Polisi Kembali Tembak Warga Kulit Hitam, AS Hadapi Kerusuhan Besar
Polisi Amerika Serikat seperti tak pernah berniat menghentikan kekerasan senjata terhadap warga kulit hitam.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
KENOSHA, SELASA — Seorang polisi di Wisconsin, Amerika Serikat, menembak Jacob Blake, warga kulit hitam di kota Kenosha, dengan tujuh tembakan dari belakang di hadapan anak-anaknya. Kejadian ini tertangkap kamera video dan membuat masyarakat AS murka lalu protes dengan turun ke jalan.
Pemerintah daerah Wisconsin meminta bantuan pasukan Garda Nasional untuk mengendalikan massa yang sudah selama dua hari ini protes. Jam malam status darurat dari pukul 20.00 sampai pukul 07.00 diberlakukan.
Dalam rekaman video yang tersebar terlihat dua polisi menembak Blake (29) tujuh kali di bagian punggung dalam jarak dekat. Blake ditembak ketika hendak masuk ke dalam mobilnya.
Rekaman video itu dan tidak adanya penjelasan alasan penembakan tersebut membuat warga murka. Kasus Blake mengingatkan pada pembunuhan George Floyd, warga Afrika Amerika, oleh polisi Minneapolis, tiga bulan lalu, yang memantik gelombang protes dan kerusuhan masif di sejumlah kota di AS.
Setelah ditembak, Blake segera diterbangkan ke rumah sakit di Milwaukee. Kondisinya kritis, tetapi menurut keluarga Blake, Senin sore atau Selasa pagi WIB, operasinya berhasil dan kini kondisinya membaik.
Gubernur Wisconsin Tony Evers mengaku pihaknya belum mengetahui apa yang telah terjadi dan alasan penembakan. ”Yang kita tahu Blake bukan warga kulit hitam pertama atau warga pertama yang ditembak atau terluka gara-gara aparat hukum,” kata Evers, Senin (24/8/2020).
Kandidat presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, meminta tragedi itu diselidiki. ”Kemarin, Jacob Blake ditembak tujuh kali dari belakang oleh polisi. Anak-anaknya melihat peristiwa itu dari dalam mobil. Ini harus diselidiki tuntas dan transparan,” ujarnya.
Kepolisian Kenosha meminta publik tidak terburu-buru menyalahkan polisi dan menanti penyelidikan Departemen Kehakiman Wisconsin selesai. Saat ini, kedua polisi yang terlibat dalam insiden ini sudah diminta untuk cuti.
”Seperti biasa, video yang beredar itu tidak menunjukkan kejadian yang sebenarnya,” kata Presiden Asosiasi Polisi Profesional Kenosha Pete Deates.
Pengacara hak sipil, Ben Crump, yang mewakili keluarga Floyd dan warga kulit hitam lain yang menjadi korban kekerasan polisi, menjelaskan pada waktu itu Blake sedang berusaha melerai dua perempuan yang sedang berkelahi. Di saat itu pula, tiga anak Blake sedang berada di dalam mobil.
Evers akan mengirimkan 125 tentara Garda Nasional untuk memulihkan ketertiban dan keamanan. Ia meminta masyarakat tetap tenang. ”Saya paham insiden ini memunculkan kembali trauma, rasa takut, dan lelah menjadi orang hitam di negeri ini,” ujarnya.
Evers kembali meminta reformasi kepolisian yang sudah diajukan dua bulan lalu, tetapi dikesampingkan oleh Partai Republik. ”Kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi,” ujarnya.
Kepolisian menjelaskan, dua polisi berada di lokasi kejadian karena menerima permintaan bantuan untuk menangani perselisihan domestik. Mereka tidak mengatakan apakah Blake membawa senjata atau tidak atau kenapa mereka menembak Blake.
Orang yang mengaku merekam kejadian itu, Raysean White (22), mengatakan Blake terlihat sedang bergumul dengan tiga polisi. Ia mendengar ada teriakan, ”Jatuhkan pisaunya! Jatuhkan pisaunya!” Lalu terdengar tembakan. Namun, ia tidak melihat ada pisau di tangan Blake. (REUTERS/AFP/AP)