Biden-Harris Terpilih, PBB Berharap AS Kembali Jalin Kerja Sama Internasional
Perserikatan Bangsa-Bangsa menyambut baik terpilihnya Joe Biden menjadi Presiden ke-46 Amerika Serikat. Sekjen PBB Antonio Guterres berharap AS di era Biden akan mengembalikan dukungan negara itu pada multilateralisme.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
NEW YORK, SENIN — Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres memberikan ucapan selamat kepada Joe Biden dan Kamala Harris yang terpilih sebagai presiden dan wakil presiden Amerika Serikat serta rakyat AS yang telah mempraktikkan demokrasi. PBB mengingatkan kerja sama AS dan PBB merupakan pilar yang penting untuk membangun kerja sama global.
”Sekjen PBB menekankan pentingnya kerja sama AS dan PBB sebagai pilar kerja sama internasional untuk menangani berbagai tantangan berat yang dihadapi dunia saat ini,” kata juru bicara Sekjen PBB, Stephane Dujarric, Senin (9/11/2020).
Ucapan selamat kepada Biden dan Harris berdatangan dari para pemimpin dunia dan para pemimpin organisasi internasional sejak Sabtu lalu. Presiden Majelis Umum PBB Volkan Bozkir memberikan selamat melalui akun Twitternya sambil memuji Biden yang selalu mendukung PBB.
Harapan AS bisa bekerja sama dengan PBB ini ditekankan karena selama ini sikap Presiden AS Donald Trump kurang bersahabat dengan PBB dan 193 negara anggotanya. Trump disebut-sebut kurang suka dengan ide multilateralisme. Sejak berkuasa, Trump memutuskan AS mengundurkan diri dari Majelis Hak Asasi Manusia PBB, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), serta Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO).
Tak hanya itu, pemerintahan Trump juga mundur dari kesepakatan global untuk menangani perubahan iklim dan kesepakatan nuklir dengan Iran. Bahkan, pemerintahan Trump juga menghentikan pembiayaan untuk badan PBB yang mendukung pengungsi Palestina (UNRWA) dan Dana Penduduk PBB (UNFPA).
Biden yang pernah menjadi wakil presiden di masa pemerintahan Presiden Barack Obama telah berjanji untuk membatalkan keputusan Trump mundur dari WHO. Biden juga berjanji akan segera kembali bergabung dengan kesepakatan iklim Paris. Begitu pula dengan kesepakatan nuklir Iran.
Dorong komitmen
Menyambut baik terpilihnya Biden-Harris, Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay berharap AS akan mau kembali berkomitmen pada organisasi-organisasi internasional termasuk UNESCO. ”Tantangan dunia saat ini menuntut komitmen dari AS terkait isu #Science #Education #Culture,” tulis Azoulay dalam akun twitternya.
AS menarik diri dari UNESCO akhir tahun 2018 karena UNESCO dituding bersikap bias anti-Israel. AS kemudian malah mengirim perwakilan peninjau saja untuk menggantikan perwakilan resminya di UNESCO. AS sudah menghentikan iuran keanggotaan sejak 2011 sebagai bentuk protes UNESCO memberikan status keanggotaan penuh kepada Palestina di organisasi itu. AS menentang langkah apa pun yang diambil organisasi-organisasi PBB yang mengakui Palestina sebagai negara berdaulat.
Senada dengan UNESCO, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus juga berharap bisa bekerja sama lebih baik dengan Biden-Harris. Trump membekukan bantuan anggaran untuk WHO dan memproses penarikan partisipasi di organisasi itu. Langkah Trump ini memicu kritik dan protes dari komunitas internasional karena saat ini dunia tengah dilanda krisis Covid-19. Trump menuduh WHO terlalu berpusat pada China dalam penanganan pandemi ini, tetapi Tedros berkali-kali membantah hal itu.
”Kita perlu membangun rasa saling percaya dan tanggung jawab bersama mengakhiri pandemi ini dan menangani kesenjangan fundamental yang menjadi akar masalah berbagai persoalan di dunia,” kata Tedros.
Tedros menjanjikan reformasi di WHO terkait urusan pembiayaan. Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn menilai WHO membutuhkan pembiayaan yang stabil dan fleksibel. Ia menegaskan Uni Eropa siap memimpin proses penguatan WHO dan sudah menyiapkan proses inklusif untuk membahas ide-ide reformasi.
”Dari perspektif Jerman, pandemi Covid-19 ini harus dipahami sebagai pengubah permainan. Tidak ada satu pun dari kita yang siap menghadapi pandemi ini,” ujarnya. (REUTERS/AFP)