Trump-McConnell Beri Sinyal Dukungan, RUU Bantuan Covid-19 Segera Disahkan
RUU Bantuan Covid-19, yang menjadi bahan perdebatan panas di Senat AS, diperkirakan segera bisa disahkan. Presiden AS Donald Trump dan Ketua Mayoritas di Senat AS Mitch McConnell memperlihatkan sinyal mendukung RUU itu.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
WASHINGTON, SENIN — Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Ketua Mayoritas di Senat AS Mitch McConnell memperlihatkan indikasi akan mendukung Rancangan Undang-Undang Bantuan Covid-19. Namun, mereka masih tidak sepakat dengan adanya bantuan langsung tunai diberikan langsung kepada warga AS, seperti yang sebelumnya dilakukan.
Indikasi adanya dukungan Trump dan McConnell itu disampaikan Senator Bill Cassidy, senator Republikan asal Louisiana, Minggu (6/12/2020). ”Presiden Trump mengindikasikan bahwa dia akan menandatangani paket bantuan senilai 908 miliar dollar AS. Dana itu di luar sana, dan itu milik rakyat,” kata Cassidy.
Sejumlah senator yang mengikuti pembahasan RUU tersebut mengatakan, perundingan para pihak tidak membahas lagi mengenai bantuan langsung tunai yang sempat diberikan Pemerintah AS ketika mengucurkan stimulus ekonomi pertama, April lalu. Bantuan langsung tunai ini dinilai cukup membantu. Presiden terpilih AS Joe Biden berharap, bantuan langsung tunai kedua bisa dikucurkan bersamaan dengan pengesahan RUU ini.
Senator Demokrat, Dick Durbin, mengatakan bahwa mengecualikan cek bantuan langsung tunai sambil memastikan bantuan bagi usaha kecil dan bantuan bagi para penyewa (rumah atau apartemen) adalah satu-satunya cara untuk mencapai kesepakatan dengan Partai Republik.
”Kami yakin, cek senilai 1.200 dollar akan membuat tambahan anggaran senilai 300 miliar dollar pada keuangan negara. Demokrat selalu menginginkan jumlah yang lebih besar. Namun, kami diberi tahu bahwa kami tidak dapat memperoleh apa pun dari Republik kecuali angka 900 miliar ini,” kata Durbin.
Pembahasan RUU Bantuan Covid-19 yang tengah dirundingkan sekelompok senator dari Republik dan Demokrat ini hanya kurang dari separuh yang diusulkan Demokrat, yaitu senilai 2,2 triliun dollar AS atau sekitar Rp 31 kuadriliun. Angka 900 miliar dollar AS itu juga hasil kompromi, dua kali lebih besar dibandingkan dengan yang diusulkan McConnell.
Cassidy sepakat, setelah ada kesepakatan kedua pihak pada beberapa isu, (RUU itu) mungkin bisa langsung dieksekusi. ”Ini bukan RUU stimulus. Ini RUU keringanan. Dan, selama tiga sampai empat bulan ke depan, (bantuan itu) bisa menolong mereka yang paling membutuhkan,” ujarnya.
Diskusi panjang juga terjadi di kalangan internal Partai Demokrat. Dua senator yang vokal, Bernie Sanders dan Alexandria Ocasio-Cortez, menyatakan bahwa mereka tidak akan mendukung proposal RUU jika tidak memasukkan bantuan langsung tunai untuk keluarga. Tidak hanya dari Demokrat, seorang senator dari Partai Republik, Josh Hawley dari Negara Bagian Missouri, sepakat dengan Sanders dan Ocasio-Cortez.
Tidak hanya soal bantuan langsung tunai, Ocasio-Cortez dan Sanders tidak sepakat apabila penerima bantuan dari kalangan pengusaha memperoleh perlindungan hukum ketika mereka menyalahgunakan bantuan ini untuk kepentingan yang tidak semestinya. Usulan perlindungan hukum ini disampaikan oleh Partai Republik.
Sejumlah anggota kongres yang terlibat langsung dalam negosiasi RUU Bantuan Covid-19 mengatakan, pemberian bantuan langsung tunai, seperti yang sudah pernah dikucurkan Presiden Trump, harus menunggu sampai Biden dilantik sebagai presiden AS, 20 Januari mendatang. Biden pun tidak akan mudah untuk mendapatkan persetujuan kongres jika ingin mengucurkan bantuan langsung karena komposisi kursi Demokrat—sampai saat ini—di kongres bukanlah mayoritas. (AP)