FBI Antisipasi Rusuh Pilpres AS, KJRI Chicago-New York Minta WNI Waspada
Akibat polarisasi pendukung Demokrat dan Republik yang tajam dalam pemilu presiden AS, FBI mengantisipasi kemungkinan kerusuhan pascapencoblosan. KJRI Chicago dan KJRI New York mengeluarkan imbauan bagi WNI agar waspada.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
PORTLAND, SELASA — Biro Investigasi Federal Amerika Serikat atau FBI, Selasa (3/11/2020), memperingatkan potensi terjadinya bentrokan setelah pemilu presiden AS di Portland yang telah menjadi simbol perpecahan di AS.
Kantong basis kelompok liberal di Negara Bagian Oregon itu masih belum pulih dari demonstrasi antirasisme besar-besaran yang diperparah oleh hadirnya aparat hukum federal dan milisi sayap kanan yang menamakan diri ”Proud Boys”.
Polarisasi pendukung Joe Biden dari Demokrat dan Donald Trump dari Republik dalam pemilu presiden AS telah memicu kekhawatiran pecahnya kerusuhan yang lebih buruk di wilayah itu.
Pertokoan dan pusat perniagaan di tengah kota kembali tutup seiring rencana demonstrasi. Siapa pun yang menang dalam pemilu presiden, kemungkinan demonstrasi itu tetap terjadi. Apalagi, proses penghitungan suara dalam pemilu kali ini kemungkinan besar lebih lama dari biasanya.
”Yang paling mengkhawatirkan adalah potensi bentrokan bersenjata di antara kelompok yang berlawanan,” kata agen khusus FBI Portland, Renn Cannon. ”Bentrokan itu bisa membesar dan berakhir dengan tindak kekerasan yang tragis,” kata Cannon merujuk pada penembakan seorang pendukung sayap kanan di Portland, Agustus lalu.
Kantor FBI Portland yang beranggotakan 250 orang telah mengerahkan tambahan personel untuk mengantisipasi kejahatan terkait pemilu, termasuk ancaman terhadap pemilih, kecurangan, dan ancaman siber asing.
Sementara itu, Gubernur Oregon Kare Brown, Senin (2/11/2020), mengeluarkan perintah eksekutif menyerahkan kendali kepolisian Portland kepada pasukan negara bagian. Dengan demikian, larangan penggunaan gas air mata dihilangkan dan menempatkan pasukan Garda Nasional bersiaga. ”Ini adalah pemilu yang tak ada duanya dalam hidup kita,” ujar Brown.
Peringatan Brown soal supremasi kulit putih dicemooh oleh kelompok konservatif, termasuk penyiar radio Lars Larson.
Sementara Oregon adalah negara bagian kantong basis pendukung Demokrat yang aman, Republikan di pedalaman Portland telah menjadikan tempat itu sebagai pusat unjuk rasa dari semua ideologi.
Peringatan KJRI
Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Chicago mengeluarkan imbauan mengantisipasi dampak perkembangan situasi pemilu presiden AS bagi WNI yang berada di wilayah kerja KJRI Chicago. Wilayah kerja KJRI Chicago meliputi Negara Bagian Illinois, Indiana, Iowa, Kansas, Kentucky, Michigan, Minnesota, Missouri, Nebraska, North Dakota, Ohio, South Dakota, dan Wisconsin.
KJRI Chicago mengimbau WNI untuk terus mengikuti perkembangan pemilu presiden AS dari media arus utama dan menghindari tempat-tempat kerumunan massa atau tempat rawan lainnya yang berpotensi jadi lokasi unjuk rasa atau kerusuhan. Imbauan serupa juga dikeluarkan KJRI New York.
WNI juga diimbau untuk sedapat mungkin tetap berada di rumah jika tidak ada kepentingan mendesak untuk keluar rumah. Jika terpaksa harus keluar rumah, WNI harus menerapkan protokol kesehatan selama pandemi.
Agen FBI kini ”ekstra waspada” terhadap ancaman apa pun yang dapat ”mengganggu hak seseorang sesuai amendemen pertama atau mengganggu hak untuk memilih”. Beruntung, mayoritas pemilih di Oregon mencoblos melalui pos sehingga mengurangi antrean saat hari pencoblosan yang berpotensi memicu gangguan.
Kekhawatiran penegak hukum itu diamini oleh pemilih. Seorang koki restoran, Leigh Smith, mengatakan, ”Saya melihat setiap orang mulai menutup tokonya dan rasanya oh tidak.” Perempuan berusia 35 tahun itu memilih menggunakan suaranya di sebuah tempat pemungutan suara di pengadilan yang berada di pusat kota. (AFP)