Analis: Kim Jong Un Diduga Telah Disuntik dengan Calon Vaksin dari China
Ahli Korea Utara dari AS, mengutip informasi intelijen Jepang, mengungkapkan vaksinasi bagi Pemimpin Korut Kim Jong Un dan beberapa pejabat tinggi dalam keluarga Kim telah dilakukan dalam dua hingga tiga pekan terakhir.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
SEOUL, SELASA — China diduga telah memasok vaksin Covid-19 yang dikembangkannya kepada Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan keluarganya. Kim, anggota keluarga Kim, dan sejumlah pejabat senior Pyongyang diduga telah divaksin dengan vaksin darurat itu.
Hal tersebut disampaikan Harry Kazianis, seorang ahli Korea Utara (Korut), di wadah pemikir Center for the National Interest yang berbasis di Washington, Amerika Serikat. Ia mengutip keterangan dua sumber intelijen Jepang yang tidak disebutkan namanya.
Namun, tidak jelas perusahaan pengembang vaksin di China yang telah memasok calon vaksin Covid-19 itu ke Pyongyang dan juga belum jelas tingkat keamanan calon vaksin tersebut. ”Kim Jong Un, beberapa pejabat tinggi lainnya dalam keluarga Kim, dan jaringan lainnya sang pemimpin itu telah divaksin Covid-19 dalam dua hingga tiga pekan terakhir calon vaksin yang disediakan oleh Pemerintah China,” tulis Kazianis dalam artikel media daring 19FortyFive.
Mengutip ilmuwan kedokteran AS, Peter J Hotez, Kazianis mengatakan bahwa setidaknya tiga perusahaan China sedang mengembangkan vaksin Covid-19, yakni Sinovac Biotech Ltd, CanSinoBio, dan Sinophram Group. Manajemen Sinophram mengatakan, calon vaksin yang dikembangkannya telah digunakan oleh hampir satu juta orang di China.
Meskipun demikian, sejauh ini tidak ada perusahaan China yang diketahui secara terbuka mengumumkan hasil uji klinis fase 3 atas calon vaksin Covid-19 yang mereka kembangkan.
Hingga kini, Pemerintah Korut tidak pernah mengonfirmasi kondisi pandemi Covid-19 di negaranya. Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan mengatakan, wabah di sana tidak dapat dikesampingkan karena negara itu memiliki perdagangan dan pertukaran orang per orang dengan China.
China merupakan sumber asal-muasal virus korona tipe baru penyebab Covid-19. Perbatasan China-Korut sebelumnya terbuka sebelum ditutup pada awal tahun ini akibat pandemi.
Perusahaan AS, Microsoft, mengatakan pada bulan lalu bahwa dua kelompok peretas Korut telah mencoba masuk ke jaringan pengembang vaksin Covid-19 di banyak negara. Namun, Microsoft tidak menyebutkan perusahaan mana saja yang menjadi target kelompok peretas dari Korut itu.
Seorang sumber mengatakan kepada Reuters bahwa pengembang vaksin Covid-19 asal AstraZeneca termasuk salah satu yang menjadi sasaran upaya peretasan tersebut. NIS pada pekan lalu menyatakan, pihaknya telah menggagalkan upaya Korut untuk meretas perusahaan pengembang vaksin Covid-19 di Korsel.
Pasukan antivirus
Korut dilaporkan semakin memperketat perbatasan perairannya untuk mencegah penularan Covid-19. Hal itu dilaporkan media Pemerintah Korut, Minggu (29/11/2020), dua hari setelah media Korsel menyebutkan Pyongyang memerintahkan pelarangan penangkapan ikan di laut.
Kantor berita Korut, KCNA, melaporkan bahwa negara tersebut memobilisasi lebih banyak unit pasukan antivirus dan membangun langkah-langkah kuat untuk mencegah penyebaran virus korona tipe baru selama musim dingin.
Beberapa ahli mengatakan, virus korona tipe baru dapat menyebar lebih luas selama cuaca dingin ketika orang biasanya menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan. KCNA melaporkan, para pejabat sedang membangun langkah-langkah anti-epidemi yang tegas di sepanjang daerah perbatasan untuk mencegah masuknya virus korona tipe baru. Di daerah pesisir garis depan, pihak berwenang sedang menerbitkan aturan yang lebih ketat terkait pelayaran. Sampah di perairan juga dikumpulkan.
Korut bersikeras menyatakan tidak ada satu pun kasus Covid-19 di wilayahnya. Terlepas dari klaim itu, Pyongyang telah dengan cepat menutup perbatasannya, menerbangkan pulang diplomat-diplomatnya, dan mengisolasi penduduk yang memiliki gejala Covid-19. Wabah besar di Korut dapat menimbulkan konsekuensi yang menghancurkan karena sistem perawatan kesehatannya yang rusak dan kondisi kekurangan obat-obatan yang kronis.
Korut sebelumnya telah menyebutkan larangan memasuki laut bagi warganya. Laporan pada hari Minggu itu muncul setelah dinas intelijen Korsel mengatakan kepada anggota parlemen pada Jumat (27/11/2020) bahwa langkah-langkah Pyongyang itu mencakup larangan penangkapan ikan dan produksi garam di laut. Pyongyang dan Provinsi Jagang juga dilaporkan dikunci atau ditutup dari arus masuk warga.
Pejabat Korut dieksekusi
Anggota parlemen Korsel yang menghadiri rapat tertutup juga mengutip keterangan NIS yang mengatakan bahwa Korut telah mengeksekusi mati seorang pejabatnya. Pejabat itu disebutkan melanggar peraturan yang membatasi impor barang, Agustus lalu.
Eksekusi mati juga dilakukan terhadap seseorang yang menukarkan uangnya untuk mencari untung pada Oktober lalu. Ha Tae-keung, salah satu anggota parlemen Korsel, mengutip agen yang mengatakan bahwa Kim Jong Un memperlihatkan ”kemarahan yang luar biasa” serta mengambil ”tindakan irasional” atas pandemi dan dampak ekonominya. (AFP/REUTERS)