Pembatasan Ketat Korea Selatan Berhasil Tekan Penambahan Kasus Baru Covid-19
Kebijakan pembatasan yang ketat terbukti bisa menurunkan penyebaran Covid-19. Korea Selatan membuktikan hal ini untuk kedua kalinya.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·4 menit baca
Korea Selatan berhasil menekan terus penambahan kasus baru gelombang kedua penularan Covid-19 melalui serangkaian kebijakan pembatasan sosial yang lebih ketat.
SEOUL, SENIN — Korea Selatan melaporkan penambahan kasus baru Covid-19 paling rendah dalam tiga minggu terakhir setelah menerapkan pembatasan lebih ketat untuk mengendalikan gelombang kedua infeksi.
Pada Senin (7/9/2020), Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Korea Selatan (KCDC) melaporkan 119 kasus baru. Setelah sempat mencapai puncaknya pada 27 Agustus lalu, tren penambahan kasus baru di Korsel terus menurun sampai sekarang. Kini, total kasus Covid-19 di negara itu menjadi 21.396 kasus dengan 336 kasus meninggal.
Keberhasilan Korsel mengendalikan laju penyebaran Covid-19 di masa awal pandemi sempat terancam oleh munculnya gelombang infeksi kedua. Sejumlah kluster penularan, yang dimulai dari sebuah tempat ibadah pada pertengahan Agustus, bermunculan. Penambahan kasus baru Covid-19 dalam sehari pun memuncak hingga mencapai 441 pada 27 Agustus lalu. Sejak itu, pembatasan sosial yang lebih ketat diberlakukan untuk menekan penyebaran.
”Dengan kebijakan jaga jarak sosial yang lebih ketat, kasus baru Covid-19 terus turun, dan kami berharap kasus baru akan terus anjlok,” kata Sohn Young-rae, juru bicara Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korsel.
Kebijakan baru yang diambil, antara lain, mencakup pembatasan di restoran di area Seoul yang belum pernah dilakukan sebelumnya, yaitu melarang konsumen makan di tempat setelah pukul 21.00 serta membatasi layanan kafe dan roti hanya untuk dibawa pulang.
Larang mudik
Otoritas kesehatan juga mengimbau warga agar tidak pulang kampung atau mengunjungi saudara pada libur Chuseok, Thanksgiving ala Korsel. Chuseok dimulai pada akhir September dan berlangsung hingga awal Oktober.
Selain itu, walau penambahan kasus baru terus turun, Pemerintah Korsel, Jumat lalu, tetap memperpanjang pembatasan sosial hingga 13 September nanti. Diperlukan waktu lebih lama agar penambahan kasus setiap hari turun tajam.
Hingga Senin (7/9/2020) kemarin, total kasus Covid-19 global mencapai 27,1 juta dengan kasus meninggal mencapai 889.364 kasus. Amerika Serikat tetap menjadi negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia dengan 6,2 juta kasus dan 188.942 kasus meninggal.
Posisi AS disusul oleh negara Asia Selatan, India, yang baru saja melampaui Brasil menjadi negara dengan kasus Covid-19 terbanyak kedua di dunia. India yang berpenduduk hampir 1,4 miliar jiwa itu melaporkan penambahan hampir 91.000 kasus baru Covid-19 dalam sehari. Penambahan ini merupakan rekor tertinggi selama ini, dan menjadikan total kasus Covid-19 di sana menjadi 4,2 juta lebih.
Meski kasus Covid-19 menyebar dengan cepat dan menimbulkan lonjakan kasus baru, banyak negara bagian di India mulai melonggarkan pembatasan untuk menggerakkan ekonomi yang sudah terpuruk karena pandemi.
Layanan kereta api di New Delhi, misalnya, kembali dibuka setelah lima bulan distop. Layanan kereta di 12 kota lain pun sudah dioperasikan kembali. Otoritas memberlakukan aturan ketat bagi penumpang, seperti wajib mengenakan masker, menjaga jarak, dan suhu tubuh tiap penumpang diukur.
Saat jam-jam sibuk di New Delhi, Senin pagi, gerbong yang dioperasikan jarang terisi penuh penumpang. Untuk keperluan jaga jarak, tidak semua bangku boleh diduduki.
Sementara itu, Perancis, Israel, dan Australia adalah beberapa negara yang dalam beberapa hari terakhir memperpanjang kebijakan pembatasan atau karantina wilayahnya. Otoritas di Perancis memasukkan tujuh kawasan baru, termasuk kota-kota besar, seperti Lille, Strasbourg, dan Dijon, ke dalam zona merah yang harus waspada karena kasus Covid-19 di sana meningkat.
Otoritas kesehatan dapat memperluas karantina wilayah untuk menekan penyebaran Covid-19. Pilihan pemberlakuan itu dilakukan setelah Perancis melaporkan hampir 9.000 kasus baru Covid-19, Jumat lalu.
Adapun Israel pada Minggu lalu memutuskan mulai menerapkan ”jam malam” di 40 kota dengan laju infeksi yang tinggi. Perdana Israel Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan, ”lembaga pendidikan” akan ditutup dan kerumunan orang dibatasi mulai Senin.
”Saya mengerti pembatasan ini tidak mudah, tetapi pada situasi sekarang, tidak ada cara lain untuk menghindarinya,” kata Netanyahu.
Saat ini jumlah kasus Covid-19 di Israel mencapai 131.641 dengan jumlah kasus meninggal 1.019 kasus. Israel menjadi negara urutan kelima dengan jumlah kasus per kapita terbanyak di dunia. (AFP/REUTERS)