Militer Quad Lakukan Latihan Perang Bersama Tahap Kedua
Latihan perang bersama Malabar tahap kedua berlangsung di Laut Arab utara selama empat hari mendatang. Angkatan laut empat negara Quad melatih kemampuan mereka menangkal serangan dari kapal selam.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
NEW DELHI, RABU — Selama empat hari, 17-20 November 2020, angkatan laut empat negara anggota Quad, yaitu India, Australia, Amerika Serikat, dan Jepang, melaksanakan latihan militer bersama tahap kedua di Laut Arab utara sebagai bagian inisiatif mereka untuk menghadapi agresivitas China di kawasan Indo-Pasifik. Latihan militer bersama diharapkan bisa menyamakan pandangan dan tindakan di antara keempat negara dalam konteks masalah maritim yang dihadapi setiap negara.
Latihan bersama fase kedua ini dilakukan setelah dua negara Quad, Jepang dan Australia, menandatangani pakta bersama, sebuah perjanjian kerja sama timbal balik untuk memperkuat kerja sama pertahanan kedua negara. Pakta di antara kedua negara memungkinkan salah satu negara, Jepang atau Australia, mengirimkan pasukan pertahanan mereka untuk melindungi pasukan dan warga Australia serta sebaliknya apabila ada bahaya atau serangan musuh.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Pertahanan India disebutkan bahwa latihan perang bersama yang dikenal dengan Latihan Malabar akan mencakup operasi yang lebih kompleks, meliputi operasi militer yang dikoordinasikan oleh Kapal Induk Vikramaditya milik AL India dan kapal induk USS Nimitz milik AL AS. Selain itu, dikutip dari media India, Hindustan Times, latihan perang bersama ini mencakup operasi terbang lintas-dek dan latihan pertahanan udara lanjutan yang melibatkan pesawat tempur India MiG-29 INS Vikramaditya dan P-18 di kapal induk USS Nimitz serta pesawat E2C Hawkeye.
Tidak hanya latihan operasi udara, latihan bersama ini juga mencakup latihan perang permukaan dan antikapal selam. Australia mengikutsertakan fregat Ballarat, sedangkan Jepang mengirimkan kapal perusak Murasame serta kapal selam.
Dalam dua tahun terakhir, dikutip dari laman The Diplomat, latihan perang bersama Malabar mengutamakan peningkatan kemampuan untuk mengantisipasi serangan kapal selam (anti-submarine warfare atau ASW). Pada latihan perang bersama di Los Angeles tahun lalu, India, AS, dan Jepang juga mengirimkan pesawat pengintai yang memiliki kemampuan untuk mendeteksi keberadaan kapal selam lawan di sekitar wilayah pertempuran.
Australia diketahui sudah memiliki pesawat dengan kemampuan seperti itu. Namun, tidak ada penjelasan resmi dari Kementerian Pertahanan India tentang peralatan tempur apa saja yang diterjunkan Australia dalam latihan militer bersama tahap kedua kali ini.
Pertunjukan bagi China
Latihan tahun ini merupakan latihan bersama untuk ke-24 kalinya sejak India dan AS pertama kali melakukannya pada tahun 1992. Kini, latihan ini dipandang banyak analis sebagai penyeimbang pengaruh militer dan politik China yang semakin kuat di kawasan Indo-Pasifik.
”Malabar memberikan kesempatan bagi angkatan laut yang berpikiran sama, berbagi visi yang sama tentang Indo-Pasifik yang lebih stabil, terbuka, dan makmur, untuk beroperasi dan berlatih bersama,” kata Cmdr Ryan T Easterday, komandan kapal perusak USS John S McCain, dikutip dari laman The Japan Times.
Dalam pernyataannya yang agak diplomatis, Easterday mengatakan, pendekatan kolaboratif terhadap keamanan dan stabilitas kawasan menjadi lebih penting pada saat ini. Kerja sama itu ditujukan untuk menghalangi semua yang menantang Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
Kekhawatiran terhadap agresivias China dalam hubungannya dengan keempat negara telah meroket selama beberapa tahun terakhir. India memiliki masalah dengan China di perbatasannya di wilayah Himalaya. Sementara dengan Jepang, Tokyo dibuat kaget dengan meningkatnya kehadiran militer China di sekitar perairan Kepulauan Senkaku yang selama ini masuk dalam wilayah ”Negeri Matahari Terbit” itu.
Para ahli mengatakan kehadiran China di dekat Senkaku adalah bagian dari upaya bertahap untuk mengubah status quo di sekitar pulau-pulau kecil itu.
Australia dan AS memiliki masalah dalam hubungan diplomatik dengan Beijing terkait asal-muasal virus SARS-CoV-2, penyebab Covid-19, yang kini sudah merenggut lebih dari 1,3 juta jiwa di seluruh dunia. Sejak pertengahan Agustus, Amerika Serikat telah berulang kali membuat Beijing marah dengan mengirim kapal perang ke Laut China Selatan serta memasukkan 24 entitas China ke daftar hitam atas keterlibatan mereka dalam membangun dan memiliterisasi pulau-pulau buatan di wilayah itu. (REUTERS/AFP)