FBI Akan Berkantor di Kamboja untuk Bantu Perangi Terorisme
Amerika Serikat mencoba memperbaiki hubungannya dengan Kamboja dengan mendirikan kantor Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) di kantor Kepolisian Nasional Kamboja.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
PHNOM PENH, SELASA — Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) akan memiliki kantor di markas polisi nasional Kamboja di Phnom Penh untuk membantu melacak pelaku kejahatan AS sekaligus menjadi upaya Washington untuk memperbaiki hubungan dengan negara sekutu China itu.
Juru bicara Kepolisian Kamboja, Chhay Kim Khoen, Selasa (13/10/2020), mengatakan, FBI yang berkantor di Kamboja itu akan membantu kepolisian Kamboja untuk menangkap buron AS dan membantu memerangi terorisme.
”Sebelumnya, kami sudah bekerja sama dalam penanganan kasus demi kasus dan sekarang kami memiliki kantor untuk bekerja sama agar penanganan kasus bisa lebih cepat dilakukan,” kata Chhay Kim. Namun, ia tidak mengetahui sampai kapan FBI akan berkantor di Kamboja.
Dalam surat elektroniknya kepada Reuters, Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Phnom Penh menolak memberikan tanggapan tentang kantor baru FBI di Kamboja. Namun, Kedubes AS menyatakan bahwa FBI dan kepolisian Kamboja telah memiliki hubungan.
”Gugus tugas bersama FBI-Kepolisian Nasional Kamboja yang dibentuk untuk memerangi kejahatan terhadap anak, pencucian uang, dan kejahatan keuangan kini sudah beroperasi. Kerja sama penegak hukum ini membuat kedua negara lebih aman,” kata Kedubes AS.
Gugus tugas yang dibentuk pada tahun lalu dalam sebuah perjanjian itu juga menyasar organisasi kejahatan, pencucian uang, dan melacak buron internasional.
Dalam beberapa tahun, hubungan Kamboja dengan AS kian renggang. Pemerintah Kamboja marah terhadap sikap Washington yang mengkritik pembubaran partai oposisi utama dan penangkapan aktivis serta politisi oposisi oleh Pemerintah Kamboja.
Pekan lalu, Pentagon menyampaikan kekhawatirannya soal penghancuran markas taktis Angkatan Laut Kamboja yang didanai AS. Perdana Menteri Kamboja Hun Sen menyebutkan bahwa penghancuran itu dilakukan untuk kepentingan renovasi.
Kamboja telah berulang kali menyangkal laporan bahwa mereka memiliki kesepakatan rahasia dengan China, mitra diplomatik dan ekonomi terbesar mereka, untuk mendirikan pangkalan militer di sana.
Mengutip dari laman resmi FBI, disebutkan bahwa FBI memiliki lebih dari 35.000 personel termasuk agen khusus dan profesional pendukung, seperti analis intelijen, spesialis bahasa, ilmuwan, ahli informasi, dan teknologi.
Selama lebih dari tujuh dekade, FBI telah menempatkan agen khusus dan personelnya di negara lain untuk membantu melindungi warga AS dengan membangun hubungan dengan penegak hukum, intelijen, dan pasukan keamanan di seluruh dunia.
Saat ini, FBI memiliki 63 kantor atase legal dan lebih dari dua puluh kantor yang lebih kecil di kota-kota kunci di dunia. Setiap kantor didirikan dengan perjanjian yang saling menguntungkan dengan negara tuan rumah dan berlokasi di Kedutaan Besar AS atau Konsulat Jenderal AS di negara tersebut.
Di Asia, FBI memiliki kantor di 12 lokasi, yakni di Beijing, Bangkok, Canberra, Dhaka, Hong Kong, Kuala Lumpur, Jakarta, Manila, New Delhi, Phnom Penh, Seoul, dan Tokyo. (REUTERS)