Penularan Covid-19 Terkendali, China dan Vietnam ”Buka Pintu”
Setelah kembali berhasil mengendalikan pandemi Covid-19, China dan Vietnam mulai membuka kembali pintu perbatasan mereka untuk sejumlah negara tertentu.
Oleh
Luki Aulia
·2 menit baca
BEIJING, KAMIS —Setelah lima bulan ”menutup pintu”, China akhirnya ”membuka pintu” lagi bagi pendatang dari luar negeri meski masih terbatas hanya untuk mereka yang berasal dari Thailand, Kamboja, Pakistan, Yunani, Denmark, Austria, Swedia, dan Kanada. Kedelapan negara ini dipilih karena dianggap paling berisiko rendah menularkan Covid-19. Meski demikian, protokol kesehatan tetap diberlakukan dengan ketat.
Penerbangan internasional pertama maskapai penerbangan Air China dari Phnom Penh, Kamboja, akhirnya mendarat di Bandara Internasional Beijing, Kamis (3/9/2020). Para penumpangnya disambut oleh petugas bandara yang mengenakan alat pelindung diri, termasuk pakaian hazmat.
Semua penumpang mengenakan masker sambil membawa barang bawaan mereka. Beberapa di antaranya bahkan mengenakan pakaian alat pelindung diri yang lengkap. Siapa pun yang hendak bepergian ke China wajib menunjukkan bukti hasil negatif tes Covid-19 sebelum terbang. Mereka juga diwajibkan menjalani karantina selama 14 hari di tempat yang sudah disediakan pemerintah. Setelah itu, mereka harus menjalani dua tes lagi.
Stasiun televisi CCTV menyebutkan, jumlah penumpang dalam penerbangan langsung ke Beijing dibatasi 500 orang per hari untuk masa percobaan ini. China masih khawatir dengan risiko kasus Covid-19 yang masuk dari negara lain karena saat ini China sudah berhasil mengendalikan kasus-kasus penularan dalam negeri. Pada hari Kamis saja, ”hanya” dilaporkan ada 11 kasus di China dan ke-11 kasus itu datang dari luar China.
Sejak akhir Maret lalu, semua penerbangan internasional dengan tujuan Beijing diarahkan ke kota-kota lain di China. Di sana pun semua penumpang harus menjalani tes Covid-19 dan karantina.
Vietnam
Sama seperti China, Vietnam juga akan mulai menerima penerbangan komersial internasional pertengahan September. Namun, Otoritas Penerbangan Sipil Vietnam merekomendasikan menerima penerbangan hanya dari Guangzhou, Seoul, Vientiane, Phnom Penh, Taipei, dan Tokyo. Ini kemungkinan akan ada 5.000 orang yang masuk setiap pekan.
Semua penumpang harus menjalani karantina selama dua pekan di kota kedatangan, kecuali durasi kunjungannya kurang dari 14 hari. Itu pun yang boleh masuk baru orang-orang yang berbisnis dan bukan pelancong atau turis.
Vietnam menghentikan penerbangan dari negara-negara tertentu, akhir Januari lalu. Sebelum menutup perbatasan, Maret lalu, kecuali untuk warga negara Vietnam yang hendak pulang dan warga asing yang memiliki izin khusus. Vietnam berhasil mengendalikan penularan Covid-19 berkat penutupan perbatasan, tes cepat, dan pelacakan kontak. Jumlah kasus di Vietnam bisa dikendalikan dengan hanya 1.046 kasus dan 34 orang yang tewas. Selama 100 hari pun tidak ditemukan kasus penularan dalam negeri.
Langkah untuk membuka kembali penerbangan itu kontras dengan beberapa negara tetangganya, seperti Indonesia, Filipina, Malaysia, dan Thailand. (REUTERS/AFP)