Dua Calon Vaksin China Sudah Bisa Dipakai dalam Kondisi Darurat
Walaupun riset uji klinis calon vaksin Covid-19 dari Sinopharm dan Sinovac belum selesai, China sudah memberikan izin penggunaannya untuk alasan darurat.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
BEIJING, JUMAT — Calon vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech Ltd, CoronaVac, telah mendapat izin untuk digunakan dalam kondisi darurat sebagai bagian dari program China yang memvaksinasi kelompok berisiko tinggi seperti tenaga medis, Jumat (28/8/2020).
Sebelumnya, China National Biotec Group (CNBG) juga mengumumkan melalui akun media sosialnya di WeChat bahwa calon vaksin Covid-19 yang mereka kembangkan sudah mendapat izin untuk dipakai dalam keadaan darurat, Minggu (23/8/2020). CNBG adalah anak usaha badan usaha milik negara China National Pharmaceutical Group (Sinopharm).
CNBG yang memiliki dua calon vaksin dalam uji klinis fase ketiga tidak menyebutkan calon vaksin yang mana yang sudah bisa dipakai dalam kondisi darurat.
China telah memberikan calon vaksin Covid-19 yang masih dalam tahap penelitian kepada kelompok berisiko tinggi sejak Juli. Dalam wawancara dengan media minggu lalu, seorang pejabat kesehatan menyebutkan bahwa otoritas bisa mempertimbangkan memperluas penggunaan darurat calon vaksin untuk mencegah kemungkinan terjadinya lonjakan kasus Covid-19 selama musim gugur dan musim dingin nanti.
Secara resmi, China memberikan sedikit informasi soal calon vaksin mana yang sudah diberikan kepada kelompok berisiko untuk kepentingan darurat dan berapa banyak orang yang telah divaksin.
Juni lalu, menurut media milik pemerintah, pegawai perusahaan negara yang bepergian ke luar negeri diizinkan untuk mendapat salah satu calon vaksin Covid-19 yang dikembangkan CNBG. Militer China juga telah mengizinkan pemakaian calon vaksin Covid-19 dari CanSino Biologic.
Saat ini, ada tujuh calon vaksin Covid-19 yang sedang menjalani uji klinis fase ketiga di seluruh dunia. Empat di antaranya berasal dari China. Semua calon vaksin harus melewati tahap uji klinis fase ketiga untuk membuktikan keamanan dan efikasinya sebelum bisa diproses untuk mendapatkan izin edar.
Banyak negara saat ini sedang getol memburu calon vaksin Covid-19 untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya masing-masing. Bahkan, sejumlah negara kaya sudah menandatangani kontrak dengan perusahaan farmasi pengembang vaksin dan menggelontorkan dana besar untuk mendukung riset dan pengadaan vaksin.
Jepang, negara dengan populasi 126 juta jiwa, kini tengah mendorong untuk mendapatkan pasokan vaksin Covid-19 sebanyak empat kali lipat populasinya. Jepang menargetkan memperoleh 521 juta dosis dari lima vaksin Covid-19 berbeda tahun 2021. Untuk itu, baru-baru ini Jepang menyepakati pengadaan vaksin Covid-19 dengan Pfizer Inc dan AstraZeneca PLC, termasuk perusahaan farmasi lokal seperti Shionogi & Co.
Para pejabat Kementerian Kesehatan dan Kantor Kabinet Jepang tidak menanggapi pertanyaan apakah motivasi Jepang yang ingin mengamankan vaksin Covid-19 terkait dengan penyelenggaraan Olimpiade.
Pada Jumat (28/8/2020), India melaporkan kasus baru Covid-19 sebanyak 77.266 kasus dalam 24 jam terakhir sehingga total kasus Covid-19 yang sudah dilaporkan negara itu menjadi 3,39 juta kasus. Sementara kasus meninggalnya bertambah 1.057 orang sehingga total kasus meninggal menjadi 61.529 kasus.
Penambahan kasus baru di India itu menjadi penambahan kasus yang terbesar dalam 24 jam terakhir di dunia sejak 7 Agustus 2020. Kini, India menempati urutan ketiga negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat dan Brasil.
Di Eropa, Robert Koch Institute (RKI) Jerman melaporkan penambahan 1.571 kasus Covid-19 baru sehari terakhir sehingga total kasus Covid-19 menjadi 239.507 kasus. Adapun kasus meninggal bertambah tiga hingga menjadi 9.288 kasus.
Sementara itu, The Telegraph, Kamis (27/8/2020), melaporkan, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akan meluncurkan kampanye kembali ke tempat kerja minggu depan. Boris mengatakan, bekerja dari rumah akan membuat orang lebih rentan dipecat.
Kampanye itu akan meyakinkan publik bahwa tempat kerja adalah tempat yang aman. Di saat yang sama pemerintah menyiapkan aplikasi daring untuk membantu warga menghindari kereta dan bus yang padat.
Di Perancis, mulai Jumat, otoritas setempat mewajibkan penggunaan masker di seluruh tempat untuk mengendalikan lonjakan kasus Covid-19. Aturan ini berlaku juga untuk pejalan kaki dan pengguna sepeda dan berlaku juga untuk warga di daerah pinggiran. (REUTERS)