Lindungi Aktivis Prodemokrasi, Warga Kanada di Hong Kong Terancam
Persoalan ini membuat hubungan kedua negara kian tegang.
Oleh
Luki Aulia
·2 menit baca
BEIJING, JUMAT — Pemerintah China melalui Duta Besar China untuk Kanada Cong Peiwu memperingatkan Kanada agar tidak memberikan suaka kepada para aktivis dan pengunjuk rasa prodemokrasi Hong Kong karena akan membahayakan ”kesehatan dan keamanan” warga Kanada yang berada di Hong Kong.
Pernyataan keras dari Cong, Kamis lalu, itu dibalas teguran dari Menteri Luar Negeri Kanada Francois-Philippe Champagne, Jumat (16/10/2020). Pernyataan Cong itu dinilai Champagne sangat tidak pantas dan mengganggu. Persoalan ini membuat hubungan kedua negara kian tegang.
”Kami meminta Kanada tidak memberi suaka politik kepada pelaku kejahatan di Hong Kong karena akan mencampuri urusan dalam negeri China. Kalau peduli pada stabilitas dan kesejahteraan Hong Kong serta kesehatan dan keselamatan 300.000 warga Kanada di sana, sebaiknya ikut bantu kami melawan kejahatan itu,” kata Cong dalam konferensi pers melalui video.
Cong mengeluarkan pernyataan itu karena menanggapi adanya laporan dua warga Hong Kong yang ikut demonstrasi di Hong Kong tahun lalu yang diberi status pengungsi oleh Kanada. Keputusan itu kemungkinan akan membuat warga Hong Kong yang lain meminta perlindungan ke Kanada. China menduga banyak aktivis atau pengunjuk rasa yang melarikan diri dari China dan meminta perlindungan.
Champagne menegaskan, Kanada akan selalu membela dan memperjuangkan hak rakyat Kanada di seluruh dunia.
Direktur Eksekutif Aliansi Kanada Cherie Wong menilai pernyataan Cong itu jelas ancaman langsung terhadap seluruh rakyat Kanada. Sikap represif pemerintah membuat banyak warga Hong Kong mencari suaka ke Kanada karena mereka tidak lagi merasa aman di Hong Kong. Apalagi setelah Hong Kong kembali di bawah kendali Pemerintah China dengan diberlakukannya Undang-Undang Keamanan Nasional yang baru.
50 tahun
Persoalan ini membayangi hubungan bilateral China dan Kanada yang sudah terjalin selama 50 tahun. Hubungan keduanya mulai goyang ketika Kanada menangkap Meng Wanzhou, direktur finansial perusahaan telekomunikasi China, Huawei, dan putri pendirinya. Meng ditahan karena ada surat peringatan dari Amerika Serikat pada Desember 2018.
Meng kemudian ditahan ketika sedang singgah di Vancouver dan dituntut melakukan penipuan perbankan yang terkait dengan bentuk pelanggaran atas sanksi AS terhadap Iran. Sejak dua tahun terakhir ini, Meng memperjuangkan upaya ekstradisi.
Setelah penangkapan Meng itu, mantan diplomat Kanada, Michael Kovrig, dan pengusaha Michael Spavor ditahan di China atas tuduhan mata-mata. Banyak dugaan langkah ini merupakan bentuk balas dendam China atas kasus Meng. (AFP/AP)