Tim Penyelamat Cari Awak Kapal Ikan Myeong Minho 32, Tiga di Antaranya WNI
Tim penyelamat gabungan terus berupaya menyelamatkan tujuh awak kapal ikan Myeong Minho 32 yang terbalik di perairan Jeju, Korea Selatan. Sebanyak tiga dari tujuh awak kapal itu adalah warga negara Indonesia.
Oleh
B Josie Susilo Hardianto
·3 menit baca
SEOUL, RABU — Tim penyelamat Korea Selatan terus berupaya mencari tujuh nelayan—tiga di antaranya warga negara Indonesia—yang hilang di perairan Jeju, Korea Selatan. Sebelumnya, kapal ikan yang mereka awaki, Myeong Minho 32, terbalik karena dihantam ombak besar pada Selasa malam.
Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha, Rabu (30/12/2020), mengabarkan, tim perlindungan dari KBRI Seoul telah bergerak menuju Jeju. Setiba di Jeju, tim tersebut telah menggelar pertemuan dengan Penjaga Pantai Korsel atau Korea Coast Guard (KCG) serta Ketua Tim Gabungan Penyelamat.
Dalam pesan yang dikirim melalui Whatapp, Judha menjelaskan sejumlah fakta terkait kecelakaan tersebut.
Myeong Minho 32 berangkat dari Pelabuhan Seongsan di timur Jeju pada Selasa (29/12/2020) pukul 16.03 menuju Hallym Port di wilayah barat Jeju. Cuaca saat berangkat masih baik. Di tengah perjalanan sekitar pukul 19.43, tak jauh dari Port Jeju kapal terbalik akibat ombak tinggi dan angin yang kuat.
Tim penyelamat dari KCG segera menuju lokasi setelah menerima informasi dari seorang awak kapal asal Indonesia, bernama Devi. Tim KCG tiba di lokasi sekitar pukul 21.00 dan segera melakukan penyelamatan. Namun, mereka belum berhasil menembus palka kapal. Upaya itu dilakukan setidaknya delapan kali.
Kontak terakhir dengan kru di kapal (melalui sinyal ketokan) adalah pada Rabu (30/12/2020) pukul 03.13. Tim penyelamat sempat melakukan pembicaraan dengan seorang teknisi (warga Korsel) pada Rabu sekitar pukul 02.36.
Pihak kepolisian Korsel mendapat konfirmasi bahwa dua awak warga negara Korsel terjebak di ruang navigasi, sementara lima awak lainnya—tiga di antaranya berasal dari Indonesia—terjebak di kamar tidur.
Untuk mendukung upaya penyelamatan, tim penyelat telah membuat kapal itu tetap terapung dan mengarahkannya ke dekat Pelabuhan Jeju. Untuk sementara, upaya penyelamatan dihentikan karena kondisi cuara yang buruk, yaitu ombak tinggi dengan jarak pandang sangat minim, sekitar 2 meter.
Upaya penyelamatan itu mendapat perhatian serius dari Pemerintah Korea Selatan. Perdana Menteri Korsel Chung Sye-kyun telah memerintahkan pembentukan tim penyelamat gabungan. Tim gabungan itu terdiri dari 964 personel yang berasal dari KCG, kepolisian Korsel, tim dari pemadam kebakaran, serta angkatan bersenjata Korsel. Sebanyak delapan kapal dikerahkan untuk membantu misi penyelamatan tersebut.
Menurut Judha, misi penyelamatan akan kembali dilanjutkan setelah badai salju yang terjadi di Jeju reda pada Rabu malam. Saat ini, sejumlah kapal patroli tetap berada di sekitar Myeong Minho 32 sambil mencari keberadaan para nelayan.
Setelah terbalik dan dihajar ombak besar kondisi kapal belum sepenuhnya diketahui, masih utuh atau sudah rusak berat. Selain itu, belum dapat dipastikan apakah kru kapal itu masih terjebak atau sudah berhasil keluar dari kapal.
Apabila cuaca membaik, tim penyelamat berencana mengangkat kapal ke darat dengan menggunakan crane besar dan mencari keberadaan kru di dalam kapal.
”KBRI akan meninjau lokasi kapal dan melihat berlangsungnya operasi penyelamatan langsung pada hari Kamis, 31 Desemer 2020, pagi. KBRI juga telah menghubungi keluarga para ABK utk memg-update perkembangan upaya penyelamatan”, tulis Judha.
Dalam laman koreajoongangdaily.joins.com disebutkan, tim penyelamat terus bersiaga.
”Kami akan mengerahkan semua sumber daya penyelamatan kami untuk menemukan nelayan yang hilang secepat mungkin,” kata Lee Chun-sik, Komandan Departemen Kepolisian Laut Jeju, kepada pers pada Rabu.
Polisi terus berkomunikasi dengan pihak KBRI. Sementara ketua Serikat Pekerja Perikanan Indonesia di Korea Selatan Ari Purboyo prihatin dengan kecelakaan tersebut. Ia berharap setiap operator memperhatikan informasi cuaca agar kecelakaan serupa tidak terjadi lagi.