. Mengapa Indonesia yang penduduk Melanesia, Polinesia, dan Mikronesia lebih banyak dari gabungan penduduk seluruh negara Pasifik tidak bisa disebut bagian dari Pasifik?
Fakta inilah yang terus saya sampaikan dalam empat tahun terakhir kepada berbagai pihak di sini. Bukan hanya kepada pemerintah, melainkan juga kepada masyarakat, kelompok adat.
Saya ditunjuk menjadi Roving Ambassador for Pacific sejak Januari 2020. Semacam utusan khusus Presiden RI untuk kawasan Pasifik, antara lain untuk alasan-alasan ini.
Papua Niugini dengan 8 juta orang disebut negara penting di Pasifik. Mengapa Indonesia yang penduduk Melanesia, Polinesia, dan Mikronesia lebih banyak dari gabungan penduduk seluruh negara Pasifik tidak bisa disebut bagian dari Pasifik?
Kemudian alasan lain, secara ekonomi selama ini Pasifik menjadikan Selandia Baru dan Australia sebagai penghubung. Indonesia bisa menjadi penghubung Pasifik dengan ASEAN atau kawasan lain.
Produk-produk Pasifik ini, karena alasan biosecurity, ada yang tidak bisa masuk ke Australia dan Selandia Baru. Memang Australia dan Selandia Baru tidak kompromi kalau urusan itu.
Ini peluang bagi Indonesia untuk menjadi penghubung produk-produk itu dengan pasar lain.
T : Apakah kondisi geografis dan pandemi menjadi tantangan dalam menjalankan tugas sebagai duta besar keliling?
J : Memang ada tantangan karena tidak semua negara Pasifik punya infrastruktur sebaik di sini sehingga pertemuan-pertemuan virtual kurang maksimal. Selain itu, diplomasi membutuhkan aspek-aspek yang tidak bisa didapatkan dari pertemuan virtual. Karena itu, saat pandemi mereda dan perbatasan dibuka lagi, kami mempersiapkan berbagai agenda diplomasi.
T : Apa target agenda-agenda itu?
J : Di Pasifik ada Pasific Island Forum, organisasi negara-negara Pasifik. Saya menargetkan Indonesia level keterlibatan Indonesia di PIF bisa meningkat. Sekarang Indonesia salah satu mitra wicara. Ke depan mudah-mudahan bisa lebih meningkat.
Selain itu ada Melanesia Spearhead Group (MSG), organisasi ras Melanesia. Indonesia sekarang jadi associate member. Saya berharap Indonesia bisa menjadi anggota penuh. Dengan populasi Melanesia terbesar dibandingkan dengan negara-negara lain, Indonesia sangat layak menjadi anggota MSG.
Sekarang, tingkat penerimaan Pasifik pada Indonesia terus membaik. Kita diizinkan memakai kata ”Pasifik” untuk menyelenggarakan Pacific Exposition yang memamerkan potensi kawasan dan menjadi forum kontak bisnis. Forum itu sukses dan disambut gembira di kawasan.
T : Apakah ada trik diplomasi khusus?
J : Kebetulan country (musik yang ditekuni Tantowi) banyak dipengaruhi oleh tradisi Polinesia, ras orang-orang Maori (suku asli Selandia Baru). Jadi, saya pakai ini untuk mendekati orang-orang di sini. Desember lalu saya membuat album, 4 dari 14 dinyanyikan bersama tokoh di sini.