Mantan Asisten Wapres Membelot ke Demokrat, Buka Borok Kebijakan Trump
Kebijakan Presiden Donald Trump menangani pandemi Covid-19 selalu mendapat kritik keras. Kali ini, mantan asisten Wapres AS Mike Pence yang melontarkan kritik terhadapnya. Ia pun memilih membelot ke kubu rival, Demokrat.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
WASHINGTON, JUMAT — Mantan asisten Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence, Olivia Troye, membelot ke Demokrat dan akan memilih kandidat presiden Demokrat, Joe Biden. Troye menambah jajaran orang pemerintahan Trump yang pada akhirnya menentang Trump dan mengimbau para pemilih untuk tidak memilihnya kembali sebagai presiden AS.
Sebelumnya, ada Miles Taylor, mantan kepala staf di Departemen Keamanan Dalam Negeri, dan Anthony Scaramucci, mantan Direktur Komunikasi Gedung Putih. Troye adalah anggota Gugus Tugas Virus Korona Gedung Putih dan bertugas membantu mengoordinasikan pemerintahan Donald Trump dalam merespons pandemi Covid-19. Troye, yang sejak lama adalah seorang Republikan, keluar dari Gedung Putih pada Juli lalu.
Dalam sebuah video yang dirilis kelompok Republican Voters Against Trump, Kamis (17/9/2020), Troye menyampaikan kritik keras terhadap kebijakan Trump dalam menangani pandemi. Ia mengungkapkan, sejak pertengahan Februari pemerintahan Trump sudah mengetahui bahwa Covid-19 akan menjadi pandemi besar di AS.
”Namun, Presiden tidak mau mendengar itu karena kekhawatiran terbesarnya adalah kita ada pada tahun pemilihan dan bagaimana hal ini akan memengaruhi apa yang dia sebut sebagai rekor kesuksesannya,” kata Troye.
Sejak awal Trump meremehkan virus korona. Namun, lanjut Troye, dirinya terkejut melihat Trump menyebut ancaman itu sebagai kebohongan dan mengatakan semuanya akan baik-baik saja.
Troye menyebutkan, pada sebuah rapat gugus tugas yang ia hadiri, Presiden Trump mengatakan, ”Mungkin Covid-19 ini sesuatu yang baik. Saya tidak suka berjabat tangan dengan orang. Saya tidak suka bersalaman dengan orang-orang menjijikkan.”
”Sesungguhnya ia tidak benar-benar peduli dengan orang lain, ia hanya peduli dirinya sendiri,” ujar Troye dalam video itu. ”Kalau Presiden menanggapi virus ini dengan serius... ia bisa memperlambat penyebaran virusnya, ia bisa menyelamatkan banyak nyawa.”
Kepada wartawan, Trump mengaku tidak pernah bertemu dengan Troye. Ia mengatakan bahwa Troye mengundurkan diri, tetapi menulis sebuah ”surat yang indah” memuji pemerintahan.
Dalam surat itu, yang dirilis oleh Gedung Putih, Troye menyebutkan, sebuah ”kehormatan besar” bisa bekerja di gugus tugas virus korona, tetapi tidak menyebutkan satu pun soal pujian kepada Trump ataupun Pence.
Dalam komentarnya, Pence menggambarkan kata-kata Troye itu seperti suara pegawai yang tidak puas dan bermain politik pada tahun pemilu.
Mengerikan
Troye menyebutkan, adalah sebuah kehormatan bekerja di Gedung Putih, tetapi selama itu ia bergumul dengan pemikiran apakah dirinya telah membuat perubahan atau tidak sebab tindakan presiden merugikan langkah pemerintah dalam merespons pandemi. ”Mengerikan,” ujarnya. ”Itu sangat menakutkan.”
Juru bicara Gedung Putih, Judd Deere, mengatakan, Troye tidak terlibat secara langsung di dalam gugus tugas virus korona dan tidak bertemu dengan Trump secara pribadi. Ia menyebut pernyataan Troye ”sangat tidak akurat”.
Secara global, total kasus Covid-19 telah mencapai 30,1 juta dengan 946.140 kasus meninggal. Sebesar 22 persen dari total kasus global itu atau 6,6 juta kasus berasal dari AS.
Mantan Wakil Presiden AS dan capres dari Demokrat, Joe Biden, mengkritik keras cara Trump merespons pandemi yang telah menyebabkan lebih dari 195.000 warga AS meninggal. Ia menjanjikan pelembagaan rencana nasional pengendalian pandemi jika terpilih jadi presiden pada pemilu 3 November nanti.
Dalam beberapa kesempatan Trump mendorong calon vaksin Covid-19 agar tersedia untuk publik sebelum hari-H pencoblosan pada 3 November nanti. Padahal, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) AS menyebut bahwa paling cepat vaksin tersedia untuk publik pada akhir kuartal II tahun 2021. (REUTERS/AP)