Moderna Produksi 125 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Awal 2021, Sebagian Besar untuk AS
Moderna masih menunggu persetujuan otoritas AS agar vaksin Covid-19 mereka bisa digunakan lewat skema darurat. Moderna sanggup memproduksi hingga 125 juta dosis pada kuartal pertama 2021, tetapi sebagian besar untuk AS.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·4 menit baca
NEW YORK, JUMAT — Moderna Inc, Kamis (3/12/2020), menyatakan siap memproduksi vaksin Covid-19 sebanyak 100 juta-125 juta dosis pada kuartal pertama 2021. Namun, sebanyak 85 juta-100 juta dosis di antaranya diperuntukkan bagi Amerika Serikat. Sisanya, 15 juta-25 juta dosis, akan didistribusikan secara global.
Kapasitas produksi itu merupakan bagian dari target 500 juta sampai 1 miliar dosis produksi sepanjang tahun 2021. Saat ini Moderna masih menunggu hasil permohonan penggunaan darurat vaksin Covid-19 buatan mereka dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA).
Vaksin Covid-19 Moderna, yang memiliki efikasi 94 persen, memicu sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi yang seiring waktu menurun, tetapi masih bisa bertahan hingga tiga bulan. Para peneliti di Institut Penyakit Menular dan Alergi Nasional AS (NIAID), yang turut mengembangkan vaksin Covid-19 bersama Moderna, mempelajari respons imun pada 34 partisipan dewasa dalam uji klinis tahap pertama.
Hasil analisisnya adalah antibodi yang terbentuk untuk menghentikan virus korona baru (SARS-CoV-2) menginfeksi sel tubuh ”sedikit menurun dari waktu ke waktu, seperti yang diperkirakan, tetapi pada semua partisipan levelnya tetap tinggi hingga tiga bulan setelah vaksinasi penguat (booster)”. Hasil kajian ini telah dipublikasi di jurnal kedokteran New England Journal of Medicine.
Vaksin Covid-19 dari Moderna, yaitu mRNA-1273, diberikan dua kali melalui suntikan dengan interval waktu 28 hari. Meski antibodi yang terbentuk oleh vaksin ini menurun seiring waktu, hal ini bukanlah sesuatu yang patut dikhawatirkan.
”Hasil positif dari studi ini termasuk bukti bahwa respons antibodi relatif tetap kuat selama 90 hari setelah dosis kedua vaksin diberikan,” kata Benjamin Neuman, ahli virus di Texas A&M University-Texarkana.
”Jumlah antibodi yang dipicu oleh vaksin lebih tinggi pada pasien berusia muda dibandingkan pasien tua. Meski demikian, respons imun yang kuat tetap terlihat bahkan pada pasien berusia hingga 70 tahun.”
Produksi antibodi
Direktur NIAID Anthony Fauci dan para pakar mengatakan bahwa sistem kekebalan tubuh kemungkinan besar akan mengingat virus korona apabila di kemudian hari terinfeksi kembali sehingga mampu memproduksi antibodi lagi.
Yang menggembirakan adalah hasil studi memperlihatkan bahwa vaksin tersebut mengaktifkan sel imun tertentu yang kemungkinan bisa membantu membangun respons memori. Namun, untuk memastikannya, temuan tersebut harus dipelajari lebih lanjut.
Vaksin Covid-19 dari Moderna akan dikaji oleh komite ahli FDA pada 17 Desember mendatang. Jika vaksin itu dinilai aman, komite tersebut akan memberi lampu hijau pada vaksin dari Moderna untuk diberikan kepada publik melalui skema penggunaan darurat.
Seperti juga vaksin Covid-19 buatan Pfizer/ BioNTech, vaksin dari Moderna berbasis teknologi baru yang memakai materi genetik berupa mRNA atau messenger asam ribonukleat. Materi mRNA ini terbungkus dalam molekul lipid dan disuntikkan ke lengan sehingga memicu sel tubuh untuk membentuk protein permukaan virus korona baru.
Metode ini membuat sistem kekebalan tubuh mendeteksi seolah-olah telah terjadi infeksi virus korona baru dan melatihnya untuk membangun antibodi yang tepat untuk melawan virus tersebut.
Vaksin Sinovac untuk Brasil
Butantan Institute di Sao Paulo, Brasil, menerima 1 juta dosis vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech Ltd, yaitu CoronaVac, yang tengah menjalani uji klinis fase akhir di 16 lokasi di Brasil. Vaksin yang kemudian diteruskan ke lokasi tersebut akan dikemas dan diberi label oleh Butantan. Butantan berharap Sinovac memublikasikan efikasi dalam uji klinis pada 15 Desember mendatang.
Senat Brasil menyetujui keputusan presiden yang menyediakan anggaran 388 juta dollar AS untuk membeli vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Astrazeneca/University of Oxford. Pusat biomedis Fiocruz yang kemudian akan membeli dan memproduksinya di Brasil.
Gubernur Sao Paulo Joao Doria mengatakan, imunisasi di Sao Paulo akan dimulai Januari 2021 atau lebih awal dari rencana nasional yang memulai vaksinasi pada Maret 2021.
”Kita tidak akan menunggu sampai Maret. Kita tidak akan mengubur lebih banyak warga selama menunggu jika kita bisa melakukannya pada Januari yang akan menyelamatkan lebih dari 60.000 nyawa,” kata Doria.
Doria juga mengatakan bahwa Sao Paulo akan menerima 6 juta dosis vaksin CoronaVac bulan ini dan tambahan 40 juta dosis pada 15 Januari 2021. (AFP/REUTERS)