Calon anggota kabinet Joe Biden berpeluang mencetak berbagai rekor. Tim ekonomi Biden juga mengindikasikan keberpihakan pada kelas pekerja.
Oleh
Kris Mada
·4 menit baca
WASHINGTON, SELASA — Sejumlah senator Amerika Serikat mengindikasikan penolakan terhadap Neera Tanden. Sinyal itu membuat Tanden satu-satunya calon anggota tim ekonomi presiden terpilih AS 2021-2025, Joe Biden, yang berpeluang sulit mendapat persetujuan Senat.
Biden mengumumkan pencalonan Tanden sebagai Direktur Kantor Pengelolaan dan Anggaran (OMB) pada 29 Oktober 2020. Kantor itu bertugas memeriksa dan mengoordinasikan anggaran lintas lembaga untuk memastikan seluruh anggaran sesuai kebijakan presiden.
Pada Senin (30/11/2020) siang waktu Washington atau Selasa (1/12/2020) dini hari WIB, tiga senator Republikan mengindikasikan penolakan terhadap Tanden. Senator dari Carolina Selatan, Lindsey Graham, menyebut pencalonan Tanden akan menghadapi jalan terjal.
Senator dari Texas, John Corbyn, menyebut bahwa Tanden punya rekam jejak suka berselisih dan menghina senator Republikan. Sementara Senator dari Arkansas, Tom Cotton, menyebut Tanden dipenuhi kebencian dan pandangan kiri. ”Dia tidak cocok disahkan oleh Senat,” tulisnya di media sosial.
Penunjukan anggota kabinet dan sebagian jabatan tinggi di AS membutuhkan persetujuan Senat. Untuk mengendalikan Senat, partai harus punya sekurangnya 51 dari 100 kursi di lembaga sejenis Dewan Perwakilan Daerah di Indonesia itu.
Hasil pemilu November 2020 menunjukkan Republikan memegang 50 kursi dan Demokrat punya 48 kursi di Senat. Sementara sisa dua kursi akan diperebutkan lewat pemilu ulang di Georgia. Pemilu Senat AS di Georgia terpaksa diulang karena tidak ada calon meraih lebih dari 50 persen suara.
Selain Tanden, calon anggota tim ekonomi pemerintah Biden adalah Janet Yellen yang akan menjadi menteri keuangan dan Wally Adeyemo sebagai wakil menkeu. Sementara Cecilia Rouse dicalonkan menjadi Ketua Dewan Penasihat Ekonomi (CEA) Presiden AS. Rouse akan memimpin tim yang anggotanya terdiri dari Heather Boushey dan Jared Bernstein.
”Pilihan itu menunjukkan keinginan pemerintahan Biden membawa CEA pada kebijakan yang berpihak pada kelas pekerja,” kata ekonom pada Economic Policy Institute dan mantan ekonom pada Kementerian Tenaga Kerja AS di era Barack Obama, Heidi Shierholz.
Peneliti pada Manhattan Institute, Brian Riedl, menyebut bahwa tim ekonomi Biden terdiri atas para liberalis. Mereka bukan para sosialis garis keras. ”Mereka ekonom liberal yang konvensional dan ahli,” ujarnya.
Pengalaman
Yellen memang punya pengalaman panjang sebagai ekonom. Ia pernah jadi Ketua CEA dan Gubernur Bank Federal AS. Jika disahkan Senat menjadi menkeu, ia mencetak dua rekor sekaligus. Yellen akan menjadi perempuan pertama yang jadi Menkeu AS sekaligus orang pertama yang pernah menduduki tiga jabatan tertinggi yang menentukan kebijakan ekonomi AS.
Jika terpilih, salah satu tugas Yellen adalah meyakinkan parlemen AS untuk mengesahkan Rancangan APBN AS yang isinya termasuk paket stimulus lanjutan. ”Mereka akan siap pada hari kerja pertama untuk seluruh warga AS,” kata Biden.
Yellen bukan satu-satunya pencetak rekor di kabinet Biden. Calon wakilnya, Adeyemo, menjadi imigran Afrika pertama yang akan menduduki jabatan itu. Adeyemo merupakan ekonom kelahiran Nigeria dan pernah menjadi wakil penasihat keamanan nasional AS di masa Obama. Kini, ia memimpin Obama Foundation.
Rouse, Boushey, dan Bernstein dikenal fokus pada kajian ketimpangan dan kelas menengah. Adapun Yellen, sebagai ekonom, kerap menelaah soal upah dan kelas pekerja.
Pada Oktober 2020, Yellen pernah menyatakan penolakan pada pemangkasan pajak terhadap kelompok superkaya. Belum diketahui apakah ia akan mewujudkan sikapnya itu jika nanti terpilih. Sejumlah orang dalam tim Biden menyebut, pencalonan Yellen disokong oleh Senator dari Demokrat, Elizabeth Warren. Sebelum akhirnya Biden mengumumkan penunjukan Yellen, Warren disebut sebagai salah satu calon Menkeu AS.
Perempuan
Tim ekonomi Biden bukan satu-satunya kelompok jabatan yang didominasi perempuan. Salah satu satu calon Menteri Pertahanan AS di era Biden adalah Michele Flournoy.
Pesaing Flournoy untuk kursi itu adalah Jeh Johnson dan Lyoyd Austin. Johson pernah menjadi Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, serta Kepala Bagian Hukum di Kementerian Pertahanan dan Angkatan Udara AS. Adapun Austin merupakan jenderal kulit hitam dan pernah jadi Panglima Komando Tengah AS yang wilayah operasinya membentang dari Asia Selatan, Asia Tengah, Timur Tengah, hingga sebagian Afrika Utara.
Johnson kini menjadi pejabat di Lockheed Martin, salah satu produsen persenjataan AS. Austin bekerja di Raytheon yang juga produsen utama persenjataan AS. Austin, Flournoy, dan Johnson sama-sama akan mencetak rekor jika terpilih jadi Menhan AS. Johnson dan Austin akan menjadi menhan berkulit hitam pertama dalam sejarah AS. Sementara Flournoy akan menjadi perempuan pertama yang menjadi menhan AS.
Sejarah juga bisa tercipta jika Senat AS menyetujui penunjukan Avril Haines sebagai Direktur Intelijen Nasional. Haines akan menjadi perempuan pertama yang menduduki jabatan itu.
Sementara seluruh tujuh anggota tim komunikasi Kepresidenan AS akan dijabat perempuan. Sekretaris Pers Gedung Putih di masa Biden akan dijabat Jen Psaki dan Direktur Komunikasi dijabat Kate Bedingfield.
Psaki menduduki aneka jabatan terkait komunikasi pemerintahan di masa Obama. Sementara Bedingfield menjadi juru bicara tim kampanye Biden. Bedingfield akan didampingi perempuan lain, Pili Tobar. Psaki akan didampingi Karine Jean-Pierre.
Sementara, juru bicara Wakil Presiden AS akan dijabat oleh Symone Sanders dan Ashley Etienne menjadi Direktur Komunikasi Wapres AS. Adapun Elizabeth Alexander menjadi Direktur Komunikasi Ibu Negara AS. (AP/REUTERS)