Penutupan Perbatasan Antarnegara akibat Varian Baru Virus Picu Kepanikan Global
Sejumlah negara memutuskan menutup wilayah masing-masing dari pelancong asal Inggris. Penularan varian baru virus SARS-CoV-2 di Inggris yang lebih cepat menular telah memicu kepanikan global.
Oleh
Mahdi Muhammad
·6 menit baca
LONDON, SELASA — Semakin banyak negara memutuskan menutup perbatasan dan wilayah udaranya bagi para pelancong asal Inggris untuk mencegah masuknya varian baru virus SARS-CoV-2 ke wilayah mereka. Keputusan ini memicu kepanikan global, menyebabkan kekacauan perjalanan, dan mengganggu distribusi logistik. Ujungnya, kondisi itu dapat mengancam kecukupan pasokan bahan pangan bagi Inggris di pengujung waktu peralihan keluarnya negara itu dari Uni Eropa.
Sejumlah negara anggota Uni Eropa, seperti Spanyol, Swiss, Perancis, Jerman, Italia, Belanda, Austria, Irlandia, dan Belgia, telah menangguhkan perjalanan bagi warga Inggris. Negara di luar Eropa, seperti India, Hong Kong, Rusia, Jordania, Israel, dan Kanada, juga dilaporkan melakukan hal serupa. Arab Saudi, Kuwait, dan Oman juga menutup perbatasan mereka sepenuhnya.
Amerika Serikat, negara dengan tingkat kematian terparah, saat ini telah mencapai 318.000 jiwa, belum memutuskan untuk menutup wilayahnya dari para pelancong asal Inggris. Namun, Gubernur New York Andrew Cuomo, Senin (21/12/2020), telah meminta sejumlah maskapai penerbangan untuk menetapkan syarat hasil uji PCR negatif bagi para calon penumpang pesawat yang akan mendarat di Bandar Udara John F Kennedy, New York. Tiga maskapai, yaitu British Airways, Delta Airlines, dan Virgin Atlantic, telah menyetujui hal itu.
Penemuan varian baru virus SARS-CoV-2 yang lebih cepat menular sebelum program vaksinasi dijalankan di banyak negara menaburkan kepanikan baru di seluruh dunia. Di banyak negara, situasi pandemi yang telah menewaskan 1,7 juta jiwa secara global dan 67.000 orang di Inggris tidak membaik dan bahkan semakin memburuk, khususnya memasuki musim dingin.
”Sudah saatnya pemerintah federal mengambil tindakan cepat karena hari ini varian itu naik pesawat dan mendarat di JFK dan hanya membutuhkan satu orang untuk menularkan ke orang lainnya,” kata Cuomo.
Asisten Menteri Kesehatan AS Brett Giroir mengatakan, belum ada keputusan tentang larangan perjalanan apa pun. Bersamaan dengan masih parahnya pandemi di AS, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS telah memberikan persetujuan melalui voting terhadap pencairan paket stimulus Covid-19 senilai hampir 900 miliar dollar AS. Paket bantuan itu berikutnya akan dibahas di tingkat Senat. Jika lolos di Senat, UU tentang bantuan stimulus masa pandemi akan dibawa kepada Presiden Donald Trump untuk ditandatangani.
Kembali pada situasi pandemi di Eropa, para pejabat UE telah melakukan pertemuan secara daring untuk mengoordinasikan tanggapan mereka atas varian baru virus. UE tengah mempersiapkan program vaksinasi Covid-19 dalam waktu seminggu setelah Badan Obat-obatan Eropa (EMA) menyetujui penggunaan darurat vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech pada hari Senin.
Stok pangan terancam
Terkait kemunculan varian baru virus korona di Inggris, Pemerintah Perancis menutup perbatasannya untuk kedatangan orang dan barang dari Inggris dengan menutup Eurotunnel, salah satu arteri perdagangan terpenting dengan daratan Eropa. Beberapa perusahaan jaringan supermarket mengeluarkan peringatan bahwa akan ada defisit kebutuhan bahan pangan apabila tidak ada pemulihan hubungan transportasi dalam beberapa hari mendatang.
”Jika tidak ada yang berubah, kita akan mulai melihat kekosongan dalam beberapa hari mendatang pada beberapa jenis sayuran, seperti selada, beberapa daun salad, kembang kol, brokoli, dan buah jeruk—yang semuanya diimpor dari benua itu saat ini,” kata Sainbury, salah satu supermarket, dalam pernyataannya.
David Sagnard, salah satu pengusaha jasa angkutan dan juga presiden regional federasi pengemudi truk Perancis, FNTR, tengah memikirkan cara untuk bisa mengirimkan logistik ke Inggris tanpa pengemudi dengan menggunakan kontainer. ”Tetapi, di Dover, kemacetan sangat parah sehingga kendaraan yang mencoba mengambil trailer tidak akan pernah sampai di pelabuhan,” kata Sagnard.
