Australia Kembali Pastikan 50 Juta Dosis Vaksin Covid-19
Australia kembali menambah kebutuhan vaksin Covid-19-nya dengan membeli 50 juta dosis dari dua pengembangan vaksin. Direncanakan, vaksin ini akan diberikan tahun depan.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
SYDNEY, KAMIS — Australia kembali memastikan 50 juta dosis kebutuhan vaksin Covid-19 dari dua pengembang vaksin, yaitu Novavax sebanyak 40 juta dosis dan Pfizer/BioNTech sebanyak 10 juta dosis.
Kesepakatan pembelian vaksin yang ditandatangani Kamis (5/11/2020) ini menyusul kesepakatan pembelian sebelumnya dengan AstraZeneca dan CSL Ltd untuk pengadaan hampir 85 juta dosis vaksin senilai 1,7 miliar dollar Australia atau sekitar 1,22 miliar dollar AS. Sementara kesepakatan pembelian dengan Novavax dan Pfizer/BioNtech senilai 1,5 miliar dollar Australia.
Menteri Kesehatan Federal Greg Hunt mengatakan, Pemerintah Àustralia ada di jalur yang benar dalam pengadaan vaksin Covid-19 yang akan diberikan mulai Maret tahun 2021.
”Ini berpotensi memastikan setiap warga Australia memiliki akses terhadap vaksin sepanjang tahun 2021,” kata Hunt kepada Sky News.
Calon vaksin Covid-19 dari Pfizer/BioNTech bersama dengan AstraZeneca juga Novavax merupakan calon vaksin terdepan yang berpotensi mendapatkan izin edar di AS dan Eropa.
Dalam beberapa hari ini, Australia melaporkan kasus baru harian Covid-19 di bawah 10 setelah berhasil mengendalikan gelombang kedua infeksi di Negara Bagian Victoria.
Victoria sendiri telah hampir seminggu ini tidak melaporkan adanya kasus baru. Fakta menggembirakan ini membuat negara bagian terpadat di Australia, yaitu New South Wales (NSW), pun membuka kembali perbatasannya mulai 23 November.
Sementara itu, maskapai penerbangan Qantas Airways menyatakan akan mengoperasikan ribuan penerbangan dari Melbourne dan wilayah Victoria ke NSW selama musim panas setelah otoritas melonggarkan pembatasan di perbatasan negara bagian.
Sejauh ini, Australia telah melaporkan lebih dari 27.600 kasus Covid-19 dengan jumlah korban meninggal 907 kasus. Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan negara maju lainnya. Mayoritas kasus tersebut, sekitar 73 persennya, berasal dari Negara Bagian Victoria. Sebanyak 90 persen kasus meninggal juga disumbang oleh negara bagian ini.
Adapun di dunia total kasus Covid-19 lebih dari 48 juta dengan kasus meninggal 1.224.111 kasus. Amerika Serikat masih menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak dengan 9,4 juta kasus disusul India 8,3 juta kasus dan Brasil 5,5 juta kasus.
AS juga masih menjadi negara dengan jumlah kasus meninggal terbanyak dengan 233.663 kasus disusul oleh Brasil 161.106 kasus dan India 123.611 kasus.
Pandemi yang pada banyak kawasan telah menghadirkan gelombang kedua infeksi ini memicu banyak pihak untuk mengembangkan vaksin. Sebab, tanpa adanya vaksin yang efektif dan aman, pandemi belum terkendali dengan maksimal.
Pada Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang digelar virtual September lalu, Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyampaikan, siapa pun yang mengembangkan vaksin Covid-19 harus membaginya. ”Ini adalah tanggung jawab global dan tanggung jawab moral,” kata Morrison.
”Sejumlah pihak mungkin melihat keunggulan dan keuntungan jangka pendek, tapi saya pastikan kemanusiaan akan memiliki ingatan jangka panjang dan akan sangat, sangat menghakimi,” kata Morrison menambahkan.
Sementara itu, pada Oktober, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan, telah ada 184 negara yang bergabung dalam COVAX Facility, sebuah mekanisme pengadaan vaksin agar bisa didistribusikan merata ke negara kaya maupun miskin.
”Kesetaraan akan vaksin adalah cara paling cepat untuk melindungi kelompok berisiko tinggi, menstabilkan sistem kesehatan, dan mendorong pemulihan ekonomi global yang sesungguhnya,” kata Tedros dalam jumpa pers dari Geneva, Swiss. (REUTERS/AFP)