Kerusuhan Rasial Pecah Lagi di AS, Massa Bentrok dengan Polisi
Aparat polisi antihuru-hara mulai mendesak massa keluar dari gedung pengadilan Wisconsin memakai gas air mata. Warga membalas dengan melemparkan botol dan tembakan kembang api.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
KENOSHA, SELASA — Unjuk rasa yang berujung rusuh terkait isu rasisme kembali terjadi di Amerika Serikat. Marah karena polisi kembali menembak warga kulit hitam dan memprotes jam malam, massa pengunjuk rasa kembali terlibat bentrok dengan polisi yang menembakkan gas air mata.
Peristiwa itu terjadi di Kenosha, Wisconsin, AS, pada hari kedua protes massal, Senin (24/8/2020) malam waktu setempat. Tindakan polisi menembaki massa pengunjuk rasa dengan gas air mata itu dibalas massa dengan melemparkan botol-botol dan melepaskan tembakan kembang api di depan gedung pengadilan.
Setelah kasus penganiayaan oleh polisi kulit putih terhadap warga kulit hitam, George Floyd, hingga tewas pada tiga bulan lalu, kini Jacob Blake yang menjadi korban kebrutalan polisi. Ia ditembak tujuh kali dari belakang oleh dua polisi, Minggu lalu, dan kini Blake masih kritis di rumah sakit.
Bentrokan terbaru antara aparat kepolisian Kenosha dengan warga setempat di malam kedua itu terjadi setelah rekaman video penembakan Blake (29) beredar. Dalam video itu terlihat Blake ditembak di depan ketiga anaknya yang sedang menunggu di dalam mobil.
Untuk memulihkan situasi keamanan, pemerintah daerah Kenosha memberlakukan jam malam. Namun, sesaat setelah jam malam dimulai pada pukul 20.00 waktu setempat, massa malah rusuh. Jam malam berlaku hingga pukul 07.00. Aparat polisi antihuru-hara mulai mendesak massa keluar dari gedung pengadilan daerah memakai gas air mata.
Gas air mata ditembakkan setelah para pengunjuk rasa melempari polisi dengan botol-botol plastik minuman di kantor kepolisian daerah Kenosha. Ada juga yang melempari kantor polisi dengan kembang api. Ada juga yang memecahkan lampu lalu lintas dan membakar gedung dekat kantor polisi.
Bentrokan polisi dengan massa terjadi beberapa jam setelah puluhan polisi berhadapan dengan ratusan pengunjuk rasa yang meneriakkan, ”Tidak ada keadilan. Tidak ada perdamaian. Sebut namanya, Jacob Blake.
Setelah ditembak, Blake segera dibawa ke rumah sakit. Kini, menurut pengakuan keluarganya, Blake sudah berhasil dioperasi dan kondisinya membaik.
Pemerintah daerah Kenosha memberlakukan jam malam setelah massa membakar beberapa mobil dan merusak gedung pengadilan, Minggu malam. ”Kami minta masyarakat untuk pulang dan tidak berkeliaran di jalanan demi keamanan,” demikian pernyataan tertulis kantor kepolisian daerah Kenosha.
Gubernur Wisconsin Tony Evers akan mengirimkan 125 tentara Garda Nasional untuk menangani massa dan memulihkan keamanan. Ia meminta massa tenang dan menjaga keamanan.
Michelle dan Kalvin yang ikut berunjuk rasa membawa dua anak mereka yang berusia 7 tahun dan 8 tahun karena mereka mau kedua anak mereka ikut menyaksikan upaya perubahan di AS.
”Kami mau mereka melihat bagaimana kita memperjuangkan perubahan supaya mereka jangan sampai mengalami perlakuan brutal,” kata Michelle.
Warga lain, Sherese Lott (37), menuntut polisi untuk bertanggung jawab. ”Kalau saya membunuh seseorang, saya pasti dihukum dan dituding pembunuh. Mustinya polisi begitu juga,” ujarnya.
Unjuk rasa juga terjadi di kota Minnesota, Senin malam, untuk menuntut keadilan bagi Blake. Beberapa orang terlihat membakar bendera AS. Demonstrasi juga terjadi di New York City. ”Saya marah dan saya capek. Sangat capek dengan kondisi begini terus,” kata Awal, seorang warga, yang ikut berunjuk rasa di New York City. (AFP/AP)