Turki Tertarik Produksi Vaksin Korona Sputnik V Milik Rusia
Rusia selalu tidak ingin tertinggal dari Barat dalam perlombaan pengembangan vaksin Covid-19. Moskwa mengklaim Turki berminat memproduksi vaksin Covid-19 buatan Rusia.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
MOSKWA, RABU — Turki menyatakan minatnya untuk memproduksi vaksin Covid-19 Rusia, Sputnik V, di fasilitas dalam negeri Turki sendiri. Hal ini disampaikan Kementerian Kesehatan Rusia setelah berkomunikasi melalui telepon dengan Menteri Kesehatan Turki, Rabu (11/11/2020).
”Menteri Kesehatan Turki menyatakan keinginannya untuk memproduksi Sputnik V di fasilitas farmasi Turki setelah studi toksikologi selesai dikerjakan sesuai aturan seempat,” kata Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko. Murashko memastikan bahwa Kementerian Kesehatan Turki siap melakukan itu.
Rusia saat ini telah menguji klinis dua calon vaksin Covid-19 dan tengah mendaftarkan yang ketiga. Vaksin Covid-19 yang diberi nama Sputnik V telah dipakai di dalam negeri Rusia meskipun uji klinis fase III-nya belum selesai.
Kementerian Kesehatan Turki menolak mengonfirmasi klaim Rusia itu. Namun, di Twitter, Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca mengonfirmasi bahwa dirinya telah berkomunikasi dengan menteri kesehatan Rusia pada Selasa (10/11/2020).
”Kami berbagi pandangan dalam berbagai isu kesehatan yang kami kerjakan bersama, misalnya pengembangan vaksin Covid-19 dan kerja sama internasional di mana kita menjadi bagiannya,” ujar Koca.
Sejak Maret hingga sekarang, Turki telah melaporkan hampir 400.000 kasus positif Covid-19 dengan lebih dari 11.000 kasus meninggal. Pada Juli lalu, Pemerintah Turki mengubah laporan kasusnya dengan hanya melaporkan jumlah kasus bergejala. Langkah ini menimbulkan tudingan bahwa pemerintah menutup-nutupi potret sesungguhnya pandemi di negara itu.
Setelah Pfizer/ BioNTech mengumumkan efektivitas calon vaksin Covid-19 mereka berdasarkan hasil sementara uji klinis tahap III adalah 90 persen. Rusia, sebagai negara yang sudah mengeluarkan izin edar vaksin Covid-19 meski uji klinisnya belum selesai, seperti tidak mau ketinggalan. Rusia menyatakan bahwa Sputnik V memiliki efektivitas 92 persen.
Russian Direct Investment Fund (RDIF) menyebutkan bahwa angka itu didapat berdasarkan data dari hasil awal uji klinis dengan 16.000 partisipan yang menerima dua dosis. ”Kami menunjukkan, berdasarkan data, bahwa kami memiliki vaksin yang sangat efektif,” kata Direktur RDIF Kirill Dmitriev.
Dmitriev menambahkan, uji klinis Sputnik V akan dilanjutkan hingga enam bulan dan data yang nanti diperoleh darinya akan dipublikasikan di jurnal kedokteran internasional terkemuka.
Rusia menjadi negara pertama di dunia yang mengeluarkan izin edar vaksin Covid-19, yaitu Sputnik V, pada Agustus lalu. Padahal, uji klinis fase III Sputnik V belum selesai. Para pakar kesehatan internasional juga tidak dapat menemukan publikasi ilmiah hasil studi uji klinis Sputnik V.
Uji klinis Sputni V dilakukan oleh Gamaleya Research Institute di 29 klinik di Moskwa melibatkan 40.000 partisipan.
”Saya tidak melihat alasan apriori untuk tidak percaya hasil ini, tetapi sulit untuk berkomentar karena datanya sangat sedikit,” kata Danny Altmann, Profesor Imunologi di Imperial College London. Ia menambahkan, meski efektivitas Sputnik V hampir sama dengan calon vaksin Covid-19 dari Pfizer, bedanya adalah Pfizer memperlihatkan publikasi hasil risetnya yang kaya akan data.
Sementara itu, selain tertarik untuk memproduksi sendiri Sputnik V, Turki juga menjadi lokasi uji klinis calon vaksin Covid-19 dari Sinovac, China. September lalu, uji klinis tahap III vaksin Sinovac dengan partisipan tenaga kesehatan digelar di Turki. Sebanyak 1.200-1.300 tenaga kesehatan terlibat dalam uji klinis itu. Hasil uji klinis ini akan diserahkan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). (REUTERS)