Penetapan pengganti Shinzo Abe akan dilakukan setelah pemilik kursi terbanyak di parlemen, Partai Demokrat Liberal (LDP), selesai memilih presiden barunya.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
TOKYO, SELASA — Parlemen Jepang menjadwalkan sidang paripurna istimewa pada 17 September 2020. Lewat sidang itu, parlemen Jepang akan memutuskan perdana menteri baru yang menggantikan Shinzo Abe.
Asahi Shimbun melaporkan, penetapan pengganti Abe akan dilakukan setelah pemilik kursi terbanyak di parlemen, Partai Demokrat Liberal (LDP), selesai memilih presiden baru. Sebagai penerap parlementarian, pemimpin partai atau gabungan partai dengan kursi terbanyak di parlemen Jepang bisa menjadi perdana menteri (PM).
Kursi presiden LDP dan PM Jepang kosong ditinggalkan Abe yang mendadak mundur pekan lalu karena sakit. Abe menyisakan 13 bulan dari masa jabatan PM yang seharusnya berakhir pada Oktober 2021.
Dalam rapat pada Selasa (1/9/2020), sebagaimana dilaporkan Kyodonews, Dewan Pembina LDP memutuskan tidak ada pemilu internal yang melibatkan semua kader partai. Pemilihan presiden baru akan dilakukan lewat pemungutan suara di antara anggota parlemen asal LDP dan pengurus daerah.
Cara serupa pernah dipakai LDP seusai Abe mundur pada 2007. Kala itu, mereka memilih Yasuo Fukuda sebagai ketua LDP dan karena itu ia otomatis menjadi PM Jepang.
Cara serupa digunakan LDP kala memilih Aso sebagai ketua pada 2008. Anggaran dasar LDP menetapkan, cara untuk memilih Fukuda dan Aso digunakan jika ketua partai mundur sebelum masa jabatannya habis.
Padahal, sedikitnya 140 anggota parlemen dari LDP mengirim petisi yang meminta digelar pemilu dengan melibatkan semua kader LDP. Salah satu penanda tangan petisi itu adalah Shigeru Ishiba yang populer di khalayak, walakin kurang disokong pengurus LDP.
Mantan Menteri Pertahanan Jepang itu telah menyatakan minat untuk menduduki dua kursi yang ditinggalkan Abe. ”Sangat disesalkan tidak semua anggota partai bisa memilih,” ujarnya.
Ketua Dewan Pembina LDP Shunichi Suzuki mengatakan, pengurus daerah diminta menjaring aspirasi kader soal siapa sosok pengganti Abe. Berdasar aspirasi di bawah, pengurus daerah diminta memilih pengganti Abe.
Tahapan pemilihan akan dimulai pada 8 September dan hasilnya akan diketahui pada 14 September 2020.
Suzuki menyebut, cara pemilihan itu dipilih karena Abe mundur di tengah masa jabatan. Selain itu, Jepang dalam situasi tidak biasa di tengah pandemi Covid-19. Karena itu, diperlukan penyederhanaan proses. ”Kalau menyelenggarakan pemilu penuh, akan butuh dua bulan,” ujarnya.
Para calon
Setiap bakal calon presiden LDP harus disokong sekurangnya 20 anggota parlemen agar bisa mendaftar dan ikut pemilu. Selain Ishiba, kini kursi Abe diincar Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga dan mantan Menteri Luar Negeri Fumio Kishida.
Setelah menolak bersikap selama beberapa waktu, Suga akhirnya mengumumkan akan mencalonkan diri di pemilihan presiden LDP.
Hingga saat ini, Suga menjadi bakal calon dengan sokongan terkuat. Dari 394 anggota parlemen asal LDP, 199 anggota menyokong Suga.
Mereka berasal dari tiga faksi, yakni pimpinan Hiroyuki Hosoda dengan 98 anggota parlemen, pimpinan Taro Aso dengan 54 anggota parlemen, dan pimpinan Toshihiro Nikai dengan 47 anggota parlemen.
Aso merupakan Menteri Keuangan dan Wakil PM di masa pemerintahan Abe sekarang. Sementara Nikai merupakan Sekretaris Jenderal LDP, jabatan yang juga pernah diduduki Hosoda.
Suga dipandang bisa meneruskan kebijakan masa Abe. Keberlanjutan itu penting untuk mengurangi ketidakpastian yang dihadapi Jepang di tengah pandemi Covid-19. Selain itu, ia tidak bergabung dalam faksi mana pun di LDP. Berbeda dengan Ishiba dan Kishida yang punya faksi masing-masing.
Pasar keuangan juga lebih menyukai Suga. ”Dia dipertimbangkan sebagai pengambil keputusan yang mangkus di partai dan birokrasi, sekaligus kunci kesuksesan masa Abe. Dia juga berpengalaman dengan situasi pandemi, termasuk dorongannya soal pembatasan total, yang menjadi perhatian utama Jepang sekarang,” kata kepala strategi global pada Nikko Asset Management, John Vail.
Pemilihan presiden LDP menjadi sengit karena Abe tidak secara terbuka mendukung salah satu politisi LDP. Dalam pertemuan dengan Ishiba, ia menolak permintaan sokongan dan menyerahkan urusan itu kepada Nikai. Padahal, Nikai telah menyatakan mendukung Suga.
”Kita harus memilih pemimpin secepatnya untuk menghindari kekosongan kekuasaan,” ujar Nikai. (REUTERS)