AS Melanggar Konvensi Vienna tentang Hubungan Diplomatik dan Konvensi Vienna tentang Hubungan Kekonsuleran. Itu karena Washington membatasi pergerakan diplomat China di AS
Oleh
kris mada
·3 menit baca
WASHINGTON, KAMIS — China menuding Amerika Serikat melanggar Konvensi Vienna soal hubungan diplomatik dan kekonsuleran. Itu karena Washington menambah pembatasan gerak dan aktivitas bagi diplomat China di AS.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengumumkan pembatasan itu pada Rabu (2/9/2020) siang waktu Washington atau Kamis dini hari WIB. ”Kementerian Luar Negeri mewajibkan diplomat senior China di AS untuk meminta izin mengunjungi kampus dan menemui pejabat pemerintah daerah. Kegiatan yang dihadiri lebih dari 50 orang serta diselenggarakan Kedutaan Besar China dan kantor perwakilan juga membutuhkan izin dari Kementerian Luar Negeri,” kata Pompeo.
Kemenlu AS juga akan memastikan semua akun media sosial milik para diplomat China ditandai dengan jelas. Itu karena Kedutaan Besar AS ditolak mengakses media sosial di China dan warga China dilarang menggunakan media sosial selain buatan China. Sejak lama, aneka media sosial asing, seperti Facebook dan Twitter, tidak bisa diakses di China. Sebaliknya, para pejabat China aktif memakai pelantar-pelantar itu.
Sebelum pembatasan itu, AS telah lebih dulu menutup Konsulat Jenderal China di Houston sebab kantor itu dituding sebagai pusat kegiatan mata-mata dan penyebaran pengaruh China. Beijing membalasnya dengan menutup Konsulat AS Di Chengdu.
Pompeo berkeras, keputusan itu sebagai pembalasan sebab China dinyatakan telah bertahun-tahun menerapkan pembatasn terhadap diplomat AS di China. Beijing menerapkan serangkaian prosedur rumit yang bertujuan menghambat diplomat AS bekerja dan berhubungan dengan warga China. Upaya diplomat AS untuk berkunjung ke perguruan tinggi, menggelar kegiatan kebudayaan, dan aneka aktivitas lain di China selalu dihambat.
Selepas pengumuman Pompeo, Kedubes China di Washington menyatakan menentang keputusan itu. ”Tindakan AS adalah pelanggaran besar terhadap Konvensi Vienna tentang Hubungan Diplomatik dan Konvensi Vienna tentang Hubungan Kekonsuleran,” demikian pernyataan tertulis Kedubes China sebagaimana dikutip Global Times.
Keputusan AS itu dinilai berkebalikan dengan klaim Washington bahwa AS menghargai keterbukaan dan kebebasan. ”Kami mendesak AS memperbaiki kesalahan ini, membatalkan keputusan terkait, dan menyediakan sokongan serta fasilitasi bagi diplomat China di AS untuk menjalankan tugas,” lanjut pernyataan itu.
Pembalasan
Sementara juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, mengatakan, Beijing akan melakukan pembalasan setimpal atas kebijakan Washington itu. Keputusan itu dinilai tidak masuk akal dan penuh khayalan.
”Perilaku itu amat melanggar hukum dan aturan internasional serta sangat mengganggu interaksi dan pertukaran bilateral. Kami kami sangat menentang dan mendesak AS untuk memperbaiki kesalahan serta membatalkan keputusan ini,” tuturnya seraya menyatakan, Beijing selalu mendukung dan memfasilitasi diplomat asing untuk bertugas di AS.
Keputusan Washington, menurut Hua, adalah gambaran lawan China semakin kehilangan kepercayaan diri dan akan sehat. ”Kami mendesak Kementerian Luar Negeri AS menghentikan keputusan salah ini, berhenti mencampuri pergantian petugas, dan berhenti membahayakan hubungan AS-China,” ujarnya sebagaimana dikutip CGTN
Ia mendesak AS bertindak seperti layaknya negara besar dan memenuhi tanggung jawabnya. ”Jika AS gagal memainkan peran lebih aktif dalam mendorong perdamaian dan stabilitas global, setidaknya jangan memperburuk,” katanya.
Direktur Jenderal Asia Timur dan Pasifik Kemenlu AS David Stilwell mengatakan, AS hanya berusaha membuat hubungan dengan China kembali berimbang. Beijing telah bertindak melebihi batas dan karena itu Washington ingin memperbaiki itu. ”Mereka mengerti telah lama dibiarkan dan tidak ada tanggapan,” ujarnya.
Beijing telah membuat keputusan yang tidak menyenangkan, seperti membatasi kegiatan jurnalis asing. Beijing mengusir jurnalis yang membuat laporan soal keburukan China di media-media internasional.
Beberapa waktu lalu, Washington membalas dengan membatasi jumlah jurnalis China yang boleh bekerja di AS. Jurnalis bagi media milik pemerintah atau dekat dengan Pemerintah China juga diperlakukan sebagai perwakilan asing. Dengan demikian, proses perizinannnya berbeda dengan jurnalis dari negara atau media lain. ”Ada 150 diplomat China, orang-orang media negara yang bekerja untuk Kementerian Propaganda, beroperasi di sini tanpa pembatasan, dan hanya sedikit jurnalis AS di China,” ujar Stilwell.
Ia mengatakan, hubungan AS-China tidak berimbang. ”Kami meminta diplomat China memberi tahu perjalanan mereka untuk menemui gubernur, wali kota, dewan sekolah, dan semua hal lain yang kami tahu mereka lakukan. Kami melakukan itu bukan untuk mengurangi hubungan, melainkan untuk membuat mereka mereka mengerti bahwa kami berkeras membuat hubungan ini kembali berimbang,” tuturnya. (REUTERS)