Unjuk Rasa di Depan Kedubes China di Kamboja Dibubarkan
Sempat terjadi bentrokan singkat antara para pengunjuk rasa dan aparat keamanan Kamboja. Tiga pengunjuk rasa dilaporkan ditangkap untuk diinterogasi lebih lanjut.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
PHNOM PENH, JUMAT – Aparat keamanan keamanan Kamboja membubarkan sebuah aksi unjuk rasa yang digelar di depan kedutaan besar China di Phnom Penh, Jumat (23/10/2020). Unjuk rasa oleh sejumlah orang itu sebagai bentuk tentangan atas rencana Beijing meningkatkan kehadiran militernya di Kamboja. Polisi dilaporkan menahan sejumlah demonstran untuk diinterogasi.
Merujuk pada saksi di lapangan, sempat terjadi bentrokan singkat antara para pengunjuk rasa dan aparat keamanan setempat. Tidak disebutkan jumlah peserta aksi itu. Aksi unjuk rasa itu juga disiarkan langsung oleh media lokal Kamboja. Kepolisian menangkap tiga pengunjuk rasa dan membawa mereka dengan sebuah truk polisi.
"Kami menolak kehadiran militer China di Kamboja," teriak seorang pengunjuk rasa. Ia mengibarkan bendera Kamboja. Seorang petugas polisi dengan suara keras memberi waktu lima menit kepada kelompok itu untuk membubarkan diri. Sebelumnya, petugas polisi di tempat kejadian telah memberi tahu beberapa wartawan untuk menghapus gambar dan video aksi dan bentrokan aparat-pengunjuk rasa. Hal itu merujuk pada keterangan sejumlah saksi.
Juru bicara kepolisian Phnom Penh, San Sok Seyha mengatakan mereka yang ditahan telah dibawa polisi untuk diinterogasi. Penangkapan itu dilakukan karena kegiatan unjuk rasa itu belum diberi izin. "Kami perlu melindungi kedutaan dan menjaga ketertiban umum untuk semua orang," katanya.
Pemerintah Kamboja berulang kali membantah laporan bahwa China telah mencapai kesepakatan rahasia untuk membiarkannya menempatkan pasukan di Pangkalan Angkatan Laut Ream.
Pemerintah Kamboja berulang kali membantah laporan bahwa China telah mencapai kesepakatan rahasia untuk membiarkannya menempatkan pasukan di Pangkalan Angkatan Laut Ream. Pihak Phnom Phen mengatakan bahwa kegiatan menampung pasukan asing akan bertentangan dengan konstitusi Kamboja. Kedutaan China tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Protes itu adalah bagian dari unjuk rasa yang lebih luas yang diselenggarakan oleh oposisi di Kamboja. Yakni oleh Partai Penyelamat Nasional Kamboja (CNRP) yang sejatinya sudah dibubarkan. Aksi itu digelar untuk menandai ulang tahun ke-29 Perjanjian Perdamaian Paris yang mengakhiri perang saudara Kamboja, kata mantan wakil presiden CNRP, Mu Sochua.
Partai CNRP dibubarkan atas permintaan pemerintah Perdana Menteri Hun Sen. Pemerintah Kamboja menuduh partai tersebut berencana untuk mengambil alih kekuasaan dengan bantuan Washington. Namun CNRP dan Kedutaan Besar AS di Kamboja membantah tuduhan tersebut.
Kamboja, yang merupakan salah satu negara termiskin di Asia, telah menjadi sekutu penting China dalam beberapa tahun terakhir. Kamboja dituduh \'mengekor\' kepada Beijing sebagai imbalan atas dukungan ekonomi. Namun Kamboja bersikeras bahwa kebijakan luar negeri dan keamanannya independen.
Perjanjian dagang
Oktober lalu Pemerintah Kamboja menandatangani perjanjian perdagangan bebas dengan Pemerintah China di Phnom Penh. Kamboja berharap kesepakatan yang tercapai - setelah proses pembicaraan selama satu tahun - dapat menjadi pengalih sanksi yang diterimanya dalam hubungan dagang dengan Uni Eropa. Hadir dalam penandatanganan Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen.
Kesepakatan itu disebut sebagai tonggak baru yang akan memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi Kamboja. Perjanjian tersebut mencakup sektor-sektor yang mencakup perdagangan, pariwisata, dan pertanian. Kedua negara bersepakat memotong bea untuk produk mereka.
Kantor berita China, Xinhua, menyebutkan Wang mengatakan kepada Namhong bahwa karena persahabatan erat China-Kamboja, dirinya memilih Kamboja sebagai negara pertama yang dikunjungi semasa pandemi Covid-19. Ditegaskan bahwa Beijing siap untuk lebih menaruh kepercayaan politik dan meningkatkan dukungan timbal balik. Menurut Wang, ada momentum besar dalam hubungan bilateral kedua negara.
Serangkaian konsensus telah dicapai pada pertemuan kelima komite koordinasi kedua pemerintah pada Juni lalu. Aneka proyek baru dalam daftar kerja sama sedang dimatangkan. Kerja sama itu mencakup hampir semua bidang. China menegaskan siap membantu Kamboja dalam memerangi pandemi, termasuk menyediakan vaksin Covid-19 yang dikembangkan China berdasarkan prioritas. Beijing juga berjanji mengimpor lebih banyak produk pertanian berkualitas tinggi Kamboja. (REUTERS/BEN)