Jean-Marc Puissesseau, Presiden Pelabuhan Calais, membenarkan bahwa Dover kewalahan. ”Kami akan coba minta mereka membuat lebih banyak jalur akses untuk zona angkutan yang tidak didampingi,” ujarnya.
FNTR mengatakan, ”Tidak ada pengemudi yang ingin mengirim ke Inggris sekarang. Jadi, Inggris akan melihat pasokan pengiriman mengering.”
Penutupan perbatasan sejumlah negara yang telah memaksa banyak orang membatalkan penerbangannya juga memicu ketidakpastian pasar. Pasar keuangan global bereaksi.
Reaksi pasar saham
Saham Eropa merosot, dengan saham perusahaan layanan perjalanan dan rekreasi menanggung beban paling berat. Saham pemilik British Airways, IAG, turun hampir 9 persen, EasyJet turun sekitar 7 persen, sementara KLM Air France kehilangan sekitar 4 persen. Adapun saham perusahaan maskapai penerbangan AS yang lain turun 5-7 persen dalam perdagangan prapasar.
Mata uang poundsterling Inggris jatuh 2,5 persen terhadap dollar AS. Ini merupakan penurunan harian terbesar sejak Maret. Sementara imbal hasil obligasi Pemerintah Inggris dua tahun mencapai rekor terendah.
Kondisi pasar membuat sejumlah tabloid di Inggris, seperti Daily Mirror, menyebut negara mereka sebagai ”Orang Sakit Eropa”. The Sun menuliskan bahwa ”Perancis tidak memperlihatkan belas kasihan” terhadap Inggris.
Johnson membatalkan rencana Natal untuk jutaan orang Inggris pada hari Sabtu terkait temuan varian baru virus korona yang lebih menular itu. Dia menambahkan, tidak ada bukti bahwa varian baru itu lebih mematikan atau menyebabkan penyakit yang lebih parah.
Kemunculan varian baru virus korona dan pembatasan wilayah terakhir di Inggris ini menambah kekacauan di tengah persiapan negara itu berpisah sepenuhnya dari Uni Eropa. Ketika periode transisi berakhir pada 31 Desember mendatang, ada kemungkinan Inggris dan UE tidak mencapai kesepakatan perdagangan. Perundingan tentang kesepakatan perdagangan pasca-Brexit dijadwalkan untuk dilanjutkan pada Senin (21/12/2020).
Varian baru virus korona, menurut para ilmuwan, lebih mudah menular 40-70 persen. Varian baru virus itu dengan cepat menjadi varian dominan di wilayah bagian selatan Inggris, termasuk London. Para ahli menekankan, tidak ada bukti bahwa vaksin, termasuk vaksin Pfizer-BioNTech, yang digunakan di Inggris tidak akan melindungi dari varian ini.
Varian baru di negara lain
Meski pemerintah telah memutuskan untuk menutup wilayah perbatasannya atau menunda kedatangan para pelancong asal Inggris hingga batas waktu yang belum ditentukan, kasus varian baru virus SARS-CoV-2 ini telah ditemukan di beberapa negara, termasuk Australia, Italia, dan Belanda.
Otoritas kesehatan Australia menyatakan telah melakukan pelacakan dan menemukan bahwa dua orang yang melakukan perjalanan dari Inggris ke New South Wales, negara bagian terpadatnya, membawa virus yang bermutasi tersebut. Temuan itu menghentikan puluhan penerbangan domestik di dalam negeri. Pemerintah Negara Bagian New South Wales mengunci lebih dari 250.000 orang.
”Tahun 2020 belum selesai dengan kami,” kata Perdana Menteri Australia Scott Morrison.
”Inggris negara yang paling banyak menemukan mutasi ini karena mereka lebih sering mencarinya. Ada negara yang hampir tidak mencari atau tidak mencari sama sekali. Saya pikir kami akan menemukan dalam beberapa hari mendatang bahwa banyak negara lain akan menemukannya,” kata Marc Van Ranst, ahli virologi dari Rega Institute for Medical Research, di Belgia, saat diwawancarai media Belgia, VRT.
Varian baru virus tersebut telah diidentifikasi pada saat kasus Covid-19 melonjak di beberapa negara Asia. Korea Selatan, di mana kasus Covid-19 baru naik menjadi lebih dari 1.000 kasus selama beberapa hari terakhir, menyatakan tengah meninjau kebijakan yang akan diambil terkait penerbangan dari Inggris. Pemeritah Korsel akan menguji dua kali warga yang datang dari Inggris sebelum diperbolehkan keluar dari karantina.
Adapun Thailand memperpanjang pembatasan sosial. Bangkok menyebutkan, mereka sedang menguji puluhan ribu orang di tengah wabah terparah saat ini. (AFP/REUTERS)